Kemarin waktu saya mengisi kelas SEO Masterweb dan Blogger Perempuan, masih
banyak teman-teman yang belum bisa membedakan link dofollow dan nofollow, maka
dari itu saya mencoba membuat penjelasan singkat mengenai link attribution
supaya besok-besok saya nggak perlu jelasin satu persatu lagi tiap ada yang
nanya.
Memang sesungguhnya kemalasan itu adalah motivator yang paling baik
lol.
Untuk yang belum sempat ikut kelas SEO Masterweb dan Blogger Perempuan, tim
Masterweb dengan baik hati dan tulus ikhlas tanpa pamrih sudah mengintisarikan
dan mengunggah materi Kelas SEO untuk Wordpress disini
ya. Jadi silahkan baca di blog masterweb ya gengs. Kalian juga bisa nonton
rekaman youtube dan unduh presentasi saya disana.
Bilang dulu: "makasih masterweeeebbbbb!!" baru lanjut baca kebawah.
Udah? good, kita lanjut ya.
Sebelum mengenal lebih jauh soal dofollow dan nofollow, kita kenali dulu apa
yang dimaksud dengan link attribution. Apa sih itu link attribution?
Apa itu Link Attribution
Jadi seperti yang kita ketahui, cara google untuk tahu apakah konten kita
layak tampil sebagai hasil pencarian adalah dengan ((menggerayangi)) blogger
kita dengan bot crawler atau bahasa indonesianya:
peramban.
kita sebut aja crawler ya biar enak. soalnya kata "peramban" mengingatkan saya pada "jamban" yang jelas artinya jauh berbeda
Crawler inilah yang bertugas untuk membaca postingan-postingan kita di blog,
mulai dari yang bermutu sampai nggak mutu dibaca semua. Soal crawler ini nanti
akan saya bahas lebih lanjut besok-besok ya.
Nah salah satu yang dibaca oleh crawler ini adalah relasi antar link di blog
post kita, makanya blog dengan niche yang jelas dan postingan yang
internal backlink-nya kuat itu akan lebih mudah diindex google.
permasalahannya, gak semua link itu perlu saling berhubungan dong, iya
nggak??? Kamu sama dia aja udah nggak ada hubungan apa-apa masa linknya masih
saling berhubungan aja.
oke fokus, untuk mengatur hubungan para link ini dibuatlah
Link Attribute, yaitu embel-embel yang menjelaskan status si
link.
Kaya apa sih bentuknya Link Attribution? Contohnya kaya gini:
<a href="www.duckofyork.com rel="nofollow">nama link</a>
Ini bisa kalian liat kalau kalian ngecek versi html dari link kalian. Nah bagian rel="nofollow" itu namanya link attribute. Kamu bisa ganti link attribute ini dengan dofollow, ugc atau sponsored. Tapi itu nanti saya jelaskan.
Kapan Harus Menggunakan Link Attribute?
Jadi begini, bayangkan hidup anda sebagai sebuah bot crawler yang dua puluh empat jam harus ((menggerayangi)) dan membaca isi blog termasuk membaca link-link yang ada di blog tersebut.
Cape nggak? Cape dong, disuruh jalan 10 menit dari stasiun MRT aja ngeluhnya panjang pendek, ini lagi jalan-jalan non stop seharian.
Sayangnya karena crawler nggak bisa capek, mereka cuma jadi lambat. Kenapa lambat? Karena tiap mereka nemu link, mereka harus menelusuri kemana link itu menuju dan apa hubungannya sama post kita.
Padahal dalam urusan SEO, sebuah page harus bisa di ((gerayangi)) dengan cepat dan tepat.
Nah untuk mengatasi masalah ini, dibuat lah link attribute yaitu tanda-tanda link mana yang perlu ditelusuri oleh crawler dan mana link yang nggak perlu ditelusuri. Ini yang kita kenal dengan dofollow dan nofollow.
Seiring dengan berjalannya waktu, ternyata muncul lagi attribute baru yaitu UGC (User-Generated Content) dan Sponsored. Yang dua ini baru dikenalkan awal tahun lalu, jadi mungkin belum selazim nofollow dan dofollow.
Nah kita bahas satu persatu ya!
