So Guys, kalian semua tau bahwa awal maret kemarin, saya pergi ke Surabaya untuk menghadiri pernikahan sahabat saya yaitu Bilawal dan Devi. Disana seneng sih, hura-hura maksimal. Tapi pulang dari Surabaya, melalui pesan whatsapp, Bilawal mengontak saya dan menceritakan kisah yang paling #MARMOS alias Bikin Emosi sejagat raya. Ternyata dia 'ditipu' oleh Wedding Organizer acara pernikahannya.
Bilawal meminta saya untuk share cerita ini melalui Blog saya supaya nggak ada korban lagi. And here it is. Kali ini, saya tidak menulis cerita ini. Cerita ini spesial dari Bilawal dan Devi. Saya sama sekali tidak mengurang-ngurangi maupun melebih-lebihkan cerita ini. Berikut penuturan mereka yang saya terima melalui e-mail minggu lalu.
So here they are.
***
Well, tujuan kita bikin artikel ini buat sharing pengalaman sekaligus warning buat kalian-kalian yang mau nikah agar tidak salah pilih Wedding Organizer (WO). Cukup kita ajalah (kalian jangan sampe) yang jadi korban dan nyesel karena WO abal-abal.
Kita merasa perlu buat ngasih review soal WO Vanessa Wedding Service yang alamatnya di Jl. Joyoboyo No 23 Surabaya biar tidak ada konsumen-konsumen lain yang terjebak. Awalnya sih di Google Review ada 3 (tiga) review soal WO ini (reviewnya jelek-jelek sumpah), but somehow review-review itu raib begitu saja bossku!
Oleh karena itu kita bikin review baru dalam bentuk blog (biar ga gampang raib), numpang di duckofyork.com. Kita bikin review ini mostly dari pengalaman kita pakai WO ini plus pengalaman 2 klien lain dan ditambah informasi-informasi tambahan yang kita dapat dari vendor-vendor lain. Semoga bisa jadi pelajaran buat kalian, ingatlah wahai anak muda, memilih WO yang tepat adalah koentji ketenangan batin sebelum menikah.
Awalnya sih kita tau WO ini waktu ada pameran di Royal Plaza Surabaya, kita mampir ke stand mereka dalam rangka nanya-nanya tetek bengek masalah wedding. Penjelasan dan pemaparan mereka bagus dan meyakinkan, komunikasi awalnya enak dan paket yang ditawarkan juga cukup bagus.
Singkat kata karena the bride sudah sreg, akhirnya kita memutuskan memakai jasa WO Vanessa Wedding. Ternyata, oh ternyata, semua yang ena-ena hanya diawal saja. Makin lama situasi dan gelagat dari Vanessa makin tidak baik dan gobloknya kita terlambat sadar.
Kita baru benar-benar sadar ketika sudah lunas bayar 36 juta yang notabene setara dengan gaji mas-mas kantoran selama 7 bulan. Our mistake, memang kita ga ndengerin nasihat orang tua yang dari awal sudah berusaha ngarahin ke WO yang lebih meyakinkan dan trusted. Mungkin karena gejolak kawula muda yang merasa serba tau, serba bisa dan cenderung emosional dalam mengambil keputusan alhasil ujung-ujungnya menyesal karena salah memutuskan. Anyway penyesalan selalu di akhir kan ya, kalau di awal kan pendaftaran.
Sebenarnya kita bingung mau review dari mana dulu soalnya banyak banget kekurangan dari Vanessa Wedding. Hampir tidak ada bagusnya. Supaya lebih simpel, review kita ringkas dalam beberapa point, point terakhir bikin kamu tercengang. #jrengjreng
Dengan kondisi seperti itu (mau tidak mau) terpaksa kita buat back up plan.
Kita merasa perlu buat ngasih review soal WO Vanessa Wedding Service yang alamatnya di Jl. Joyoboyo No 23 Surabaya biar tidak ada konsumen-konsumen lain yang terjebak. Awalnya sih di Google Review ada 3 (tiga) review soal WO ini (reviewnya jelek-jelek sumpah), but somehow review-review itu raib begitu saja bossku!
Oleh karena itu kita bikin review baru dalam bentuk blog (biar ga gampang raib), numpang di duckofyork.com. Kita bikin review ini mostly dari pengalaman kita pakai WO ini plus pengalaman 2 klien lain dan ditambah informasi-informasi tambahan yang kita dapat dari vendor-vendor lain. Semoga bisa jadi pelajaran buat kalian, ingatlah wahai anak muda, memilih WO yang tepat adalah koentji ketenangan batin sebelum menikah.
