Di bulan kedua merebaknya pandemi Covid-19 di Indonesia, sudah mulai bermunculan pihak-pihak yang menawarkan test deteksi coronavirus dimana-mana. Pertanyaannya, apakah test-test ini efektif dan sebenarnya bagaimana sih cara mendeteksi Coronavirus itu?
Artikel ini merupakan seri informatif dari covid 19 yang mengulas mengenai deteksi coronavirus. Informasi general seputar Covid-19 bisa dibaca di blogpost berikut ini.
Seringkali ada yang bertanya kepada saya, "mbak, katanya temen saya yang tenaga kesehatan sudah dicek pake rapid test hasilnya negatif dan langsung keluar sementara saudara saya di rumah sakit sudah seminggu hasilnya belum keluar juga?"
Ini adalah kebingungan yang wajar mengingat belum banyak masyarakat yang paham beda test diagnostic COVID-19 dengan menggunakan Swab PCR, Rapid Test dan TCM. Sebelum saya bahas perbedaannya, yuk kita berkenalan dulu dengan cara mendeteksi Coronavirus yang dilakukan di Indonesia!
Jenis-Jenis Test Pendeteksi Coronavirus
Sebenarnya Tes Covid-19 merupakan salah satu tes diagnostik yang lazim dilakukan oleh pemerintah dan rumah sakit untuk mengetahui apakah seseorang mengidap Covid-19 atau tidak, mengingat virus ini dapat menjangkit seseorang tanpa gejala dan sangat mudah menular ke pihak lain.
Ada tiga jenis test yang digunakan di Indonesia untuk menentukan apakah seseorang terjangkit COVID-19 atau tidak yaitu dengan Swab Test, Rapid Test dan Tes Cepat Molekuler (TCM). Yuk kita kenalan dengan tiga jenis test ini!
Swab Test / PCR
Apa itu swab test? Swab test adalah test yang dilakukan dengan mengambil spesimen yang berada dibagian belakang tenggorokan ataupun hidung dengan alat sejenis Q-tip/cottonbud yang panjang. Test ini disebut juga dengan Polymerase Chain Reaction Test/PCR.
Cara kerja PCR ini adalah dengan mencari materi genetika coronavirus yang ada pada swab. Jika hasilnya positif, maka berarti pasien sedang terjangkit COVID-19.
Nantinya swab ini akan dibawa ke laboratorium untuk diproses, tapi nggak sembarang laboratorium bisa memproses PCR ini ya gaes, hanya laboratorium tertentu saja yang bisa memproses hasil PCR ini, makanya prosesnya cukup lama.
Rapid Test
Rapid Test yang kini sering dibicarakan di media adalah cara lain untuk mendeteksi apakah seseorang pernah terdeteksi COVID-19 atau tidak. Bedanya jika Swab Test/PCR menggunakan swab untuk mengambil mukosa yang ada di bagian belakang hidung dan tenggorokan, maka Rapid Test menggunakan darah untuk mengecek adanya kehadiran antibodi yang diciptakan tubuh jika terserang COVID-19.
Pertama-tama, kita akan diambil sampel darah yang kemudian dimasukkan pada Rapid Test Kit untuk mengecek apakah tubuh kita sudah menghasilkan antibodi imunoglobulin yang terbentuk saat kita terinfeksi COVID-19. Hasil testnya akan keluar dalam waktu 15-20 menit dan nggak perlu dibawa ke lab, jadi test bisa dilakukan dimanapun.
Kekurangannya, test ini kurang begitu akurat. Hasil dari Rapid Test bisa saja menunjukkan false positive apabila orang yang dicek belum 7 hari terinfeksi COVID sehingga imunoglobulin belum terbentuk.
Tes Cepat Molekuler (TCM)
Ini adalah tes yang saat ini banyak dilakukan di puskesmas-puskesmas dan rumah sakit-rumah sakit rujukan COVID. Tes Cepat Molekuler ini aslinya digunakan untuk mengecek Tuberculosis, nah sekarang dia dikembangkan untuk mendeteksi COVID-19.