Dofollow
Ini adalah link eksternal ((pada umumnya)). Dofollow adalah link yang dapat di follow oleh crawler, jadi begitu ketemu sama link yang sifatnya dofollow, si crawler akan dengan senang hati ((menggerayangi)) link tersebut.
Karena link ini bisa ditelusuri oleh crawler otomatis dia juga berperan besar dalam meningkatkan ranking website di mesin pencari seperti google.
Link dofollow sendiri dapat menunjukan relevansi sebuah link dengan konten. Misalnya, saya menulis soal skincare lalu ngetag
Momon atau
Kak Arum yang memang reviewer skincare beneran dengan tujuan mendukung review mereka, tentunya crawler bisa melihat bahwa konten saya dan konten kak momon dan arum relevan.
Jadi biasakan menggunakan link dofollow dengan tepat ya. Kalau tidak tepat, jatuh-jatuhnya hanya akan menjadikan link tersebut menjadi link yang tidak bernilai, bahkan link spam.
(baca-baca lagi soal bahaya ngasal ngelink disini)
Nofollow
Ini adalah link eksternal yang tidak digerayangi oleh crawler. Kenapa crawler tidak menggerayanginya? karena mereka penuh dengan kenangan dan bayangan masa lalu karena Nofollow ini adalah link yang ingin kita tampilkan kepada pembaca website TAPI kita tidak ingin link tersebut dicrawl oleh mesin pencari
Kenapa kita tidak ingin link tersebut dicrawl? Ada banyak alasan kenapa kita nggak pengen sebuah link di crawl oleh mesin pencari dan jelas, kenangan bukan salah satu penyebabnya
- kita ingin link tersebut tetap dibaca oleh pembaca namun link tersebut kurang relevan dengan pembahasan. misalnya, saya ingin ngelink ke Momon saat membahas soal keyboard padahal blog Momon bahasannya beauty kabeh. Di mata kalian ini mungkin relevan, tapi tidak di mata google.
- Beberapa link memang disarankan menggunakan nofollow oleh Google, misalnya saja link jualan afiliasi, link berbayar, dan lain sebagainya. Jika tidak di nofollow dan ketahuan, blog atau website kita berpotensi di penalti oleh google
- link dofollow kita sudah kebanyakan. diversifikasi jumlah link ini cukup penting agar sebuah situs tidak terlihat spammy. tapi soal ini harus saya bahas lain kali karena pembahasannya nggak kalah panjang.
Lantas apakah kalau kita mendapatkan backlink nofollow jadinya unfaedah untuk blog kita? TIDAK BEGITU KISANAK!
Link adalah link, dan nofollow links akan tetap memberikan kita traffic jika kita paham cara marketing yang benar. Tidak semua-semua bisa dinilai dengan metric-metric tools kita itu karena at the very end of the day, blogging is 30% creating content & 70% marketing.
Nah dalam SEO, dikenal juga istilah link profile. Disini akan lebih kompleks pembahasannya ketimbang sekadar dofollow dan nofollow; nanti akan saya bahas kalo sempat. Takutnya tulisan ini jadi terlalu panjang.
Jadi intinya link nofollow itu bukan berarti terus nggak faedah gitu. Link Nofollow juga tetap ada gunanya kok.
Sayangnya untuk teman-teman pengguna wordpress, rel="nofollow" ini memang harus ditambahkan sendiri secara manual. Alternatifnya teman-teman bisa menggunakan plugin semacam Rel Nofollow untuk menambahkan opsi nofollow untuk link yang teman-teman hasilkan.
UGC
UGC ini kepanjangannya adalah User Generated Content. Ini adalah link yang dihasilkan oleh pengguna website misalnya seperti forum, komen, dan lain-lain.
Fungsi attribut ini adalah untuk memberitahu crawler kalo ini bukan link yang diendorse oleh si pemilik website. Google ngga ngasi tau sih gimana persisnya link UGC ini mempengaruhi 'nilai' link di mata mereka, jadi anggap saja untuk memberitahu kalau link ini diberikan oleh pengguna, bukan kita yang bikin, begitu.
