Setelah berbulan-bulan seperti ((menghilang)) dari jagat media sosial, sebenarnya saya nggak kemana-mana. Saya masih nulis, hanya saja tentunya untuk platform lain dan blog lain. Guest post lah istilahnya. Dengan bertambahnya kesibukan, tentu saja tanggung jawab yang saya emban bertambah.
Jadi, dalam blog post kali ini saya hanya ingin menyempatkan diri untuk menyapa teman-teman online karena sungguh 2 tahun sendirian aja di rumah itu nggak enak banget.
Saya lebih bekerja di depan PC (beberapa bulan lalu saya sudah cerita kalau saya tahun lalu merakit PC and it's the best thing ever) dan bekerja, menulis, serta main game. Tapi ya manusiawi lah ya, kadang saya juga bosen bekerja, pengen jalan-jalan, pengen liburan, pengen nikmatin tanggal merah dan lain sebagainya.
Jadi sebenernya gimana kondisi saya setelah 2 tahun pandemi?
Freelance Work
Selama pandemi saya mencoba petualangan baru di dunia SEO. Pada awal februari 2020, saya mulai membuka jasa SEO untuk blogger karena banyaknya permintaan dari teman-teman blogger yang ingin dibantu blognya, terutama untuk hal-hal teknis.
Selain bekerja di bidang SEO, saya juga mencoba hal baru lainnya seperti menjadi pembicara di banyak acara seputar Blog. Bagi saya, acara-acara ini bagus untuk networking. Saya bertemu banyak teman baru dari acara-acara tersebut.
Ada beberapa pekerjaan lama yang saya tinggalkan karena permintaannya berkurang drastis seperti jasa retouch foto dan jasa foto produk. Selama pandemi saya lebih banyak mengabdikan diri ke penelitian dan pekerjaan sosial. Saya jug meliburkan jasa mediator, karena jujur rasanya lelah sekali melihat pertengkaran di tengah pandemi.
Dalam memilih pekerjaan freelance tentunya saya mempertimbangkan banyak hal: jam kerja, bayaran yang didapatkan, juga kecocokan dengan team dan teman kerja. Iya team, karena nggak semua kerjaan saya handle sendiri.
Tantangan freelancing selama Pandemi yang paling berasa buat saya adalah membagi waktu antara pekerjaan dan kehidupan pribadi. Sebelum pandemi ini hal yang cenderung mudah karena jarang sekali client akan menghubungi saya di luar jam kerja, namun karena semua orang WFH dan kebanyakan belum memahami konsep batasan selama bekerja di rumah, jadilah saya harus sedikit lebih pengertian.
Untung kayanya setelah setahun WFH orang-orang jadi lebih paham kalau WFH bukan berarti nggak kerja hehehehe.
Jam kerja saya dimulai pukul 9 pagi dan berakhir sekitar jam 9 atau 10 malam setiap harinya. Saya juga lebih banyak mengambil mental note apabila saya sudah keliatan kelelahan atau terlalu banyak bekerja. Untungnya kebanyakan klien saya pengertian dan mau memahami bahwa saya juga butuh makan dan tidur hehehe.
Work-Life Balance
Ini yang menurut saya tricky banget. Saya jadi harus menyeimbangkan diri antara bekerja dan kehidupan personal. Ini susah banget, apalagi saya sendiri juga sebenarnya butuh banyak waktu untuk beristirahat. Kadang pekerjaan yang datang secara bersamaan membuat kerjaan saya menumpuk dan saya harus pelan-pelan menyelesaikannya.
Tentunya saya bersyukur karena dikelilingi lingkungan yang suportif dan memahami bahwa kesehatan itu penting. Saya juga masih bisa bangun sedikit siang dan menonton netflix dengan riang gembira. Meski tidak aktif mereview film, tapi saya juga masih sempat menikmati momen nonton serial favorit sebelum tidur bersama suami dan kucing-kucing.
Saya juga jadi belajar kalau menjaga kesehatan itu penting sekali. Setelah pengalaman keluarga terkena COVID-19 di bulan Juli lalu, saya jadi lebih sadar untuk menjaga sistem imun dan kesehatan. Salah satu hal yang biasa saya lakukan adalah minum multivitamin dan berolahraga.
Jujur, saya juga bersyukur karena banyak banget pengeluaran terkait kesehatan yang selalu dibantu oleh kantor dan klien. Tapi, mengutip kata sahabat saya, sehat itu sebenarnya murah. Yang mahal adalah menumbuhkan habit untuk menjaga kesehatan.
Lalu berasa banget kalau sebenarnya kesehatan fisik itu ngaruh ke kesehatan mental. Saya merasa banget kalau badan lagi capek, saya cenderung emosional dan nggak bisa mikir. Bahkan, saya pernah nggak sengaja transfer dengan nominal yang salah karena kondisi badan sedang nggak fit. Kalau dipikir-pikir lagi, bahaya banget memang kalau kita bekerja dengan kondisi setengah sadar begitu.
