Hai semua, kalian lagi ngapain? Saya lagi selonjoran karena badan pegal-pegal semua. Kali ini pegal-pegal berasal dari kegiatan mengecat rumah warga Dusun Kajor Wetan, Selopamioro, Bantul bareng para karyawan Prudential alias #PruVolunteers. Lha, ngapain jauh-jauh ke bantul buat ngecat rumah orang???
Jadi kali ini saya nunut para karyawan Prudential untuk melaksanakan CSR sekaligus Leadership Immersion Program yang bekerjasama dengan Habitat for Humanity Indonesia.
Program CSR dari prudential ini menarik banget gengs, jadi para pegawai Prudential dari para direksi sampai para pegawai dari berbagai cabang saling bekerjasama untuk membantu membangun rumah di Dusun Kajor Wetan untuk para warga miskin yang belum memiliki rumah permanen.
By membangun rumah i mean literally membangun rumah yang dari numpuk batu bata sampai ngecat gitu. Seriusan asli.
Kaget ya? Kalo kalian ingin membaca soal Prudential, dulu saya pernah membahas soal asuransi prudential disini. Sila disimak ya.
Kaget ya? Kalo kalian ingin membaca soal Prudential, dulu saya pernah membahas soal asuransi prudential disini. Sila disimak ya.
Leadership Immersion Program ini adalah program dari PRUuniversity sebagai upaya prudential untuk membantu karyawan menjadi profesional yang handal, salah satunya dengan memperkokoh sifat-sifat kepemimpinan yang berlaku di seluruh lini bisnis prudential.
Program ini sudah berlangsung cukup lama yaitu sejak September 2018 sampai dengan April 2019 ini dan sudah berlangsung sebanyak 8 batch. Setiap batchnya terdiri dari 3 sesi. Nah membangun rumah ini adalah sesi kedua dari Leadership Immersion Program yang bertujuan untuk mempraktekkan kerjasama antar sesama pegawai Prudential. Sesi pertamanya adalah pelatihan kepemimpinan sedangkan sesi ketiganya adalah refleksi dan kilas balik atau bisa juga disebut PruSynergy untuk mensinergikan semangat para pegawai Prudential.
Perjuangan Sampai Bisa Mengecat Rumah
Pagi itu saya berangkat pukul setengah tujuh pagi, karena jam delapan tepat, kami harus menuju ke lokasi CSR yang terletak di Selopamioro Bantul. Bagi kalian yang belum tahu, Selopamioro ini terletak di daerah perbukitan sehingga dibutuhkan sedikit perjuangan untuk menanjak dan sampai ke lokasi Dusun Kajor Wetan.
Sesampainya di Dusun Kajor Wetan, kami disambut oleh kepala desa Selopamioro dan Habitat for Humanity yang menjelaskan bahwa masih banyak sekali keluarga miskin di wilayah Selopamioro yang belum memiliki tempat tinggal yang layak. Oleh karena itu bantuan dari Prudential yang bekerja sama dengan Habitat for Humanity ini terasa sangat berarti bagi warga Dusun Kajor Wetan.
Kami kemudian mendapat safety brief dan melakukan stretching sebelum dibagi menjadi kelompok-kelompok kerja yang punya tugas masing-masing. Saya sendiri ditempatkan di grup 4 yang bertugas mengecat tembok rumah dengan Mas Ari dari Habitat Humanity sebagai guidenya.
Bukan hanya mengecat, ada grup lain yang ditugaskan untuk membangun tembok. Saya bersyukur kebagian tugas mengecat karena jogja panasnya minta ampun. Syukurlah saya bisa ngiyup didalam rumah sehingga nggak harus panas-panasan menggotong material bangunan.
*salah bersyukur* *dikepruk grup 1-3 yang bertugas untuk membangun tembok*
Kalau kalian mengikuti instagram story maupun twitter saya, pasti kalian tahu bahwa perjalanan yang ditempuh oleh grup kami untuk bisa sampai ke rumah yang harus dicat tidaklah mudah karena harus menyebrangi sungai dengan jembatan bambu tanpa pegangan serta harus mendaki jalanan yang menanjak ke atas bukit selama kurang lebih 5 menit.
Mungkin jalurnya nggak terlalu jauh, namun medannya cukup terjal dan saya yakin tentunya membawa material bangunan dari basecamp ke rumah yang harus saya cat ini tidaklah mudah. Dibutuhkan kerjasama antara para volunteer dan warga desa yang bahu membahu membangun rumah-rumah layak huni ini.