Mungkin buat blogger ini belum berasa penting ya, tapi untuk website yang menghasilkan banyak external link karena tanya jawab, komen bahkan diskusi dan testimoni keberadaan atribut UGC ini memudahkan sekali.
Sponsored
ini dia konten yang ngeri-ngeri sedap. Karena saat ini konten website dan blogging seringkali dipenuhi dengan link berbayar, maka google memberikan link attribute sponsored untuk memberi tahu bahwa post tersebut bersponsor.
Ini sejalan sih, karena secara hukum di US dan beberapa negara lain memang link berbayar, iklan, link afiliasi, endorse itu memang harus diumumkan ke pengguna website atau followers kita. Sungguh berbeda ya dengan negara berflower yang bebas-bebas aja tuh mau pura-pura "aku beli produk ini gesss" padahal di endorse lol *julid mode: ON*
Google tidak suka dengan link berbayar karena dianggap curang dan memanipulasi page rank, tapi praktek link berbayar ini emang terjadi dimana-mana, bukan hanya di negara berflower aja.
Selengkapnya bisa kamu baca disini
Jadi untuk amannya link bersponsor sebaiknya memang menggunakan nofollow atau sponsored sebagai link attributenya ya.
Biar lebih gampangnya saya share cheatsheetnya disini supaya kalian bisa melihat sendiri. Boleh disave dan disebarluaskan tapi watermark dan creditnya jangan dihapus ya
Itu dulu deh ya biar nggak kepanjangan. Penjelasan selanjutnya akan saya bahas melalui blog post selanjutnya. Until next time!
Kemarin waktu saya mengisi kelas SEO Masterweb dan Blogger Perempuan, masih
banyak teman-teman yang belum bisa membedakan link dofollow dan nofollow, maka
dari itu saya mencoba membuat penjelasan singkat mengenai link attribution
supaya besok-besok saya nggak perlu jelasin satu persatu lagi tiap ada yang
nanya.
Memang sesungguhnya kemalasan itu adalah motivator yang paling baik
lol.
Untuk yang belum sempat ikut kelas SEO Masterweb dan Blogger Perempuan, tim
Masterweb dengan baik hati dan tulus ikhlas tanpa pamrih sudah mengintisarikan
dan mengunggah materi Kelas SEO untuk Wordpress disini
ya. Jadi silahkan baca di blog masterweb ya gengs. Kalian juga bisa nonton
rekaman youtube dan unduh presentasi saya disana.
Bilang dulu: "makasih masterweeeebbbbb!!" baru lanjut baca kebawah.
Udah? good, kita lanjut ya.
Sebelum mengenal lebih jauh soal dofollow dan nofollow, kita kenali dulu apa
yang dimaksud dengan link attribution. Apa sih itu link attribution?
Apa itu Link Attribution
Jadi seperti yang kita ketahui, cara google untuk tahu apakah konten kita
layak tampil sebagai hasil pencarian adalah dengan ((menggerayangi)) blogger
kita dengan bot crawler atau bahasa indonesianya:
peramban.
kita sebut aja crawler ya biar enak. soalnya kata "peramban" mengingatkan saya pada "jamban" yang jelas artinya jauh berbeda
Crawler inilah yang bertugas untuk membaca postingan-postingan kita di blog,
mulai dari yang bermutu sampai nggak mutu dibaca semua. Soal crawler ini nanti
akan saya bahas lebih lanjut besok-besok ya.
Nah salah satu yang dibaca oleh crawler ini adalah relasi antar link di blog
post kita, makanya blog dengan niche yang jelas dan postingan yang
internal backlink-nya kuat itu akan lebih mudah diindex google.
permasalahannya, gak semua link itu perlu saling berhubungan dong, iya
nggak??? Kamu sama dia aja udah nggak ada hubungan apa-apa masa linknya masih
saling berhubungan aja.
oke fokus, untuk mengatur hubungan para link ini dibuatlah
Link Attribute, yaitu embel-embel yang menjelaskan status si
link.
Kaya apa sih bentuknya Link Attribution? Contohnya kaya gini:
<a href="www.duckofyork.com rel="nofollow">nama link</a>
Ini bisa kalian liat kalau kalian ngecek versi html dari link kalian. Nah bagian rel="nofollow" itu namanya link attribute. Kamu bisa ganti link attribute ini dengan dofollow, ugc atau sponsored. Tapi itu nanti saya jelaskan.