Ini beberapa hal yang saya lakukan untuk menjaga work-life balance selama pandemi ini:
- Rutin berolahraga ringan, meskipun hanya 15 menit dalam sehari. Nggak harus yang susah kok, saya biasanya nyari video olahraga atau yoga di youtube.
- Mencoba makan lebih sehat. Meskipun nggak bener-bener 100% clean eating tapi saya mencoba untuk mengurangi makanan yang berlemak, jeroan, dan makanan berkolesterol tinggi.
- Tidur dengan cukup. Kadang jika kesulitan untuk tidur saya mencoba untuk mengurangi penggunaan gadget agar otak bisa benar-benar beristirahat.
- Mengonsumsi vitamin C dan multivitamin sebagai asupan tambahan.
- Mengoptimalkan jam kerja dengan mengurangi distraksi saat bekerja.
- Learn to say no ke klien apabila permintaan yang diberikan sudah di luar job description atau saat kita memang belum dapat memenuhi ekspektasi klien tersebut.
Ya kira-kira beginilah life update dari saya setelah hampir 2 tahun pandemi. Sekarang gantian, selama 2 tahun ini apa yang berubah dari hidup kalian? Coba cerita yuk di kolom komen di bawah. Sampai jumpa lagi di post berikutnya!
Setelah berbulan-bulan seperti ((menghilang)) dari jagat media sosial, sebenarnya saya nggak kemana-mana. Saya masih nulis, hanya saja tentunya untuk platform lain dan blog lain. Guest post lah istilahnya. Dengan bertambahnya kesibukan, tentu saja tanggung jawab yang saya emban bertambah.
Jadi, dalam blog post kali ini saya hanya ingin menyempatkan diri untuk menyapa teman-teman online karena sungguh 2 tahun sendirian aja di rumah itu nggak enak banget.
Saya lebih bekerja di depan PC (beberapa bulan lalu saya sudah cerita kalau saya tahun lalu merakit PC and it's the best thing ever) dan bekerja, menulis, serta main game. Tapi ya manusiawi lah ya, kadang saya juga bosen bekerja, pengen jalan-jalan, pengen liburan, pengen nikmatin tanggal merah dan lain sebagainya.
Jadi sebenernya gimana kondisi saya setelah 2 tahun pandemi?
Freelance Work
Selama pandemi saya mencoba petualangan baru di dunia SEO. Pada awal februari 2020, saya mulai membuka jasa SEO untuk blogger karena banyaknya permintaan dari teman-teman blogger yang ingin dibantu blognya, terutama untuk hal-hal teknis.
Selain bekerja di bidang SEO, saya juga mencoba hal baru lainnya seperti menjadi pembicara di banyak acara seputar Blog. Bagi saya, acara-acara ini bagus untuk networking. Saya bertemu banyak teman baru dari acara-acara tersebut.
Ada beberapa pekerjaan lama yang saya tinggalkan karena permintaannya berkurang drastis seperti jasa retouch foto dan jasa foto produk. Selama pandemi saya lebih banyak mengabdikan diri ke penelitian dan pekerjaan sosial. Saya jug meliburkan jasa mediator, karena jujur rasanya lelah sekali melihat pertengkaran di tengah pandemi.
Dalam memilih pekerjaan freelance tentunya saya mempertimbangkan banyak hal: jam kerja, bayaran yang didapatkan, juga kecocokan dengan team dan teman kerja. Iya team, karena nggak semua kerjaan saya handle sendiri.
Tantangan freelancing selama Pandemi yang paling berasa buat saya adalah membagi waktu antara pekerjaan dan kehidupan pribadi. Sebelum pandemi ini hal yang cenderung mudah karena jarang sekali client akan menghubungi saya di luar jam kerja, namun karena semua orang WFH dan kebanyakan belum memahami konsep batasan selama bekerja di rumah, jadilah saya harus sedikit lebih pengertian.
Untung kayanya setelah setahun WFH orang-orang jadi lebih paham kalau WFH bukan berarti nggak kerja hehehehe.
Jam kerja saya dimulai pukul 9 pagi dan berakhir sekitar jam 9 atau 10 malam setiap harinya. Saya juga lebih banyak mengambil mental note apabila saya sudah keliatan kelelahan atau terlalu banyak bekerja. Untungnya kebanyakan klien saya pengertian dan mau memahami bahwa saya juga butuh makan dan tidur hehehe.
Work-Life Balance
Ini yang menurut saya tricky banget. Saya jadi harus menyeimbangkan diri antara bekerja dan kehidupan personal. Ini susah banget, apalagi saya sendiri juga sebenarnya butuh banyak waktu untuk beristirahat. Kadang pekerjaan yang datang secara bersamaan membuat kerjaan saya menumpuk dan saya harus pelan-pelan menyelesaikannya.