Awalnya sih kita tau WO ini waktu ada pameran di Royal Plaza Surabaya, kita mampir ke stand mereka dalam rangka nanya-nanya tetek bengek masalah wedding. Penjelasan dan pemaparan mereka bagus dan meyakinkan, komunikasi awalnya enak dan paket yang ditawarkan juga cukup bagus.
Singkat kata karena the bride sudah sreg, akhirnya kita memutuskan memakai jasa WO Vanessa Wedding. Ternyata, oh ternyata, semua yang ena-ena hanya diawal saja. Makin lama situasi dan gelagat dari Vanessa makin tidak baik dan gobloknya kita terlambat sadar.
Kita baru benar-benar sadar ketika sudah lunas bayar 36 juta yang notabene setara dengan gaji mas-mas kantoran selama 7 bulan. Our mistake, memang kita ga ndengerin nasihat orang tua yang dari awal sudah berusaha ngarahin ke WO yang lebih meyakinkan dan trusted. Mungkin karena gejolak kawula muda yang merasa serba tau, serba bisa dan cenderung emosional dalam mengambil keputusan alhasil ujung-ujungnya menyesal karena salah memutuskan. Anyway penyesalan selalu di akhir kan ya, kalau di awal kan pendaftaran.
Sebenarnya kita bingung mau review dari mana dulu soalnya banyak banget kekurangan dari Vanessa Wedding. Hampir tidak ada bagusnya. Supaya lebih simpel, review kita ringkas dalam beberapa point, point terakhir bikin kamu tercengang. #jrengjreng
1. Komunikasi Buruk
Namanya orang jualan, harus bisa komunikasi yang baiklah dengan klien. Dalam bisnis hal itu sudah jadi keniscayaan dan dari zaman baheula hingga zaman now, klien pasti senanglah kalau dilayani dengan komunikasi yang baik. Sayangnya, hal ini hampir tidak ada pada Vanessa Wedding.
WhatsApp sering lama balasnya, susah ditemuin karena kantor sering tutup, tanya hal-hal detail tapi jawabannya sering ngambang atau tidak jelas, dan semena-mena kalau ngomong dengan klien.
Hampir setiap kali kita ke kantor mereka ujung-ujungnya pasti cekcok. Masih lekat betul di ingatan, waktu Bunda (bundanya Bilawal -red) dateng ke kantor mereka buat nagih nomor kontak vendor-vendor foto video, rias, dekorasi dan electone serta MC dengan maksud untuk klarifikasi ke vendor apakah sudah deal dan di DP oleh Vanessa malah sempat dibentak sama ownernya (Pak Dody Harianto), disalah-salahin, kata-katanya banyak yang sengak dan beberapa kali jarinya nunjuk-nunjuk ke Bunda. Benar-benar gak punya adab sama orang tua, padahal sebelumnya mereka bilang tidak keberatan buat ngasih nomor vendor-vendor.
Kita juga beberapa kali cekcok dikantor bahkan istri sampai gebrak meja gegara omongan mereka gak enak. Setiap kali kita minta kejelasan atau klarifikasi progress dengan vendor-vendor atau progress wedding malah dikata-katain bahkan disalah-salahin dibilang ga percaya lah, bikin hubungan mereka dengan vendor buruk lah, vendornya tidak mau diribetin lah. Kita ngerasa seolah-olah dimainin dan dipancing-pancing emosinya. Feeling kita sih ya biar kita emosi terus kita putus kontrak dengan mereka. Kalau sudah putus kontrak, enak di mereka dong uda dapat duitnya tapi ga perlu perform dengan dalih kita yang mutusin kontrak sehingga ada alasan buat ga ngembalikan duit.
2. Dikejar-kejar Pelunasan Pembayaran
Awal-awalnya Vanessa tiap kali hubungin entah lewat telepon atau WA pasti UUD (Ujung-Ujungnya Duit) alasannya macem-macemlah yang katanya buat DP vendorlah, beli kain lah atau ngurus prewedd lah. Rasanya gak nyaman banget, risih ditagih-tagih masa barusan dikasih duit belum nyampe seminggu sudah minta lagi.
Meskipun awalnya sudah disepakati termin-termin pembayaran tapi tetap mereka kekeuh kalau minta. Padahal waktu itu kita juga belum dapat apa-apa sama sekali, kain sama prewedd aja belum dan buat dapetinnya pun kudu nekan bolak-balik.