Kapan Harus Menggunakan Link Attribute?
Jadi begini, bayangkan hidup anda sebagai sebuah bot crawler yang dua puluh empat jam harus ((menggerayangi)) dan membaca isi blog termasuk membaca link-link yang ada di blog tersebut.
Cape nggak? Cape dong, disuruh jalan 10 menit dari stasiun MRT aja ngeluhnya panjang pendek, ini lagi jalan-jalan non stop seharian.
Sayangnya karena crawler nggak bisa capek, mereka cuma jadi lambat. Kenapa lambat? Karena tiap mereka nemu link, mereka harus menelusuri kemana link itu menuju dan apa hubungannya sama post kita.
Padahal dalam urusan SEO, sebuah page harus bisa di ((gerayangi)) dengan cepat dan tepat.
Nah untuk mengatasi masalah ini, dibuat lah link attribute yaitu tanda-tanda link mana yang perlu ditelusuri oleh crawler dan mana link yang nggak perlu ditelusuri. Ini yang kita kenal dengan dofollow dan nofollow.
Seiring dengan berjalannya waktu, ternyata muncul lagi attribute baru yaitu UGC (User-Generated Content) dan Sponsored. Yang dua ini baru dikenalkan awal tahun lalu, jadi mungkin belum selazim nofollow dan dofollow.
Nah kita bahas satu persatu ya!
Dofollow
Ini adalah link eksternal ((pada umumnya)). Dofollow adalah link yang dapat di follow oleh crawler, jadi begitu ketemu sama link yang sifatnya dofollow, si crawler akan dengan senang hati ((menggerayangi)) link tersebut.
Karena link ini bisa ditelusuri oleh crawler otomatis dia juga berperan besar dalam meningkatkan ranking website di mesin pencari seperti google.
Link dofollow sendiri dapat menunjukan relevansi sebuah link dengan konten. Misalnya, saya menulis soal skincare lalu ngetag
Momon atau
Kak Arum yang memang reviewer skincare beneran dengan tujuan mendukung review mereka, tentunya crawler bisa melihat bahwa konten saya dan konten kak momon dan arum relevan.
Jadi biasakan menggunakan link dofollow dengan tepat ya. Kalau tidak tepat, jatuh-jatuhnya hanya akan menjadikan link tersebut menjadi link yang tidak bernilai, bahkan link spam.
(baca-baca lagi soal bahaya ngasal ngelink disini)
Nofollow
Ini adalah link eksternal yang tidak digerayangi oleh crawler. Kenapa crawler tidak menggerayanginya? karena mereka penuh dengan kenangan dan bayangan masa lalu karena Nofollow ini adalah link yang ingin kita tampilkan kepada pembaca website TAPI kita tidak ingin link tersebut dicrawl oleh mesin pencari
Kenapa kita tidak ingin link tersebut dicrawl? Ada banyak alasan kenapa kita nggak pengen sebuah link di crawl oleh mesin pencari dan jelas, kenangan bukan salah satu penyebabnya
- kita ingin link tersebut tetap dibaca oleh pembaca namun link tersebut kurang relevan dengan pembahasan. misalnya, saya ingin ngelink ke Momon saat membahas soal keyboard padahal blog Momon bahasannya beauty kabeh. Di mata kalian ini mungkin relevan, tapi tidak di mata google.
- Beberapa link memang disarankan menggunakan nofollow oleh Google, misalnya saja link jualan afiliasi, link berbayar, dan lain sebagainya. Jika tidak di nofollow dan ketahuan, blog atau website kita berpotensi di penalti oleh google
- link dofollow kita sudah kebanyakan. diversifikasi jumlah link ini cukup penting agar sebuah situs tidak terlihat spammy. tapi soal ini harus saya bahas lain kali karena pembahasannya nggak kalah panjang.
Lantas apakah kalau kita mendapatkan backlink nofollow jadinya unfaedah untuk blog kita? TIDAK BEGITU KISANAK!
Link adalah link, dan nofollow links akan tetap memberikan kita traffic jika kita paham cara marketing yang benar. Tidak semua-semua bisa dinilai dengan metric-metric tools kita itu karena at the very end of the day, blogging is 30% creating content & 70% marketing.