Makanya sebenarnya community investment dari Prudential ini selain memberikan manfaat juga memberdayakan banyak orang, dari para Pruvolunteer, Relawan Habitat for Humanity Indonesia yang datang dari berbagai negara sampai masyarakat sekitar.
Ada sekitar 370 rekan-rekan PRUSynergy yang turut berkontribusi dan bekerjasama dalam menuntaskan target pendirian 30 rumah. Inisiatif Prudential ini diapresiasi oleh pemerintah Bantul diwakili oleh drs. H. Suharsono selaku bupati bantul. Mantap banget kan?
Mengecat Rumah--Tak Semudah Kelihatannya
Tak banyak yang paham bahwa mengecat rumah--meski kelihatannya mudah, membutuhkan kemampuan koordinasi tubuh dan stamina yang memadai. Kalau nggak kebiasa pasti bakal kelihatan banget hasil catnya tidak rapi.
soal mengecat ini, kalian juga bisa membaca tips dekorasi rumah ala saya disini.
soal mengecat ini, kalian juga bisa membaca tips dekorasi rumah ala saya disini.
Makanya, sebelum mengecat Mas Ari dari Habitat Humanity memberikan brief singkat cara mengecat tembok yang baik dan benar. Pada awalnya teman-teman Pruvolunteer agak kesulitan namun lama kelamaan semua dapat mengecat ruangan dengan baik dan benar.
Kebayang nggak sih para direktur dan top level management ikut ngecat rumah? I was so blessed because i get to see their work ethics with my very own eyes karena seriusan melihat bapak dan Ibu Direktur Prudential serius banget ngecat meskipun ada yang cedera, tapi semua begitu excited melakukan tugas masing-masing bahkan menolak untuk beristirahat sebelum benar-benar selesai mengerjakan tugasnya.
(note to self: besok-besok kalo disuruh ngerjain apapun termasuk ganti keran kantor lakukanlah dengan hati!)
Rumah yang kami bantu cat ini adalah milik keluarga bapak Suyadi dan Ibu Tuti Alawiyah. Sehari-hari bapak Suyadi berternak untuk mencukupi kehidupan keluarga, namun tak semua ternak yang dipelihara adalah milik bapak Suyadi. Rumah bapak suyadi sendiri sudah dibangun selama 21 hari oleh rekan rekan volunteer dari Habitat for Humanity.
Menurut Mas Ari, rumah-rumah yang dibangun oleh habitat for humanity memang didesign untuk mudah dibangun, sederhana namun layak. Pembangunan tiap rumah juga dilaksanakan dengan cukup cepat agar dapat menjamin efisiensi waktu dan tenaga yang dikeluarkan.
Dalam waktu sekitar 3 jam, kami berhasil mengecat 2 ruangan dalam rumah Pak Suyadi. Ada yang bertugas mengecat bagian atas dengan roller, ada juga bertugas yang mengecat sisi sisi dengan kuas agar hasilnya lebih detil. Lumayanlah untuk para pemula.
Sesekali Pak Suyadi membantu kami mengaduk cat dan mengantarkan cat yang telah dicampur ke dalam ruangan. Sambil bercengkrama kami menghabiskan waktu bercerita ini dan itu. Pak Suyadi menuturkan bahwa pembangunan ini tentunya sangat membantu warga desa. Tantangan utama pembangunan ada pada transportasi material bangunan mengingat rumah Pak Suyadi terletak di lereng bukit dan satu-satunya jalan menanjak keatas hanyalah jalan setapak agak curam yang telah disemen.
Saya jadi terbayang betapa sulitnya menavigasi rute pembangunan di musim hujan dan malam hari. Syukurlah ada teman-teman dari Habitat for Humanity yang sudah lebih berpengalaman dalam membangun rumah-rumah didaerah remote sehingga saya dan teman-teman pruvolunteer lainnya berada di tangan yang tepat.
Membangun Rumah, Membangun Harapan
Rumah bapak Suyadi bukanlah satu-satunya rumah yang dibangun oleh Prudential. Prudence Foundation, yayasan dari Prudential telah mendirikan satu gedung PAUD dan lima rumah sejak tahun lalu, kemudian dilanjutkan dengan diserahkannya tiga puluh hunian layak huni pada hari jumat 26 April 2019 lalu.