Setelah tidak sengaja ketemu klien lain, ternyata mereka juga dimodusin hal serupa, dimintain duit terus menerus. Klien ini ambil paket yang 52 juta dan sudah setor hingga 33 juta tapi mereka juga belum dapat apa-apa. Kain sama prewedd pun juga belum. Untungnya mereka segera sadar kalau Vanessa bermasalah dan langsung nuntut duit mereka dikembalikan dengan cara lapor ke Polisi karena merasa ditipu. Dari sini sudah keliatan kalau Vanessa nuntut pelunasan terus menerus berarti cash flow mereka ga bagus alias tidak punya duit.
3. Sering Ingkar Janji
Kita sampai susah ngitung berapa banyak janji yang ga ditepatin. Mulai dari masalah pemberian kain yang ditunda-tunda, cucuk lampah dan photobooth yang tidak ada waktu hari H, janji ngasih kontak-kontak vendor wedding sebagaimana dijelaskan dalam point nomor 1, serta masalah baju untuk wedding tidak ada yang sesuai janji. Apa yang dikatakan tidak sesuai dengan yang dilakukan.
Untuk masalah baju, janji awalnya adalah baju pengantin, baju akad dan baju orang tua dibuatkan baru serta untuk baju akad akan diberikan kepada pengantin. Namun kenyataannya tidak semanis itu.
Silakan bayangkan, hingga H-2 baju pengantin wanita dan baju orangtua perempuan ternyata belum selesai dan basofi untuk among tamu laki-laki banyak yang jelek dan kusut.
Bukan hanya itu, baju pengantin yang seharusnya baru pun ternyata baju bekas (hanya bawahannya saya yang baru), atasan baju pengantin ada beberapa yang bolong, warna atasan dan bawahan tidak sama persis, pemasangan manik-manik (borci) di bawahan juga belum selesai.
Akhirnya kita terpaksa ambil sikap, H-2 baju-baju yang ada kita minta dengan paksa. Kita amankan sendiri saja baju-baju kita sekaligus ditata sendiri di rumah. Mengecewakan. Padahal masalah baju ini dikerjakan sendiri oleh Vanessa, tidak disub kan ke vendor lain jadi kan seharusnya menanganinya jauh lebih mudah dan tidak ada alasan untuk tidak selesai.
Benar-benar kebacut. Kalau WOnya benar-benar baik hal-hal seperti ini harusnya ga perlu terjadi. Idealnya H-1 bulan semua sudah ready dan well prepared sehingga yang punya hajat bisa fokus menata hati dan pikiran.
4. Itikad Tidak Baik
Sudah disinggung sekilas diatas kalau Vanessa Wedding seperti berusaha mancing emosi klien buat mutusin kontrak. Indikasinya terlihat dari beberapa kali melontarkan pernyataan seperti, “Ya uda kalau enggak percaya jangan pakai saya”, “duit segitu aja dipermasalahkan”.
Indikasi itikad tidak baik dari Vanessa, waktu H-2 mereka baru bilang kalau busana untuk among tamu laki-laki ternyata tidak termasuk celana hitam dan peci. Jadi untuk kedua barang tersebut among tamu harus bawa sendiri-sendiri. Kondisi itu tidak diceritakan di awal, kita serasa dipermainkan, awalnya kita pikir semua sudah include dari Vanessa.
Selain itu Istri Pak Doddy (Mbak Nisa) tiba-tiba bilang ke istri saya yang intinya jangan berharap terlalu banyak masalah dekorasi. Alasannya karena dekorasi yang diminta tidak sesuai dengan bujet/paket yang diambil!!! Ini kan konyol, diawal mereka sudah menyanggupi dan sudah tertuang dalam Surat Perjanjian item-item dekorasi apa yang kita dapat. Tak dinyana tiba-tiba mereka bilang seperti itu, kita melihatnya mereka seperti sudah ancang-ancang untuk ngasih dekorasi ala kadarnya atau ecek-ecek yang sudah pasti tidak sesuai Perjanjian.
5. Terlilit Hutang dan Diperkarakan di Kepolisian
Salah satu penyebab kenapa Vanessa rajin meminta klien buat melakukan pelunasan adalah karena mereka tidak punya duit dan banyak hutang. Kemungkinan duit yang disetorkan oleh klien baru dipakai untuk menalangi acara klien lama sekaligus mencicil hutang. Mengutip istilah Bang Haji Rhoma yang dilakukan Vanessa adalah gali lubang tutup lubang dengan modus operandi sama seperti First Travel.