Tentunya saya bersyukur karena dikelilingi lingkungan yang suportif dan memahami bahwa kesehatan itu penting. Saya juga masih bisa bangun sedikit siang dan menonton netflix dengan riang gembira. Meski tidak aktif mereview film, tapi saya juga masih sempat menikmati momen nonton serial favorit sebelum tidur bersama suami dan kucing-kucing.
Saya juga jadi belajar kalau menjaga kesehatan itu penting sekali. Setelah pengalaman keluarga terkena COVID-19 di bulan Juli lalu, saya jadi lebih sadar untuk menjaga sistem imun dan kesehatan. Salah satu hal yang biasa saya lakukan adalah minum multivitamin dan berolahraga.
Jujur, saya juga bersyukur karena banyak banget pengeluaran terkait kesehatan yang selalu dibantu oleh kantor dan klien. Tapi, mengutip kata sahabat saya, sehat itu sebenarnya murah. Yang mahal adalah menumbuhkan habit untuk menjaga kesehatan.
Lalu berasa banget kalau sebenarnya kesehatan fisik itu ngaruh ke kesehatan mental. Saya merasa banget kalau badan lagi capek, saya cenderung emosional dan nggak bisa mikir. Bahkan, saya pernah nggak sengaja transfer dengan nominal yang salah karena kondisi badan sedang nggak fit. Kalau dipikir-pikir lagi, bahaya banget memang kalau kita bekerja dengan kondisi setengah sadar begitu.
Ini beberapa hal yang saya lakukan untuk menjaga work-life balance selama pandemi ini:
- Rutin berolahraga ringan, meskipun hanya 15 menit dalam sehari. Nggak harus yang susah kok, saya biasanya nyari video olahraga atau yoga di youtube.
- Mencoba makan lebih sehat. Meskipun nggak bener-bener 100% clean eating tapi saya mencoba untuk mengurangi makanan yang berlemak, jeroan, dan makanan berkolesterol tinggi.
- Tidur dengan cukup. Kadang jika kesulitan untuk tidur saya mencoba untuk mengurangi penggunaan gadget agar otak bisa benar-benar beristirahat.
- Mengonsumsi vitamin C dan multivitamin sebagai asupan tambahan.
- Mengoptimalkan jam kerja dengan mengurangi distraksi saat bekerja.
- Learn to say no ke klien apabila permintaan yang diberikan sudah di luar job description atau saat kita memang belum dapat memenuhi ekspektasi klien tersebut.
Ya kira-kira beginilah life update dari saya setelah hampir 2 tahun pandemi. Sekarang gantian, selama 2 tahun ini apa yang berubah dari hidup kalian? Coba cerita yuk di kolom komen di bawah. Sampai jumpa lagi di post berikutnya!
Wah menghilang untuk muncul dimana-mana dong nih. Kerja freelance plus wfh memang bikin orang sering nggak sadar thd keseimbangan hidup. Padahal cara bekerja spt itu akan makin normal di masa depan. Semoga sehat selalu ya.
BalasHapusselama 2 tahun ini, untuk kegiatan ngantor masih tetep, dulu pas awal awalnya cvid sempet wfh beberapa bulan, dibuat selang seling
BalasHapusterus beberapa bulan terakhir konsumsi vitamin yang "bener" karena sebelumnya kalau beli vitamin yang ecek-ecek mbak, kayak ga niat konsumsi. sampe akhirnya terpapar covid
olahraga pas rajin waktu isoman beberapa waktu lalu malahan
Selama 2 tahun masa pandemi ini udah jatuh bangun memulai usaha, mulai dari makanan, jual baju sebagai dropshiper, buka usaha furniture interior tp masih belum ada yang berhasil hahaha. .
BalasHapusKendalanya g jauh-jauh dari modal yang minim sih hihihi.
Dan sekarang lagi nyobak belajar nulis di blog, biar ada kegiatan yang berbau-bau belajar gitu, biar otaknya g jadi bebel karena g sering dipake mikir Hehehe.
Work life balance, nice sharing mas. Kalo boleh cerita dua bulan belakangan masih sibuk kerja dan kerja. Blog gratisan saya saja ga keurus. Padahal saya sangat hobby menulis, banyak yg bilang tulisan saya bagus (hehe, gak canda). Tapi ya itulah, blog terpaksa di anaktirikan karena lebih fokus kerja. Sangat berharap duckofyork berkunjung ke blog saya. Hitung-hitung cari pahala mas, ngasi masukan di kolom kemontar saya.
BalasHapusNice sharing Mas. Saya sedang mengalami masa jenuh, dimana work life balance sedang tidak beres. Hobby menulis pun jadi tidak tersalurkan, alhasil kepala makin jenuh
BalasHapusTetap semangat dan sehat selalu kakak
BalasHapus