Menurut Susanto Samsudin, National Director Habitat for Humanity Indonesia, 30 rumah yang diserahterimakan tersebut merupakan bagian dari 263 rumah di Desa Selopamioro dari 1345 rumah yang dibangun oleh Habitat for Humanity Indonesia di wilayah bantul.
1345 rumah bukan jumlah yang sedikit lho, mengingat wilayah Bantul sendiri belum begitu padat penduduk jika dibandingkan dengan Kota Yogyakarta maupun Sleman.
Habitat for Humanity Indonesia sendiri adalah bagian dari Habitat for Humanity International, sebuah lembaga nirlaba yang bertujuan untuk membantu pembangunan atau perbaikan rumah tinggal untuk keluarga berpenghasilan rendah.
((bagi kalian yang tertarik juga dengan kegiatan filantropi lainnya bisa membaca soal cara-cara galang dana online disini))
((bagi kalian yang tertarik juga dengan kegiatan filantropi lainnya bisa membaca soal cara-cara galang dana online disini))
Hari itu saya pulang dari Selopamioro dengan pengalaman baru dan teman-teman baru dari Pruvolunteer dan Habitat for Humanity. this whole experience is somewhat surreal, yet amazingly inspiring!
Hai semua, kalian lagi ngapain? Saya lagi selonjoran karena badan pegal-pegal semua. Kali ini pegal-pegal berasal dari kegiatan mengecat rumah warga Dusun Kajor Wetan, Selopamioro, Bantul bareng para karyawan Prudential alias #PruVolunteers. Lha, ngapain jauh-jauh ke bantul buat ngecat rumah orang???
Jadi kali ini saya nunut para karyawan Prudential untuk melaksanakan CSR sekaligus Leadership Immersion Program yang bekerjasama dengan Habitat for Humanity Indonesia.
Program CSR dari prudential ini menarik banget gengs, jadi para pegawai Prudential dari para direksi sampai para pegawai dari berbagai cabang saling bekerjasama untuk membantu membangun rumah di Dusun Kajor Wetan untuk para warga miskin yang belum memiliki rumah permanen.
By membangun rumah i mean literally membangun rumah yang dari numpuk batu bata sampai ngecat gitu. Seriusan asli.
Kaget ya? Kalo kalian ingin membaca soal Prudential, dulu saya pernah membahas soal asuransi prudential disini. Sila disimak ya.
Kaget ya? Kalo kalian ingin membaca soal Prudential, dulu saya pernah membahas soal asuransi prudential disini. Sila disimak ya.
Leadership Immersion Program ini adalah program dari PRUuniversity sebagai upaya prudential untuk membantu karyawan menjadi profesional yang handal, salah satunya dengan memperkokoh sifat-sifat kepemimpinan yang berlaku di seluruh lini bisnis prudential.
Program ini sudah berlangsung cukup lama yaitu sejak September 2018 sampai dengan April 2019 ini dan sudah berlangsung sebanyak 8 batch. Setiap batchnya terdiri dari 3 sesi. Nah membangun rumah ini adalah sesi kedua dari Leadership Immersion Program yang bertujuan untuk mempraktekkan kerjasama antar sesama pegawai Prudential. Sesi pertamanya adalah pelatihan kepemimpinan sedangkan sesi ketiganya adalah refleksi dan kilas balik atau bisa juga disebut PruSynergy untuk mensinergikan semangat para pegawai Prudential.
Perjuangan Sampai Bisa Mengecat Rumah
Pagi itu saya berangkat pukul setengah tujuh pagi, karena jam delapan tepat, kami harus menuju ke lokasi CSR yang terletak di Selopamioro Bantul. Bagi kalian yang belum tahu, Selopamioro ini terletak di daerah perbukitan sehingga dibutuhkan sedikit perjuangan untuk menanjak dan sampai ke lokasi Dusun Kajor Wetan.
Sesampainya di Dusun Kajor Wetan, kami disambut oleh kepala desa Selopamioro dan Habitat for Humanity yang menjelaskan bahwa masih banyak sekali keluarga miskin di wilayah Selopamioro yang belum memiliki tempat tinggal yang layak. Oleh karena itu bantuan dari Prudential yang bekerja sama dengan Habitat for Humanity ini terasa sangat berarti bagi warga Dusun Kajor Wetan.