Berdasarkan penyataan salah satu klien (Klien ini sudah lunas 70 juta, dan hingga H-5 belum dapat kepastian soal persiapan weddingnya), Vanessa tidak dapat memberikan jaminan karena sudah tidak punya uang lagi, motornya sudah dijaminkan, bahkan ada juga mantan klien yang dikejar-kejar vendor dekorasi untuk pelunasan padahal mereka sudah bayar lunas dan acaranya sudah selesai di Bulan Desember.
Kita juga dapat informasi bahwa Vanessa masih punya hutang kepada beberapa vendor seperti foto video, rias, dan fotobooth atas job-job sebelumnya. Belum lagi mereka masih punya hutang ganti rugi kepada mantan-mantan klien yang tidak puas.
Total hutang mereka lebih dari seratus juta, sedangkan aset mereka ga jelas, kantor nyewa, kendaraan ga ada, waktu dicek ke 2 alamat alamat rumah ternyata sudah bukan milik mereka, orang tuanya pun seperti tidak mau tau masalah anaknya.
Vanesa juga dilaporkan ke Kepolisian (lagi!!!) oleh salah satu kliennya karena bawa kabur duit klien 12 juta. Waktu kita baca di Google Review (yang sekarang sudah raib) modusnya sih duitnya dipinjam untuk ngurus dekorasi kemudian mereka kabur. Banyak hutang eh malah jadi kriminal!!!
***
Kita sewa WO baru tanpa memutuskan kontrak dengan Vanessa Wedding; Mengatur lagi semua dari awal saat H-7 dan kita harus keluar duit lagi. Jadi semua vendor kita dobel mulai dari foto dan video, rias busana, MC, electone hingga cucuk lampah.
Untuk dekorasi kita batalkan sepihak dengan Surat Pernyataan pada H-, kita pakai vendor dekorasi yang baru. Kita tidak mau ambil resiko ada salah satu vendor yang tidak datang waktu hari H.
Para pembaca yang budiman, sebenarnya kita beruntung karena masih punya waktu, duit, dan saudara yang mau bantu bikin back up plan.
Coba bayangken kalau kliennya sudah tidak punya duit lagi sehingga mereka sepenuhnya bergantung pada Vanessa. Kalaupun klien masih punya duit juga belum tentu ada WO lain yang sanggup nanganin mengingat acara sudah mepet (tinggal hitungan hari!!)
Bayangin waktu hari H pernikahanmu vendor dekor atau rias atau katering tidak datang dan kamu ga bisa ngapain-ngapain. Opo yo ora malu, muntab atau ambyaar perasaanmu???
PS : Vendor dari Vanessa (cucuk lampah dan fotobooth tidak datang). Vendor lain seperti foto video dan rias memang datang tetapi waktu kita konfirm ke mereka masalah pembayaran ternyata belum beres. Kebayang ngga kalo misalnya kita ngga bikin back up plan, mau ditaro dimana muka kita??
Oh ya, Vanessa ini sempat berganti nama beberapa kali. Berdasarkan hasil penelusurann via google, sebelum menjadi vanessa wedding service, namanya adalah Anugerah Wedding Service. Setelah Pernikahan berubah menjadi Kebaya Vanessa. Dan sekarang kalo dilakukan penelusuran via alamat di google, yang keluar adalah Diana Wedding, jadi plis plis sebelum book wedding planner, kalian telusuri dulu reputasi si wedding planner ini.
Until next time!
So Guys, kalian semua tau bahwa awal maret kemarin, saya pergi ke Surabaya untuk menghadiri pernikahan sahabat saya yaitu Bilawal dan Devi. Disana seneng sih, hura-hura maksimal. Tapi pulang dari Surabaya, melalui pesan whatsapp, Bilawal mengontak saya dan menceritakan kisah yang paling #MARMOS alias Bikin Emosi sejagat raya. Ternyata dia 'ditipu' oleh Wedding Organizer acara pernikahannya.
Bilawal meminta saya untuk share cerita ini melalui Blog saya supaya nggak ada korban lagi. And here it is. Kali ini, saya tidak menulis cerita ini. Cerita ini spesial dari Bilawal dan Devi. Saya sama sekali tidak mengurang-ngurangi maupun melebih-lebihkan cerita ini. Berikut penuturan mereka yang saya terima melalui e-mail minggu lalu.
So here they are.
***
Well, tujuan kita bikin artikel ini buat sharing pengalaman sekaligus warning buat kalian-kalian yang mau nikah agar tidak salah pilih Wedding Organizer (WO). Cukup kita ajalah (kalian jangan sampe) yang jadi korban dan nyesel karena WO abal-abal.