Cara kerja test ini adalah dengan mengambil dahak pasien, nantinya dahak ini akan diperiksa dengan alat khusus berbentuk cartridge (yes, bentuknya mirip dengan cartridge printer!) dan dicek apakah mengandung RNA dari COVID-19.
Hasil test ini dapat diketahui dalam jangka waktu beberapa jam saja, jadi lebih cepat ketimbang PCR lho!
Apakah Semua Orang Bisa Meminta Test COVID-19?
Saat ini test covid-19 masih diprioritaskan untuk pasien COVID-19 dan tenaga kesehatan yang bekerja dan terpapar COVID-19, jadi untuk kalian yang belum menunjukkan gejala masih harus bersabar ya!
Jika kalian ingin mengetahui seberapa besar resiko kalian terpapar COVID-19 maka kalian bisa melakukan cek virus corona secara online di website Halodoc. Tes online ini berisi beberapa pertanyaan yang harus kalian jawab untuk mengetes seberapa besar resiko kalian terpapar COVID-19. Jangan khawatir karena Halodoc sendiri sudah bekerjasama dengan Kementerian Kesehatan untuk menghadirkan cek resiko online ini loh! Mantap kan?
Kalau kalian khawatir dengan resiko terpapar covid-19 atau kebingungan membedakan antara flu dan covid-19 dan butuh berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu sebelum memutuskan pergi ke fasilitas pelayanan kesehatan, kalian bisa banget menggunakan Halodoc untuk berkonsultasi secara real-time dengan para dokter lho!
Halodoc sendiri merupakan platform konsultasi kesehatan jarak jauh. Disini kalian bisa menggunakan fitur chat atau voice call dan video call untuk berkonsultasi dengan dokter kapanpun dimanapun tanpa perlu keluar rumah. Dengan Halodoc, semua kebutuhan konsultasi kesehatan yang kamu butuhkan ada di genggaman tanganmu!
(sumber: grid.id, halodoc // stock image by: freepik)
Di bulan kedua merebaknya pandemi Covid-19 di Indonesia, sudah mulai bermunculan pihak-pihak yang menawarkan test deteksi coronavirus dimana-mana. Pertanyaannya, apakah test-test ini efektif dan sebenarnya bagaimana sih cara mendeteksi Coronavirus itu?
Artikel ini merupakan seri informatif dari covid 19 yang mengulas mengenai deteksi coronavirus. Informasi general seputar Covid-19 bisa dibaca di blogpost berikut ini.
Seringkali ada yang bertanya kepada saya, "mbak, katanya temen saya yang tenaga kesehatan sudah dicek pake rapid test hasilnya negatif dan langsung keluar sementara saudara saya di rumah sakit sudah seminggu hasilnya belum keluar juga?"
Ini adalah kebingungan yang wajar mengingat belum banyak masyarakat yang paham beda test diagnostic COVID-19 dengan menggunakan Swab PCR, Rapid Test dan TCM. Sebelum saya bahas perbedaannya, yuk kita berkenalan dulu dengan cara mendeteksi Coronavirus yang dilakukan di Indonesia!
Jenis-Jenis Test Pendeteksi Coronavirus
Sebenarnya Tes Covid-19 merupakan salah satu tes diagnostik yang lazim dilakukan oleh pemerintah dan rumah sakit untuk mengetahui apakah seseorang mengidap Covid-19 atau tidak, mengingat virus ini dapat menjangkit seseorang tanpa gejala dan sangat mudah menular ke pihak lain.
Ada tiga jenis test yang digunakan di Indonesia untuk menentukan apakah seseorang terjangkit COVID-19 atau tidak yaitu dengan Swab Test, Rapid Test dan Tes Cepat Molekuler (TCM). Yuk kita kenalan dengan tiga jenis test ini!
Swab Test / PCR
Apa itu swab test? Swab test adalah test yang dilakukan dengan mengambil spesimen yang berada dibagian belakang tenggorokan ataupun hidung dengan alat sejenis Q-tip/cottonbud yang panjang. Test ini disebut juga dengan Polymerase Chain Reaction Test/PCR.