Kami kemudian mendapat safety brief dan melakukan stretching sebelum dibagi menjadi kelompok-kelompok kerja yang punya tugas masing-masing. Saya sendiri ditempatkan di grup 4 yang bertugas mengecat tembok rumah dengan Mas Ari dari Habitat Humanity sebagai guidenya.
Bukan hanya mengecat, ada grup lain yang ditugaskan untuk membangun tembok. Saya bersyukur kebagian tugas mengecat karena jogja panasnya minta ampun. Syukurlah saya bisa ngiyup didalam rumah sehingga nggak harus panas-panasan menggotong material bangunan.
*salah bersyukur* *dikepruk grup 1-3 yang bertugas untuk membangun tembok*
Kalau kalian mengikuti instagram story maupun twitter saya, pasti kalian tahu bahwa perjalanan yang ditempuh oleh grup kami untuk bisa sampai ke rumah yang harus dicat tidaklah mudah karena harus menyebrangi sungai dengan jembatan bambu tanpa pegangan serta harus mendaki jalanan yang menanjak ke atas bukit selama kurang lebih 5 menit.
Mungkin jalurnya nggak terlalu jauh, namun medannya cukup terjal dan saya yakin tentunya membawa material bangunan dari basecamp ke rumah yang harus saya cat ini tidaklah mudah. Dibutuhkan kerjasama antara para volunteer dan warga desa yang bahu membahu membangun rumah-rumah layak huni ini.
Makanya sebenarnya community investment dari Prudential ini selain memberikan manfaat juga memberdayakan banyak orang, dari para Pruvolunteer, Relawan Habitat for Humanity Indonesia yang datang dari berbagai negara sampai masyarakat sekitar.
Ada sekitar 370 rekan-rekan PRUSynergy yang turut berkontribusi dan bekerjasama dalam menuntaskan target pendirian 30 rumah. Inisiatif Prudential ini diapresiasi oleh pemerintah Bantul diwakili oleh drs. H. Suharsono selaku bupati bantul. Mantap banget kan?
Mengecat Rumah--Tak Semudah Kelihatannya
Tak banyak yang paham bahwa mengecat rumah--meski kelihatannya mudah, membutuhkan kemampuan koordinasi tubuh dan stamina yang memadai. Kalau nggak kebiasa pasti bakal kelihatan banget hasil catnya tidak rapi.
soal mengecat ini, kalian juga bisa membaca tips dekorasi rumah ala saya disini.
soal mengecat ini, kalian juga bisa membaca tips dekorasi rumah ala saya disini.
Makanya, sebelum mengecat Mas Ari dari Habitat Humanity memberikan brief singkat cara mengecat tembok yang baik dan benar. Pada awalnya teman-teman Pruvolunteer agak kesulitan namun lama kelamaan semua dapat mengecat ruangan dengan baik dan benar.
Kebayang nggak sih para direktur dan top level management ikut ngecat rumah? I was so blessed because i get to see their work ethics with my very own eyes karena seriusan melihat bapak dan Ibu Direktur Prudential serius banget ngecat meskipun ada yang cedera, tapi semua begitu excited melakukan tugas masing-masing bahkan menolak untuk beristirahat sebelum benar-benar selesai mengerjakan tugasnya.
(note to self: besok-besok kalo disuruh ngerjain apapun termasuk ganti keran kantor lakukanlah dengan hati!)
Rumah yang kami bantu cat ini adalah milik keluarga bapak Suyadi dan Ibu Tuti Alawiyah. Sehari-hari bapak Suyadi berternak untuk mencukupi kehidupan keluarga, namun tak semua ternak yang dipelihara adalah milik bapak Suyadi. Rumah bapak suyadi sendiri sudah dibangun selama 21 hari oleh rekan rekan volunteer dari Habitat for Humanity.
Menurut Mas Ari, rumah-rumah yang dibangun oleh habitat for humanity memang didesign untuk mudah dibangun, sederhana namun layak. Pembangunan tiap rumah juga dilaksanakan dengan cukup cepat agar dapat menjamin efisiensi waktu dan tenaga yang dikeluarkan.
Dalam waktu sekitar 3 jam, kami berhasil mengecat 2 ruangan dalam rumah Pak Suyadi. Ada yang bertugas mengecat bagian atas dengan roller, ada juga bertugas yang mengecat sisi sisi dengan kuas agar hasilnya lebih detil. Lumayanlah untuk para pemula.