Kita merasa perlu buat ngasih review soal WO Vanessa Wedding Service yang alamatnya di Jl. Joyoboyo No 23 Surabaya biar tidak ada konsumen-konsumen lain yang terjebak. Awalnya sih di Google Review ada 3 (tiga) review soal WO ini (reviewnya jelek-jelek sumpah), but somehow review-review itu raib begitu saja bossku!
Oleh karena itu kita bikin review baru dalam bentuk blog (biar ga gampang raib), numpang di duckofyork.com. Kita bikin review ini mostly dari pengalaman kita pakai WO ini plus pengalaman 2 klien lain dan ditambah informasi-informasi tambahan yang kita dapat dari vendor-vendor lain. Semoga bisa jadi pelajaran buat kalian, ingatlah wahai anak muda, memilih WO yang tepat adalah koentji ketenangan batin sebelum menikah.
Awalnya sih kita tau WO ini waktu ada pameran di Royal Plaza Surabaya, kita mampir ke stand mereka dalam rangka nanya-nanya tetek bengek masalah wedding. Penjelasan dan pemaparan mereka bagus dan meyakinkan, komunikasi awalnya enak dan paket yang ditawarkan juga cukup bagus.
Singkat kata karena the bride sudah sreg, akhirnya kita memutuskan memakai jasa WO Vanessa Wedding. Ternyata, oh ternyata, semua yang ena-ena hanya diawal saja. Makin lama situasi dan gelagat dari Vanessa makin tidak baik dan gobloknya kita terlambat sadar.
Kita baru benar-benar sadar ketika sudah lunas bayar 36 juta yang notabene setara dengan gaji mas-mas kantoran selama 7 bulan. Our mistake, memang kita ga ndengerin nasihat orang tua yang dari awal sudah berusaha ngarahin ke WO yang lebih meyakinkan dan trusted. Mungkin karena gejolak kawula muda yang merasa serba tau, serba bisa dan cenderung emosional dalam mengambil keputusan alhasil ujung-ujungnya menyesal karena salah memutuskan. Anyway penyesalan selalu di akhir kan ya, kalau di awal kan pendaftaran.
Sebenarnya kita bingung mau review dari mana dulu soalnya banyak banget kekurangan dari Vanessa Wedding. Hampir tidak ada bagusnya. Supaya lebih simpel, review kita ringkas dalam beberapa point, point terakhir bikin kamu tercengang. #jrengjreng
Dengan kondisi seperti itu (mau tidak mau) terpaksa kita buat back up plan.
Kita merasa perlu buat ngasih review soal WO Vanessa Wedding Service yang alamatnya di Jl. Joyoboyo No 23 Surabaya biar tidak ada konsumen-konsumen lain yang terjebak. Awalnya sih di Google Review ada 3 (tiga) review soal WO ini (reviewnya jelek-jelek sumpah), but somehow review-review itu raib begitu saja bossku!
Oleh karena itu kita bikin review baru dalam bentuk blog (biar ga gampang raib), numpang di duckofyork.com. Kita bikin review ini mostly dari pengalaman kita pakai WO ini plus pengalaman 2 klien lain dan ditambah informasi-informasi tambahan yang kita dapat dari vendor-vendor lain. Semoga bisa jadi pelajaran buat kalian, ingatlah wahai anak muda, memilih WO yang tepat adalah koentji ketenangan batin sebelum menikah.
Awalnya sih kita tau WO ini waktu ada pameran di Royal Plaza Surabaya, kita mampir ke stand mereka dalam rangka nanya-nanya tetek bengek masalah wedding. Penjelasan dan pemaparan mereka bagus dan meyakinkan, komunikasi awalnya enak dan paket yang ditawarkan juga cukup bagus.
Singkat kata karena the bride sudah sreg, akhirnya kita memutuskan memakai jasa WO Vanessa Wedding. Ternyata, oh ternyata, semua yang ena-ena hanya diawal saja. Makin lama situasi dan gelagat dari Vanessa makin tidak baik dan gobloknya kita terlambat sadar.
Kita baru benar-benar sadar ketika sudah lunas bayar 36 juta yang notabene setara dengan gaji mas-mas kantoran selama 7 bulan. Our mistake, memang kita ga ndengerin nasihat orang tua yang dari awal sudah berusaha ngarahin ke WO yang lebih meyakinkan dan trusted. Mungkin karena gejolak kawula muda yang merasa serba tau, serba bisa dan cenderung emosional dalam mengambil keputusan alhasil ujung-ujungnya menyesal karena salah memutuskan. Anyway penyesalan selalu di akhir kan ya, kalau di awal kan pendaftaran.
