Hi gaes, apa kabar? Ngobrol dikit yuk. Ngobrol Corona lagi, kali ini agak semi-semi curhat ya.
Gak bisa dipungkiri kalau dunia kita sedang terombang-ambing di dalam ketidakpastian yang lebih nggak pasti daripada janji janji manis dari mantan beberapa minggu belakangan ini.
Kita gak bisa ke sekolah atau ke kantor, gak bisa bertemu dengan teman, gak bisa nongkrong di kafe favorit, perekonomian pun sedang sangat lesu, dan yang paling parah adalah kita gak tahu kapan masa ini akan berakhir.
Kita juga gak tahu apakah setelah masa ini berakhir, dunia akan sama atau akan ada a new normal (keadaan normal yang baru) yang berbeda 180 derajat dari dunia kita yang dulu. Sesedih itu ya gengs :((
Perubahan pun bisa menjadi hal yang sangat menakutkan dan mengkhawatirkan. Semua orang pasti khawatir, saya yakin kamu khawatir, saya juga khawatir kok.
jangan salah yaaaa rasa cemas dan rasa takut merupakan hal yang wajar kita rasakan ketika menghadapi ketidakpastian. Namanya juga manusia gengs :((
Tapi jika terlalu lama dibiarkan bersarang ((bersarang ceunah)) di dalam hati, rasa cemas berlebihan (disebut juga anxiety) bisa lho berubah menjadi paranoia. Biar gak begitu, yuk kita bahas gimana sih cara menghilangkan rasa cemas berlebihan di masa pandemi ini.
Apa yang menyebabkan kita anxious?
Banyak sekali hal yang bisa menyebabkan seseorang untuk merasa anxious. Namun semua kecemasan yang terjadi di tengah pandemi sepertinya berakar pada satu titik, yaitu perubahan drastis di dalam masyarakat yang terjadi dengan terlalu cepat.
Karena perubahan drastis ini, kita terpaksa harus menjalani rutinitas baru yang menimbulkan stress dan rasa cemas. Namun, sebelum kita mengatasi rasa cemas, kita harus bisa mengidentifikasi dulu nih apa saja yang membuat kamu merasa cemas.
Coba deh tanya ke dirimu sendirit:
Apakah saya cemas karena pendapatan berkurang atau dipotong sepenuhnya?Apa saya takut perusahaan / bisnis saya bangkrut?Apakah saya cemas karena masalah kesehatan yang terjadi?Apa saya anxious karena takut terkena COVID-19?Apakah saya cemas karena gak bisa ketemu orang lain?Apakah saya cemas karena terpaksa melakukan sesuatu yang membuat stress?
Contohnya nih teman saya gak suka dan gak jago masak, sehingga dia anxious dan merasa tertekan karena harus memasak setiap harinya.
Mulailah dengan menenangkan pikiran sejenak dan pikirkan baik-baik apa yang membuat kamu merasa tidak nyaman atau khawatir dengan perubahan semenjak #dirumahaja.
TARIK NAFAS, KELUARKAN. SEKALI LAGI YA IBU-IBU, TARIK NAFAAAAASSSS KELUARKAN!
Menerima, Bukan Melawan
Setelah kamu tahu nih apa sumber kecemasanmu, pastikan kamu menerimanya dan jangan dilawan. Ingat, rasa cemas itu wajar dan sangat manusiawi. Hal pertama untuk bisa melewati kecemasan itu adalah dengan mengakui bahwa “Ohhh, saya memang merasa cemas karena a b c, dan cemas itu tidak apa. Cemas itu wajar.”
Kalau misalnya dipendem aja, yang ada kamu akan merasa restless dan uring uringan. Cinta yang terpendam aja bisa galau berhari-hari, apalagi kalau yang kamu pendem anxiety? Lebih bahaya!
Dan yang terpenting, jika kamu bisa menerima dan mengakui kecemasan kamu sepenuhnya, maka kamu pun juga akan lebih mudah menerima kenyataan yang ada. Bahwa di hidup ini memang ada beberapa hal yang bisa kamu lakukan untuk menjadi lebih baik, tapi ada beberapa hal yang kamu harus terima saja dengan lapang dada.