Sesekali Pak Suyadi membantu kami mengaduk cat dan mengantarkan cat yang telah dicampur ke dalam ruangan. Sambil bercengkrama kami menghabiskan waktu bercerita ini dan itu. Pak Suyadi menuturkan bahwa pembangunan ini tentunya sangat membantu warga desa. Tantangan utama pembangunan ada pada transportasi material bangunan mengingat rumah Pak Suyadi terletak di lereng bukit dan satu-satunya jalan menanjak keatas hanyalah jalan setapak agak curam yang telah disemen.
Saya jadi terbayang betapa sulitnya menavigasi rute pembangunan di musim hujan dan malam hari. Syukurlah ada teman-teman dari Habitat for Humanity yang sudah lebih berpengalaman dalam membangun rumah-rumah didaerah remote sehingga saya dan teman-teman pruvolunteer lainnya berada di tangan yang tepat.
Membangun Rumah, Membangun Harapan
Rumah bapak Suyadi bukanlah satu-satunya rumah yang dibangun oleh Prudential. Prudence Foundation, yayasan dari Prudential telah mendirikan satu gedung PAUD dan lima rumah sejak tahun lalu, kemudian dilanjutkan dengan diserahkannya tiga puluh hunian layak huni pada hari jumat 26 April 2019 lalu.
Menurut Susanto Samsudin, National Director Habitat for Humanity Indonesia, 30 rumah yang diserahterimakan tersebut merupakan bagian dari 263 rumah di Desa Selopamioro dari 1345 rumah yang dibangun oleh Habitat for Humanity Indonesia di wilayah bantul.
1345 rumah bukan jumlah yang sedikit lho, mengingat wilayah Bantul sendiri belum begitu padat penduduk jika dibandingkan dengan Kota Yogyakarta maupun Sleman.
Habitat for Humanity Indonesia sendiri adalah bagian dari Habitat for Humanity International, sebuah lembaga nirlaba yang bertujuan untuk membantu pembangunan atau perbaikan rumah tinggal untuk keluarga berpenghasilan rendah.
((bagi kalian yang tertarik juga dengan kegiatan filantropi lainnya bisa membaca soal cara-cara galang dana online disini))
((bagi kalian yang tertarik juga dengan kegiatan filantropi lainnya bisa membaca soal cara-cara galang dana online disini))
Hari itu saya pulang dari Selopamioro dengan pengalaman baru dan teman-teman baru dari Pruvolunteer dan Habitat for Humanity. this whole experience is somewhat surreal, yet amazingly inspiring!
Selasa, 30 April 2019
.
home /
Philanthropic
.
Tak hanya pulang dengan pengalaman baru, kamu juga pulang dengan soreng moreng cat di sepatu, celana, dan kaos merah.
BalasHapusTim 4-5 adalah tim bekerja keras sesungguhnya ahahaha, satu rumah beres euuy!
BalasHapusWuaah ...kegiatan sukarela yang menginspirasi dan akupun sebenarnya pengin ikutan gabung jadi volunteer.
BalasHapusMenebar kebaikan buat banyak orang itu salah satu harapanku.
Masih pegal-pegal badan, kak :) ?.
Hayook gunain minyak EVCO buat urut badan ... hehehe ..
Wih bangunnya cepat banget ya tinggal ngecat aja. Manager dan direksi prudential juga turut bekerjasama tak peduli dengan jabatannya. Pengalaman yang seru, tak kalah dengan main pubg ini wkwkwk
BalasHapusAku bangian bangun tembok kemarin mba...ha..ha, pegel2 juga beberapa hari, tapi seru!
BalasHapussemoga semakin banyak lagi rumah layak huni yang dibangun di sana yak.
BalasHapusAgak nyesel nggak bisa ikutan event iniii. Seru banget sih program CSR dari Prudential ini. Ngajak blogger-blogger buat ngerasain langsung waktu bangun rumah. Lebih kerasa pengalaman dan cerita-cerita dibalik dibangunnya rumah-rumah itu lagi. Next time kalau ada lagi, semoga bisa ikutaaan~
BalasHapusBangun tembok juga seru mb... Ngaduk-aduk semen ternyata ada caranya..hehe
BalasHapusSepanjang aku bw ke semua peserta, keknya kamu deh yang paling seger & ceria fotonya. Janjangan dipesenin PHD ya?