Sebenarnya kita bingung mau review dari mana dulu soalnya banyak banget kekurangan dari Vanessa Wedding. Hampir tidak ada bagusnya. Supaya lebih simpel, review kita ringkas dalam beberapa point, point terakhir bikin kamu tercengang. #jrengjreng
1. Komunikasi Buruk
Namanya orang jualan, harus bisa komunikasi yang baiklah dengan klien. Dalam bisnis hal itu sudah jadi keniscayaan dan dari zaman baheula hingga zaman now, klien pasti senanglah kalau dilayani dengan komunikasi yang baik. Sayangnya, hal ini hampir tidak ada pada Vanessa Wedding.
WhatsApp sering lama balasnya, susah ditemuin karena kantor sering tutup, tanya hal-hal detail tapi jawabannya sering ngambang atau tidak jelas, dan semena-mena kalau ngomong dengan klien.
Hampir setiap kali kita ke kantor mereka ujung-ujungnya pasti cekcok. Masih lekat betul di ingatan, waktu Bunda (bundanya Bilawal -red) dateng ke kantor mereka buat nagih nomor kontak vendor-vendor foto video, rias, dekorasi dan electone serta MC dengan maksud untuk klarifikasi ke vendor apakah sudah deal dan di DP oleh Vanessa malah sempat dibentak sama ownernya (Pak Dody Harianto), disalah-salahin, kata-katanya banyak yang sengak dan beberapa kali jarinya nunjuk-nunjuk ke Bunda. Benar-benar gak punya adab sama orang tua, padahal sebelumnya mereka bilang tidak keberatan buat ngasih nomor vendor-vendor.
Kita juga beberapa kali cekcok dikantor bahkan istri sampai gebrak meja gegara omongan mereka gak enak. Setiap kali kita minta kejelasan atau klarifikasi progress dengan vendor-vendor atau progress wedding malah dikata-katain bahkan disalah-salahin dibilang ga percaya lah, bikin hubungan mereka dengan vendor buruk lah, vendornya tidak mau diribetin lah. Kita ngerasa seolah-olah dimainin dan dipancing-pancing emosinya. Feeling kita sih ya biar kita emosi terus kita putus kontrak dengan mereka. Kalau sudah putus kontrak, enak di mereka dong uda dapat duitnya tapi ga perlu perform dengan dalih kita yang mutusin kontrak sehingga ada alasan buat ga ngembalikan duit.
2. Dikejar-kejar Pelunasan Pembayaran
Awal-awalnya Vanessa tiap kali hubungin entah lewat telepon atau WA pasti UUD (Ujung-Ujungnya Duit) alasannya macem-macemlah yang katanya buat DP vendorlah, beli kain lah atau ngurus prewedd lah. Rasanya gak nyaman banget, risih ditagih-tagih masa barusan dikasih duit belum nyampe seminggu sudah minta lagi.
Meskipun awalnya sudah disepakati termin-termin pembayaran tapi tetap mereka kekeuh kalau minta. Padahal waktu itu kita juga belum dapat apa-apa sama sekali, kain sama prewedd aja belum dan buat dapetinnya pun kudu nekan bolak-balik.
Setelah tidak sengaja ketemu klien lain, ternyata mereka juga dimodusin hal serupa, dimintain duit terus menerus. Klien ini ambil paket yang 52 juta dan sudah setor hingga 33 juta tapi mereka juga belum dapat apa-apa. Kain sama prewedd pun juga belum. Untungnya mereka segera sadar kalau Vanessa bermasalah dan langsung nuntut duit mereka dikembalikan dengan cara lapor ke Polisi karena merasa ditipu. Dari sini sudah keliatan kalau Vanessa nuntut pelunasan terus menerus berarti cash flow mereka ga bagus alias tidak punya duit.
3. Sering Ingkar Janji
Kita sampai susah ngitung berapa banyak janji yang ga ditepatin. Mulai dari masalah pemberian kain yang ditunda-tunda, cucuk lampah dan photobooth yang tidak ada waktu hari H, janji ngasih kontak-kontak vendor wedding sebagaimana dijelaskan dalam point nomor 1, serta masalah baju untuk wedding tidak ada yang sesuai janji. Apa yang dikatakan tidak sesuai dengan yang dilakukan.
Untuk masalah baju, janji awalnya adalah baju pengantin, baju akad dan baju orang tua dibuatkan baru serta untuk baju akad akan diberikan kepada pengantin. Namun kenyataannya tidak semanis itu.
