Bagi pembaca lama DUCKOFYORK tentunya sudah nggak asing dengan istilah Stunting. Ya, stunting merupakan salah satu masalah gizi kronis yang masih banyak terjadi di Indonesia. Penyebabnya adalah kurangnya asupan gizi dalam waktu panjang sehingga mengganggu tumbuh kembang anak dan berpengaruh sampai dia dewasa.
Masalah stunting dan gizi buruk ini bener-bener serius di Indonesia, sampai kita punya Peraturan Presiden Nomor 72 tentang Percepatan Penurunan Stunting. Nggak cuma itu, potensi kerugian ekonomi karena masalah stunting ini diperkirakan mencapai 2-3% dari Pendapatan Domestik Bruto per tahun atau sekitar 450-500 triliun per tahun. Ngeri banget kan?
Penyebab Stunting
Banyak yang belum paham apa penyebab stunting, padahal jawabannya mudah banget: buruknya pola makan, pola asuh, dan sanitasi yang buruk jadi penyebab utamanya. Di Indonesia masih banyak orang tua yang belum siap untuk menyiapkan pola makan dan pola asuh yang optimal, khususnya di 1000 hari pertama kehidupan.
Padahal di 1000 Hari Pertama Kehidupan inilah anak tumbuh dengan pesat. Jadi 1000 hari pertama kehidupan ini dihitung dari saat bayi masih berada dalam kandungan sampai dengan usia 3 tahun. Disinilah vicious cycle-nya terjadi: anak yang stunting akan tumbuh menjadi remaja yang malnutrisi dan beresiko terkena anemia. Remaja yang malnutrisi beresiko menjadi ibu yang malnutrisi dan melahirkan bayi yang malnutrisi juga.
Nggak habis-habis kan?
Makanya banyak banget pihak yang berjuang gimana bisa ada intervensi yang tepat buat stunting, mulai dari pemerintah, swasta, sampai masyarakat. Semua bnerperan dalam porsinya masing-masing untuk mencegah stunting, misalnya saja Danone yang mengadakan Perjalanan Aksi Cegah Stunting.
Perjalanan Aksi Cegah Stunting
Danone sendiri memiliki 3 fokus kegiatan untuk mencegah stunting yang dikembangkan bersama banyak stakeholder, yaitu:
1. Fokus Pola Makan
Karena salah satu penyebab stunting yang paling terlihat di masyarakat adalah kebiasaan dan pola makan yang buruk pada keluarga, maka salah satu program Danone bersama multi stakeholder adalah Isi Piringku, Warung Anak Sehat, dan Ayo Minum Air.
Sebelumnya saya juga sudah pernah membahas soal isi piringku dan ayo minum air di blog ini. Silahkan dibaca ya.
2. Fokus Pola Asuh
Selain pola makan, hal lain yang perlu diperbaiki di masyarakat adalah pola asuh. Untuk mengintervensi hal ini, diperlukan edukasi kepada orang tua, para guru PAUD, dan remaja. Sebelumnya saya juga sudah pernah membahas seputar intervensi kegiatan yang dilakukan Danone melalui Bunda Mengajar dan GESID. Danone juga memiliki program TANGKAS dan Aksi Cegah Stunting yang akan kita bahas saat ini.
3. Sanitasi
Jika pola makan dan pola asuh sudah tepat, namun sanitasi belum diterapkan dengan baik maka hasilnya pun tidak akan maksimal. Dengan menguatkan akses air bersih dan sanitasi melalui pembangunan sarana dan prasarana serta promosi kesehatan berbasis masyarakat, Danone sendiri memiliki program-program seperti Water Access Sanitation and Hygiene (WASH) dan Promosi STBM.
Perjalanan Aksi Cegah Stunting di Yogyakarta
Kali ini saya berkesempatan untuk mengikuti perjalanan aksi cegah stunting di Yogyakarta. Tentunya saya nggak sendirian, melainkan ditemani teman-teman DBA dan DDA yang selalu membersamai di setiap kegiatan Danone yaitu kembaran ketemu gede saya alias Akbar Muhibar Berkabar dan Berkibar, Mak Ima alias Manda, Rizka dan Oppa Hendy.
Isi Piringku di TK PKK Budi Rahayu
Perjalanan kami dimulai dari TK PKK Budi Rahayu di Kecamatan Mergangsan Yogyakarta. Disini kami dikenalkan pada adik-adik lucu yang sudah menerapkan panduan program isi piringku sejak dini.
Jadi pada tahun 2018, TK PKK Budi Rahayu ini sempat menjuarai kompetisi isi piringku yang diadakan di Jogja. Setelah itu, TK ini menerapkan panduan Isi Piringku yang diberikan oleh Danone dengan cara meminta orang tua membawakan bekal kepada anak-anak dengan mengikuti panduan isi piringku.
Cara ini terbukti efektif karena orang tua pun mau gak mau jadi ikut makan-makanan sehat yang dimakan oleh anak-anaknya. Selain itu anak-anak juga jadi lebih bersemangat untuk memakan buah dan sayur bersama teman-temannya. Sungguh peer pressure yang baik ya!
Sejak tahun 2018 sampai dengan pertengahan tahun 2022, program Isi Piringku PAUD telah berhasil menjangkau 6119 PAUD, 12916 guru, 142428 siswa, serta 157669 orang tua di 27 Kabupaten dan Kota di 9 Provinsi di Indonesia. Keren banget kan?