Cara kerja PCR ini adalah dengan mencari materi genetika coronavirus yang ada pada swab. Jika hasilnya positif, maka berarti pasien sedang terjangkit COVID-19.
Nantinya swab ini akan dibawa ke laboratorium untuk diproses, tapi nggak sembarang laboratorium bisa memproses PCR ini ya gaes, hanya laboratorium tertentu saja yang bisa memproses hasil PCR ini, makanya prosesnya cukup lama.
Rapid Test
Rapid Test yang kini sering dibicarakan di media adalah cara lain untuk mendeteksi apakah seseorang pernah terdeteksi COVID-19 atau tidak. Bedanya jika Swab Test/PCR menggunakan swab untuk mengambil mukosa yang ada di bagian belakang hidung dan tenggorokan, maka Rapid Test menggunakan darah untuk mengecek adanya kehadiran antibodi yang diciptakan tubuh jika terserang COVID-19.
Pertama-tama, kita akan diambil sampel darah yang kemudian dimasukkan pada Rapid Test Kit untuk mengecek apakah tubuh kita sudah menghasilkan antibodi imunoglobulin yang terbentuk saat kita terinfeksi COVID-19. Hasil testnya akan keluar dalam waktu 15-20 menit dan nggak perlu dibawa ke lab, jadi test bisa dilakukan dimanapun.
Kekurangannya, test ini kurang begitu akurat. Hasil dari Rapid Test bisa saja menunjukkan false positive apabila orang yang dicek belum 7 hari terinfeksi COVID sehingga imunoglobulin belum terbentuk.
Tes Cepat Molekuler (TCM)
Ini adalah tes yang saat ini banyak dilakukan di puskesmas-puskesmas dan rumah sakit-rumah sakit rujukan COVID. Tes Cepat Molekuler ini aslinya digunakan untuk mengecek Tuberculosis, nah sekarang dia dikembangkan untuk mendeteksi COVID-19.
Cara kerja test ini adalah dengan mengambil dahak pasien, nantinya dahak ini akan diperiksa dengan alat khusus berbentuk cartridge (yes, bentuknya mirip dengan cartridge printer!) dan dicek apakah mengandung RNA dari COVID-19.
Hasil test ini dapat diketahui dalam jangka waktu beberapa jam saja, jadi lebih cepat ketimbang PCR lho!
Apakah Semua Orang Bisa Meminta Test COVID-19?
Saat ini test covid-19 masih diprioritaskan untuk pasien COVID-19 dan tenaga kesehatan yang bekerja dan terpapar COVID-19, jadi untuk kalian yang belum menunjukkan gejala masih harus bersabar ya!
Jika kalian ingin mengetahui seberapa besar resiko kalian terpapar COVID-19 maka kalian bisa melakukan cek virus corona secara online di website Halodoc. Tes online ini berisi beberapa pertanyaan yang harus kalian jawab untuk mengetes seberapa besar resiko kalian terpapar COVID-19. Jangan khawatir karena Halodoc sendiri sudah bekerjasama dengan Kementerian Kesehatan untuk menghadirkan cek resiko online ini loh! Mantap kan?
Kalau kalian khawatir dengan resiko terpapar covid-19 atau kebingungan membedakan antara flu dan covid-19 dan butuh berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu sebelum memutuskan pergi ke fasilitas pelayanan kesehatan, kalian bisa banget menggunakan Halodoc untuk berkonsultasi secara real-time dengan para dokter lho!
Halodoc sendiri merupakan platform konsultasi kesehatan jarak jauh. Disini kalian bisa menggunakan fitur chat atau voice call dan video call untuk berkonsultasi dengan dokter kapanpun dimanapun tanpa perlu keluar rumah. Dengan Halodoc, semua kebutuhan konsultasi kesehatan yang kamu butuhkan ada di genggaman tanganmu!
(sumber: grid.id, halodoc // stock image by: freepik)
Rabu, 29 April 2020
.
health
.
wuihh risetnya keren kak. salam fro simbahudin.com
BalasHapusmantul kak ... sangat bermanfaat
BalasHapus