Silakan bayangkan, hingga H-2 baju pengantin wanita dan baju orangtua perempuan ternyata belum selesai dan basofi untuk among tamu laki-laki banyak yang jelek dan kusut.
Bukan hanya itu, baju pengantin yang seharusnya baru pun ternyata baju bekas (hanya bawahannya saya yang baru), atasan baju pengantin ada beberapa yang bolong, warna atasan dan bawahan tidak sama persis, pemasangan manik-manik (borci) di bawahan juga belum selesai.
Akhirnya kita terpaksa ambil sikap, H-2 baju-baju yang ada kita minta dengan paksa. Kita amankan sendiri saja baju-baju kita sekaligus ditata sendiri di rumah. Mengecewakan. Padahal masalah baju ini dikerjakan sendiri oleh Vanessa, tidak disub kan ke vendor lain jadi kan seharusnya menanganinya jauh lebih mudah dan tidak ada alasan untuk tidak selesai.
Benar-benar kebacut. Kalau WOnya benar-benar baik hal-hal seperti ini harusnya ga perlu terjadi. Idealnya H-1 bulan semua sudah ready dan well prepared sehingga yang punya hajat bisa fokus menata hati dan pikiran.
4. Itikad Tidak Baik
Sudah disinggung sekilas diatas kalau Vanessa Wedding seperti berusaha mancing emosi klien buat mutusin kontrak. Indikasinya terlihat dari beberapa kali melontarkan pernyataan seperti, “Ya uda kalau enggak percaya jangan pakai saya”, “duit segitu aja dipermasalahkan”.
Indikasi itikad tidak baik dari Vanessa, waktu H-2 mereka baru bilang kalau busana untuk among tamu laki-laki ternyata tidak termasuk celana hitam dan peci. Jadi untuk kedua barang tersebut among tamu harus bawa sendiri-sendiri. Kondisi itu tidak diceritakan di awal, kita serasa dipermainkan, awalnya kita pikir semua sudah include dari Vanessa.
Selain itu Istri Pak Doddy (Mbak Nisa) tiba-tiba bilang ke istri saya yang intinya jangan berharap terlalu banyak masalah dekorasi. Alasannya karena dekorasi yang diminta tidak sesuai dengan bujet/paket yang diambil!!! Ini kan konyol, diawal mereka sudah menyanggupi dan sudah tertuang dalam Surat Perjanjian item-item dekorasi apa yang kita dapat. Tak dinyana tiba-tiba mereka bilang seperti itu, kita melihatnya mereka seperti sudah ancang-ancang untuk ngasih dekorasi ala kadarnya atau ecek-ecek yang sudah pasti tidak sesuai Perjanjian.
5. Terlilit Hutang dan Diperkarakan di Kepolisian
Salah satu penyebab kenapa Vanessa rajin meminta klien buat melakukan pelunasan adalah karena mereka tidak punya duit dan banyak hutang. Kemungkinan duit yang disetorkan oleh klien baru dipakai untuk menalangi acara klien lama sekaligus mencicil hutang. Mengutip istilah Bang Haji Rhoma yang dilakukan Vanessa adalah gali lubang tutup lubang dengan modus operandi sama seperti First Travel.
Berdasarkan penyataan salah satu klien (Klien ini sudah lunas 70 juta, dan hingga H-5 belum dapat kepastian soal persiapan weddingnya), Vanessa tidak dapat memberikan jaminan karena sudah tidak punya uang lagi, motornya sudah dijaminkan, bahkan ada juga mantan klien yang dikejar-kejar vendor dekorasi untuk pelunasan padahal mereka sudah bayar lunas dan acaranya sudah selesai di Bulan Desember.
Kita juga dapat informasi bahwa Vanessa masih punya hutang kepada beberapa vendor seperti foto video, rias, dan fotobooth atas job-job sebelumnya. Belum lagi mereka masih punya hutang ganti rugi kepada mantan-mantan klien yang tidak puas.
Total hutang mereka lebih dari seratus juta, sedangkan aset mereka ga jelas, kantor nyewa, kendaraan ga ada, waktu dicek ke 2 alamat alamat rumah ternyata sudah bukan milik mereka, orang tuanya pun seperti tidak mau tau masalah anaknya.
Vanesa juga dilaporkan ke Kepolisian (lagi!!!) oleh salah satu kliennya karena bawa kabur duit klien 12 juta. Waktu kita baca di Google Review (yang sekarang sudah raib) modusnya sih duitnya dipinjam untuk ngurus dekorasi kemudian mereka kabur. Banyak hutang eh malah jadi kriminal!!!