Program Bunda Mengajar
Sebelumnya saya pernah membahas mengenai program bunda mengajar yang menurut saya keren banget. Program ini dikembangkan sejak tahun 2016 di Kelurahan Bumijo Yogyakarta oleh PT Sarihusada Generasi Mahardika, dan mulai direplikasi di kelurahan Kricak dan Wirobrajan sejak tahun 2021.
Kegiatan utama dari Bunda Mengajar adalah pelatihan dan pendampingan kader kesehatan masyarakat serta urban farming. Kader kesehatan ini penting banget karena membuat ideas-ideas soal kesehatan jadi lebih dekat dengan para Ibunda. Nggak cuma itu, para Bunda juga mendapatkan pelatihan seputar pentingnya gizi seimbang, pola asuh, pengisian KIA, dan pengukuran antropomerti.
Selain itu, para ibu juga mendapatkan pelatihan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat serta training of trainers agar mereka bisa memberikan penyuluhan pada masyarakat.
Kelompok Tani Ngremboko
Nggak cuma soal kesehatan, para Ibu juga melakukan urban farming dengan berkolaborasi dengan Kelompok Tani Ngremboko. Urban Farming ini memanfaatkan lahan urban yang sempit dengan menanam sayuran, buah, dan tanaman obat secara vertikal. Tak hanya itu, ada juga peternakan mini untuk ayam dan ikan dengan kolam dan kandang yang terbatas.
Kolaborasi ini menghasilkan panen yang dpaat dimanfaatkan oleh warga sehingga makanan bergizi menjadi lebih aksesibel untuk semua. Biaya yang dikeluarkan untuk berbelanja juga dapat ditekan, belum lagi pendapatan yang didapatkan dari penjualan hasil panen dan bibit tanaman.
Warung Anak Sehat
Bagi para pecinta jajan seperti saya jelas paling semangat di bagian warung anak sehat ini hehehehe. Kenapa? Karena kami mengunjungi SDN 3 Kotagede, Yogyakarta untuk melihat kantin dengan jajanan sehat yang beroperasi disini.
Program ini dikembangkan oleh Danone SN Indonesia untuk mengurangi angka malnutrisi pada anak-anak yang berusia 5-12 tahun. Nggak cuma itu, program ini juga merupakan program pemberdayaan perempuan yang luar biasa menarik.
Saat pandemi, para ibu kantin banyak yang terancam tidak bisa berjualan lagi karena sekolah tutup dan pada akhirnya kehilangan mata pencahariannya. Danone memberikan dukungan berupa engagement (edukasi, komunikasi, dan support) serta mentransisikan sistem bisnis para ibu kantin menjadi berbasis online.
Nggak cuma itu, jajanan yang dijual para ibu kantin inipun bertransisi menjadi jajanan sehat dengan nilai nutrisi. Ada berbagai macam pilihan jajanan sehat seperti jajan pasar, susu, serta makanan padat gizi lainnya.
Pada tahun 2021, program ini mendapatkan penghargaan internasional berupa Gender Equality European and International Standard (GEEIS) Sustainable Development Goals Trophy sebagai salah satu perusahaan dan organisasi yang turut berkomitmen dan berinisiatif untuk memberdayakan perempuan lho!
Research and Innovation (R&I) dari Danone di Pabrik Sarihusada Yogyakarta
Nggak cuma membuat program-program yang luar biasa, Danone juga nggak henti-hetinya berupaya untuk melakukan riset dan inovasi bertaraf internasional untuk produk-produk yang dirilis oleh Danone. Dengan komitmen tersebut, Danone mengembangkan produk makanan dan minuman dengan kualitas tinggi dan bernutrisi.
Kami diajak menuju R&I Danone di Pabrik Sarihusada, namun disini kami tidak boleh mengambil foto hihihi. Jadi saya cuma bisa bercerita sedikit soal pengalaman saya melihat bagaimana para ahli dan scientist di Danone mengembangkan produk. Nggak cuma formulasi, sampai packaging pun dipikirkan betul dan di-prototype di pabrik ini. Keren banget pokoknya.
Ada 4 fasilitas teknologi yang dimiliki oleh pabrik ini, yaitu pilot plant, laboratorium pengemasan produk dan bahan baku, laboratorium sensori, dan laboratorium pengemasan. Alat-alat yang digunakan juga canggih dan keren-keren. Jujur jadi pengen kerja disini tapi saya nggak ngerti apa-apa soal laboratorium wkwkwkw.
Waktu saya tanya, kalau hari biasa apakah lab-nya libur dan kosong karena nggak ada produk baru? Eh jawabannya adalah lab ini akan terus running karena selalu ada riset dan inovasi yang berjalan dari Danone. Gokiiiill!!!
kegiatan cegah stunting dari Danone ini memang membuat saya tersadar jika memang pencegahan stunting itu penting banget. Melihat para adek-adek di TK Budi Rahayu dan SDN 3 Kotagede membuat saya tersadar kalau saya semakin tua kalau masa depan kita ada pada generasi muda ini. Jika kita nggak menjaga mereka dari bahaya gizi buruk, lantas siapa lagi?
Semoga di tahun depan, angka gizi buruk dan stunting di Indonesia semakin mengecil bahkan habis, sehingga generasi-generasi unggul di Indonesia bisa tumbuh dengan ceria dan bahagia. Salam bebas stunting!