Ingat, dengan menerima kondisimu dan kecemasanmu, kamu bisa lebih cepat mendapatkan pertolongan untuk kondisimu. Jika kondisi kecemasan sudah berlebihan hingga membuatmu tidak dapat beraktivitas, segara hubungi bantuan profesional ya!
Which brings us to the next step.
Lakukan apa yang kamu bisa
Kamu tidak bisa membuat pandemi ini tiba-tiba berhenti. Ingat kita bukan Thanos, sekali lagi, kita bukan Thanos. Mau tidak mau kamu harus di rumah aja. Mungkin saja sumber kecemasan kamu merupakan situasi atau kondisi yang memang di luar kendali kamu, tapi ada beberapa hal yang kamu bisa lakukan untuk mengurangi dan melewati anxiety kamu ini.
Yang terutama kamu harus jaga kesehatan. Ini berarti cukup berolahraga, makan makanan yang sehat, dan minum yang cukup. Walaupun lagi puasa, pastikan kamu tetap minum air yang cukup dan makan makanan yang bergizi. Mengkonsumsi vitamin dan buah-buahan setelah buka puasa pun bisa membantu menjaga kesehatan.
Setelah raga kamu sudah sehat, pastikan pikiranmu tenang. Gimana caranya? Kamu bisa dengan mengurangi menonton berita yang ngomongin soal COVID-19 melulu. Informasi itu penting, tapi jangan lupa kalau otak kita pun bisa kewalahan menerima informasi. Yang ada bisa menyebabkan anxiety sendiri.
Coba alihkan energi kamu ke kegiatan yang membuatmu senang dan merasa recharge. Entah itu main PUBG, menggambar, atau menelpon orang tua, luangkan waktu untuk melakukan sesuatu yang menenangkan buat kamu.
Selain itu, latih dirimu untuk berpikir positif. Tapi bedakan ya dengan menyangkal keadaan. Kamu harus bisa menerima keadaan yang ada, namun tetap mengambil hikmah dibalik situasi yang buruk. Oke tau susah, tapi pasti bisa.
Misalnya kamu gak betah di rumah aja, kamu harus bisa mengakui bahwa di rumah aja membuat kamu tidak bisa bertemu teman, tetapi kamu menjadi punya waktu lebih untuk keluarga atau hobi kamu. Akhirnya setelah semua ini berakhir pun, kamu juga akan lebih bersyukur atas waktu bersama anggota keluarga atau hobi yang kamu tekuni.
Ingat, kita anaknya positive vibes only.
Yang terakhir tapi paling penting, pastikan kamu sudah mempersiapkan apa yang kamu bisa di masa kini untuk mengatasi masalah-masalah yang mungkin ada di masa depan. Kamu bisa melakukan ini dengan mengikuti program #SuperTogether by Super You, dimana Super You memberikan asuransi gratis bagi siapapun yang membutuhkan. Program ini meng-cover perlindungan untuk risiko terdiagnosa positif COVID-19 (senilai Rp3.000.000) dan kecelakaan pribadi (senilai Rp5.000.000) selama 30 hari.
Gimana sih cara daftarnya? Gampang banget!
Kamu hanya perlu klik link ini, isi data diri kamu, terus submit deh! Nanti kamu tinggal duduk manis, tim Super You akan kirim e-sertifikat yang menyatakan kamu sudah terlindungi oleh program #SuperTogether.
Kalau misalnya masih penasaran atau bingung, kamu bisa cek informasinya di sini. Jangan lupa lho, program sosial ini gak bisa berdiri sendiri. Pastikan kamu #ShareBiarSuper, jadilah berkah Ramadhan bagi orang-orang di sekitar kamu! Biar kita semua bisa #SuperTogether!
Hi gaes, apa kabar? Ngobrol dikit yuk. Ngobrol Corona lagi, kali ini agak semi-semi curhat ya.
Gak bisa dipungkiri kalau dunia kita sedang terombang-ambing di dalam ketidakpastian yang lebih nggak pasti daripada janji janji manis dari mantan beberapa minggu belakangan ini.
Kita gak bisa ke sekolah atau ke kantor, gak bisa bertemu dengan teman, gak bisa nongkrong di kafe favorit, perekonomian pun sedang sangat lesu, dan yang paling parah adalah kita gak tahu kapan masa ini akan berakhir.