Nah dalam SEO, dikenal juga istilah link profile. Disini akan lebih kompleks pembahasannya ketimbang sekadar dofollow dan nofollow; nanti akan saya bahas kalo sempat. Takutnya tulisan ini jadi terlalu panjang.
Jadi intinya link nofollow itu bukan berarti terus nggak faedah gitu. Link Nofollow juga tetap ada gunanya kok.
Sayangnya untuk teman-teman pengguna wordpress, rel="nofollow" ini memang harus ditambahkan sendiri secara manual. Alternatifnya teman-teman bisa menggunakan plugin semacam Rel Nofollow untuk menambahkan opsi nofollow untuk link yang teman-teman hasilkan.
UGC
UGC ini kepanjangannya adalah User Generated Content. Ini adalah link yang dihasilkan oleh pengguna website misalnya seperti forum, komen, dan lain-lain.
Fungsi attribut ini adalah untuk memberitahu crawler kalo ini bukan link yang diendorse oleh si pemilik website. Google ngga ngasi tau sih gimana persisnya link UGC ini mempengaruhi 'nilai' link di mata mereka, jadi anggap saja untuk memberitahu kalau link ini diberikan oleh pengguna, bukan kita yang bikin, begitu.
Mungkin buat blogger ini belum berasa penting ya, tapi untuk website yang menghasilkan banyak external link karena tanya jawab, komen bahkan diskusi dan testimoni keberadaan atribut UGC ini memudahkan sekali.
Sponsored
ini dia konten yang ngeri-ngeri sedap. Karena saat ini konten website dan blogging seringkali dipenuhi dengan link berbayar, maka google memberikan link attribute sponsored untuk memberi tahu bahwa post tersebut bersponsor.
Ini sejalan sih, karena secara hukum di US dan beberapa negara lain memang link berbayar, iklan, link afiliasi, endorse itu memang harus diumumkan ke pengguna website atau followers kita. Sungguh berbeda ya dengan negara berflower yang bebas-bebas aja tuh mau pura-pura "aku beli produk ini gesss" padahal di endorse lol *julid mode: ON*
Google tidak suka dengan link berbayar karena dianggap curang dan memanipulasi page rank, tapi praktek link berbayar ini emang terjadi dimana-mana, bukan hanya di negara berflower aja.
Selengkapnya bisa kamu baca disini
Jadi untuk amannya link bersponsor sebaiknya memang menggunakan nofollow atau sponsored sebagai link attributenya ya.
Biar lebih gampangnya saya share cheatsheetnya disini supaya kalian bisa melihat sendiri. Boleh disave dan disebarluaskan tapi watermark dan creditnya jangan dihapus ya
Itu dulu deh ya biar nggak kepanjangan. Penjelasan selanjutnya akan saya bahas melalui blog post selanjutnya. Until next time!
waa makasih infonya, kakk😊🙏
BalasHapusAkhirnya sekarang tau juga penjelasan tentang link attribute. Terima kasih banyak mbak agi atas penjelasannya
BalasHapusPenjelasannya gampang dipahamin, akhirnya paham juga setelah sekian tahun. Thanks mba😁🙏
BalasHapusTerimakasih mba Agi, sangat bermanfaat nihh
BalasHapusIlmu baru, terimakasih bebeb aggyyy yg selalu rajin berbagi ilmuuuu :3
BalasHapusAkhirnya jadi tau bedanya, terimakasih bebeb aggyyy yg selalu rajin berbagi ilmuuuu :3
BalasHapusAkhirnya jadi tau bedanya, terimakasih bebeb aggyyy yg selalu rajin berbagi ilmuuuu :3
BalasHapusTerimakasih Kak Juna untuk penjelasannya! Bermanfaat bangeet! Akhirnya ngerti juga soal dofollow nofollow ini 😍😍😍
BalasHapusSebelum mampir ke sini, saya sempat baca soal link dofollow dan nofollow. Nggak paham-paham mbak haha. Akhirnya ada tulisan mbak Agi yang memudahkan pemahaman. Lanjut mbak seri berikutnya
BalasHapus