BalasHapusKok jadi kepikiran bawa materialnya ke daerah perbukitan ya Mbak. Memang nggak mudah. Bahkan terkadang jasa angkut menolak antar barang ke pegunungan (pengalaman pribadi). Semoga manfaat PRUvolunteer selalu mengalir untuk kehidupan masyarakat.
BalasHapusMengecat tembok saja kutakbisa, apalagi ganti keran. Hiks. Baeklah, mulai sekarang kudu belajar...
BalasHapusWoh kamu nge cat nya cepet bangets bebs, tapi nanggung amat.. kenapa serumah nggak di cat sekalian sihh...
BalasHapusSemoga program-program yang bermanfaat seperti ini makin banyak...
keren ya CSR-nya Prudensial, senangnya bisa jadi volunteer bisa membantu orang-orang yang membutuhkan. aku pengen liat Agi ngecat padahal hehehehe
BalasHapusSenangnya sudah ada rumah yang siap huni. Semoga makin banyak warga yang dapat terbantu dengan adanya program ini :)
BalasHapuswii mb agi dapet bagian ngecat to. btw, aku seneng deh sama bau cat baru. aroma cat tuh membawa semacam kenangan *lah curcol
BalasHapuswah acaranya keren sekali mak, ini manfaatnya bisa dirasakan langsung oleh masyarakat ya, kemudian dari prudential sendiri juga langsung turun ke masyarakat
BalasHapuskalo lihat film-film luar negeri, mereka pada bisa ngecat rumah sendiri itu menurutku keren banget. karena ini pekerjaan yang ternyata sama sekali gak gampang, pernah nyoba ikut ngecat pas ada tukang di rumah, malah berantakan, xxiixixi
BalasHapusAku membayangkan polah dikau macem yang di acara tipi sebelah itu lho, kak
BalasHapusJadi kalau sewa kak agie buat nukang berapaan ini
Hmmm. Ini kayak adu rayu, eeeh, adu energi... seberapa kuat engkau menganfkat dan mengangkut dan mengecat hehehe...
BalasHapusAgi, dikau juga praktek nukang? Btw Prudential luar biasa ya program CSRnya. Semoga makin banyak masyarakat yang mendapatkan manfaatnya.
BalasHapusLuar biasa ya kak. Teman2 bisa ikut merasakan perjuangan membangun rumah .syukurlah, semoga bermanfaat bagi masyarakat yang membutuhkan.
BalasHapusKegiatan seperti ini menginspirasi, seperti pada pos soal galang-galang dana itu, orang Indonesia pada dasarnya kalau bahu-membahu itu mau banget huehehehe tinggal bagaimana caranya saja kan ya. Melalui #Pruvolunteer ini jelas banyak hal yang bisa dilakukan untuk warga desa, salah satunya rumah Pak Suryadi ini, dan belajar dari kearifan lokal masyarakat desa. Gotong royong salah satunya; dengan medan yang berat meskipun jarak tempuh singkat, jadi belajar juga tentang gotong royong khas masyarakat desa hehehe. Salut maksimal. Jadi ... berapa biaya mengecat rumah saya? Lol :D Kabuuuuurrrr ...
BalasHapusMantaplah pada berbakat nih bangun rumah.370 orang banyak juga ya. Lha iya rumahnya ada 30 ya. Bagus ya Pru program csr nya
BalasHapusBagus CSR nya Prudential. Membangun rumah dari enol. Smeoga makin banyak masyarakat terbantu untuk punya rumah yang layak.
BalasHapusAku inget dulu ngecat kamar kos sendiri. Wkwk memang susah susah gampang ya? Susahnya dua kali gampangnya sekali wkwk
BalasHapusmantap mendadak bisa bangun rumah
BalasHapussemoga menjadi berkah untuk yang dibangunin rumah nya
Woww...seru nich, kalau bantuin bikin rumah orang jadi kinclong....hahahah. Asal rumah sendiri jangan lupa di Cat juga yach.....hhehehe...
BalasHapusOhy..biasanya bekas cat masih nempel diwajah walau sudah di cuci bersih, # itu tanda alam kalau kita punya bakat ngecat rumah, hahaha.....
saya juga lagi mencoba membangun rumah..
BalasHapusrumah tangga
tapi entah dengan siapa
yasudahlah
Sini mbak, aku kepruk loh hahaha. Tapi pengalaman ini bisa jadi bagian dari kita bersyukur yaa
BalasHapus