Kita juga gak tahu apakah setelah masa ini berakhir, dunia akan sama atau akan ada a new normal (keadaan normal yang baru) yang berbeda 180 derajat dari dunia kita yang dulu. Sesedih itu ya gengs :((
Perubahan pun bisa menjadi hal yang sangat menakutkan dan mengkhawatirkan. Semua orang pasti khawatir, saya yakin kamu khawatir, saya juga khawatir kok.
jangan salah yaaaa rasa cemas dan rasa takut merupakan hal yang wajar kita rasakan ketika menghadapi ketidakpastian. Namanya juga manusia gengs :((
Tapi jika terlalu lama dibiarkan bersarang ((bersarang ceunah)) di dalam hati, rasa cemas berlebihan (disebut juga anxiety) bisa lho berubah menjadi paranoia. Biar gak begitu, yuk kita bahas gimana sih cara menghilangkan rasa cemas berlebihan di masa pandemi ini.
Apa yang menyebabkan kita anxious?
Banyak sekali hal yang bisa menyebabkan seseorang untuk merasa anxious. Namun semua kecemasan yang terjadi di tengah pandemi sepertinya berakar pada satu titik, yaitu perubahan drastis di dalam masyarakat yang terjadi dengan terlalu cepat.
Karena perubahan drastis ini, kita terpaksa harus menjalani rutinitas baru yang menimbulkan stress dan rasa cemas. Namun, sebelum kita mengatasi rasa cemas, kita harus bisa mengidentifikasi dulu nih apa saja yang membuat kamu merasa cemas.
Coba deh tanya ke dirimu sendirit:
Apakah saya cemas karena pendapatan berkurang atau dipotong sepenuhnya?Apa saya takut perusahaan / bisnis saya bangkrut?Apakah saya cemas karena masalah kesehatan yang terjadi?Apa saya anxious karena takut terkena COVID-19?Apakah saya cemas karena gak bisa ketemu orang lain?Apakah saya cemas karena terpaksa melakukan sesuatu yang membuat stress?
Contohnya nih teman saya gak suka dan gak jago masak, sehingga dia anxious dan merasa tertekan karena harus memasak setiap harinya.
Mulailah dengan menenangkan pikiran sejenak dan pikirkan baik-baik apa yang membuat kamu merasa tidak nyaman atau khawatir dengan perubahan semenjak #dirumahaja.
TARIK NAFAS, KELUARKAN. SEKALI LAGI YA IBU-IBU, TARIK NAFAAAAASSSS KELUARKAN!
Menerima, Bukan Melawan
Setelah kamu tahu nih apa sumber kecemasanmu, pastikan kamu menerimanya dan jangan dilawan. Ingat, rasa cemas itu wajar dan sangat manusiawi. Hal pertama untuk bisa melewati kecemasan itu adalah dengan mengakui bahwa “Ohhh, saya memang merasa cemas karena a b c, dan cemas itu tidak apa. Cemas itu wajar.”
Kalau misalnya dipendem aja, yang ada kamu akan merasa restless dan uring uringan. Cinta yang terpendam aja bisa galau berhari-hari, apalagi kalau yang kamu pendem anxiety? Lebih bahaya!
Dan yang terpenting, jika kamu bisa menerima dan mengakui kecemasan kamu sepenuhnya, maka kamu pun juga akan lebih mudah menerima kenyataan yang ada. Bahwa di hidup ini memang ada beberapa hal yang bisa kamu lakukan untuk menjadi lebih baik, tapi ada beberapa hal yang kamu harus terima saja dengan lapang dada.
Ingat, dengan menerima kondisimu dan kecemasanmu, kamu bisa lebih cepat mendapatkan pertolongan untuk kondisimu. Jika kondisi kecemasan sudah berlebihan hingga membuatmu tidak dapat beraktivitas, segara hubungi bantuan profesional ya!
Which brings us to the next step.
Lakukan apa yang kamu bisa
Kamu tidak bisa membuat pandemi ini tiba-tiba berhenti. Ingat kita bukan Thanos, sekali lagi, kita bukan Thanos. Mau tidak mau kamu harus di rumah aja. Mungkin saja sumber kecemasan kamu merupakan situasi atau kondisi yang memang di luar kendali kamu, tapi ada beberapa hal yang kamu bisa lakukan untuk mengurangi dan melewati anxiety kamu ini.