***
Kita sewa WO baru tanpa memutuskan kontrak dengan Vanessa Wedding; Mengatur lagi semua dari awal saat H-7 dan kita harus keluar duit lagi. Jadi semua vendor kita dobel mulai dari foto dan video, rias busana, MC, electone hingga cucuk lampah.
Untuk dekorasi kita batalkan sepihak dengan Surat Pernyataan pada H-, kita pakai vendor dekorasi yang baru. Kita tidak mau ambil resiko ada salah satu vendor yang tidak datang waktu hari H.
Para pembaca yang budiman, sebenarnya kita beruntung karena masih punya waktu, duit, dan saudara yang mau bantu bikin back up plan.
Coba bayangken kalau kliennya sudah tidak punya duit lagi sehingga mereka sepenuhnya bergantung pada Vanessa. Kalaupun klien masih punya duit juga belum tentu ada WO lain yang sanggup nanganin mengingat acara sudah mepet (tinggal hitungan hari!!)
Bayangin waktu hari H pernikahanmu vendor dekor atau rias atau katering tidak datang dan kamu ga bisa ngapain-ngapain. Opo yo ora malu, muntab atau ambyaar perasaanmu???
PS : Vendor dari Vanessa (cucuk lampah dan fotobooth tidak datang). Vendor lain seperti foto video dan rias memang datang tetapi waktu kita konfirm ke mereka masalah pembayaran ternyata belum beres. Kebayang ngga kalo misalnya kita ngga bikin back up plan, mau ditaro dimana muka kita??
Oh ya, Vanessa ini sempat berganti nama beberapa kali. Berdasarkan hasil penelusurann via google, sebelum menjadi vanessa wedding service, namanya adalah Anugerah Wedding Service. Setelah Pernikahan berubah menjadi Kebaya Vanessa. Dan sekarang kalo dilakukan penelusuran via alamat di google, yang keluar adalah Diana Wedding, jadi plis plis sebelum book wedding planner, kalian telusuri dulu reputasi si wedding planner ini.
Until next time!
Selasa, 20 Maret 2018
.
guest-post /
wedding
.
Sumpaaaaah keki banget bacanya, Mbak. Kok tega-teganya ya nipu kayak gitu. Makasi infonya, Mbak. Semoga banyak capeng yang ngeh sebelum kejadian pakai jasanya.
BalasHapusSerius tercengang dan ternganga gila banget mempermainkan modal nikah oraaang. Semoga ga ada yang ketipu lagi. Bagus banget dibikin blog post ginii.
BalasHapusiyaaa jadi membantu, dan ga ada yang ketipu lagi...
HapusSaya juga tertipu.. dia bersedia saya cancel karena saya merasa tertipu tapi sampai sekarang uang saya tidak dikembalikan. Saya wa, telp dsb tidak ada itikat baik tidak diangkat. Padahal saya butuh uang saya untuk membayar vendor penggangti karena kami tidak ada uang lebih. Ada yang bisa membantu untuk share alamat mereka? Padahal pernikahan kami h-2 minggu lagi
BalasHapusMbak Camelia bisa minta Linenya? Kita laporkan ke Polisi saja bareng2 line saya : bilawalanwar
HapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
HapusBoleh saya minta kontak adminnya..? Kebetulan saya jg ada masalah dng orang itu. DM via ig saya Dita.aditya.aditya
BalasHapussila hubungi bilawal anwar di kolom komen diatas. ada line IDnya
HapusDengan uang 70 JT di H-5 saya dan suami belum ada ke pastian pada saat itu, di hari H pun catring yg datang tidak sesuai menu maupun jumlah porsinya, photo booth pun hampir tidak terpasang karena pak Dodik tidak membayar uang dekor, sampe detik ini untuk foto dan video saya pun belum saya terima, saya coba crosscek ke vendor katanya masih belum di bayar padahal saya sudah lunasi biaya yg di minta dari bulan agustus
BalasHapusSekarang ganti nama jadi Jingga Wedding Service. Tapi nomer WA masih online (mgkn kecuali bagi yg sudah di block).
BalasHapusyaampun harus jadi perhatian khusus ini kalo banyak sekali yang sepakat bilang WO itu tidak bertanggung jawab. bagi kalian yang bingung cari vendor catering yang murah, enak dan pelayanan yang profesional jangan ragu untuk pake Berkah Catering. Pengalaman dan reviewnya banyak yang bilang bagus.
BalasHapus