Yang terutama kamu harus jaga kesehatan. Ini berarti cukup berolahraga, makan makanan yang sehat, dan minum yang cukup. Walaupun lagi puasa, pastikan kamu tetap minum air yang cukup dan makan makanan yang bergizi. Mengkonsumsi vitamin dan buah-buahan setelah buka puasa pun bisa membantu menjaga kesehatan.
Setelah raga kamu sudah sehat, pastikan pikiranmu tenang. Gimana caranya? Kamu bisa dengan mengurangi menonton berita yang ngomongin soal COVID-19 melulu. Informasi itu penting, tapi jangan lupa kalau otak kita pun bisa kewalahan menerima informasi. Yang ada bisa menyebabkan anxiety sendiri.
Coba alihkan energi kamu ke kegiatan yang membuatmu senang dan merasa recharge. Entah itu main PUBG, menggambar, atau menelpon orang tua, luangkan waktu untuk melakukan sesuatu yang menenangkan buat kamu.
Selain itu, latih dirimu untuk berpikir positif. Tapi bedakan ya dengan menyangkal keadaan. Kamu harus bisa menerima keadaan yang ada, namun tetap mengambil hikmah dibalik situasi yang buruk. Oke tau susah, tapi pasti bisa.
Misalnya kamu gak betah di rumah aja, kamu harus bisa mengakui bahwa di rumah aja membuat kamu tidak bisa bertemu teman, tetapi kamu menjadi punya waktu lebih untuk keluarga atau hobi kamu. Akhirnya setelah semua ini berakhir pun, kamu juga akan lebih bersyukur atas waktu bersama anggota keluarga atau hobi yang kamu tekuni.
Ingat, kita anaknya positive vibes only.
Yang terakhir tapi paling penting, pastikan kamu sudah mempersiapkan apa yang kamu bisa di masa kini untuk mengatasi masalah-masalah yang mungkin ada di masa depan. Kamu bisa melakukan ini dengan mengikuti program #SuperTogether by Super You, dimana Super You memberikan asuransi gratis bagi siapapun yang membutuhkan. Program ini meng-cover perlindungan untuk risiko terdiagnosa positif COVID-19 (senilai Rp3.000.000) dan kecelakaan pribadi (senilai Rp5.000.000) selama 30 hari.
Gimana sih cara daftarnya? Gampang banget!
Kamu hanya perlu klik link ini, isi data diri kamu, terus submit deh! Nanti kamu tinggal duduk manis, tim Super You akan kirim e-sertifikat yang menyatakan kamu sudah terlindungi oleh program #SuperTogether.
Kalau misalnya masih penasaran atau bingung, kamu bisa cek informasinya di sini. Jangan lupa lho, program sosial ini gak bisa berdiri sendiri. Pastikan kamu #ShareBiarSuper, jadilah berkah Ramadhan bagi orang-orang di sekitar kamu! Biar kita semua bisa #SuperTogether!
Hai mba,
BalasHapusMemang ya semenjak corona ini semua kehidupan jadi tidak pasti dan susah. Selama corona sudah melewati masa denial, anger, bergaining, depresi, dan sudah sampai tahap acceptance.
Kalau awal - awal kita disuruh dirumah aja banyak yang teriak bosan dan jadi tidak bekerja, sekarang dikenalkan dengan new normal kita juga teriak takut ketularan karena grafik penambahan yang gak kunjung turun.
Sekarang hanya bisa berdoa semoga imun kita selalu kuat sehingga gak tertular dan agar pandemi ini bisa segera berakhir.
Terimakasih sharingnya mba :)
Mendekati masa new normal rasa kecemasan makin meningkat. Ntah lah saya pikir kalau dirumah aja bisa menenangkan diri dan pikiran dari dunia luar yang bisa dibilang "labil" kadang kejam kadang menyayangi. Tapi setelah melewati beberapa bulan berlalu saya jadi sulit mengontrol rasa cemas padahal hal yang saya pikirkan sepele tapi langsung cemas berlebih.
BalasHapusSaya jadi merasa terinspirasi tulisan ini.
Terima kasih kak telah mengocok otak ku untuk lebih sadar
BalasHapus