Baiklah, mari kita mulai cerita kali ini dengan sebuah trivia ala-ala: Tahu nggak berapa lama waktu yang saya butuhkan untuk bisa menyusun template duckofyork sampai fully function seperti sekarang? Nggak tahu? 4 Minggu!
Jadi dalam 4 minggu itu, saya mengunduh template awalnya, kemudian baru menyusun kustomisasinya. Berhubung saya orang vintage alias orang jaman dulu, jadi saya pelan-pelan belajar ngutak-atik template pake metode trial and error (yang banyakan errornya daripada benernya, that's for sure!)
Dari situ saya yakin, coding adalah kerjaan orang-orang dengan kapasitas otak yang luar biasa mahadahsyat. Rakyat jelata kayak saya ngedit html aja bingung, apalagi coding-coding lainnya.
Makanya, ketika saya dan teman-teman blogger lainnya diundang oleh Yayasan Cinta Anak Bangsa (YCAB Foundation) dan Microsoft Indonesia untuk menyaksikan pameran aplikasi karya anak-anak sekolah setingkat SMP dan SMA dari Yogyakarta, saya cuma bisa melongo, bingung.
Anak SMP dan SMA bikin aplikasi Smart City? Emang bisa???
Acara #YouthSparkID ini dilaksanakan selama 2 hari, dari tanggal 15 sampai 16 Mei 2017. Bagi yang ngikutin instagram stories saya, pasti udah tahu, karena sepanjang acara saya banyak ngupload stories jalannya event ini. Bagi yang belum, jangan lupa follow instagram saya disini.
Nah, di hari pertama, acaranya adalah YOUTHSPARK LIVE: Be the Spark of Change. Acaranya diselenggarakan di Balai Sintha Kompleks Wanitatama, Yogyakarta. Acara ini merupakan semacam lomba sekaligus pameran bagi karya-karya aplikasi buatan anak SMP dan SMA di Yogyakarta.
Jadi ada dua kategori pameran disini yaitu #YouthSparkID Work Readiness Program dan #YouthSparkID Computer Science. Work Readiness Program merupakan kegiatan dari YCAB untuk mempersiapkan generasi muda yang siap kerja dengan memperkenalkan dunia kerja langsung kepada anak-anak SMA dan SMK, sedangkan Computer Science mengajarkan adik-adik di tingkat SMP dan SMA untuk coding, membuat aplikasi smart city, membuat game dengan nilai edukasi dan memanfaatkan minecraft untuk edukasi.
Selama berjalan-jalan dari satu booth ke booth lainnya, saya melihat banyak sekali aplikasi yang bermanfaat bagi masyarakat. Ada yang membuat game Action RPG dengan quest menyelesaikan logaritma matematika, ada yang membuat aplikasi turisme, bersih-bersih lingkungan, sampai aplikasi reservasi rumah sakit!
Semua aplikasi ini disusun oleh adik-adik dari tingkat SMP daaaan.... bukan dari sekolah favorit yang isinya orang-orang kaya. No, no, no. Adik-adik ini berasal dari seluruh penjuru Daerah Istimewa Yogyakarta dengan berbagai latar belakang ekonomi. YCAB dan Microsoft membuktikan bahwa sebenarnya potensi anak-anak berbakat tidak hanya ada di sekolah-sekolah favorit dengan segmen ekonomi menengah keatas, tapi juga di seluruh sekolah di Yogyakarta!
Memang sih, dari segi interface memang aplikasi ini belum tersusun dengan baik, tapi dari segi ide dan penyusunan konsep tatap muka sudah bagus banget. Apalagi kalau ingat bahwa aplikasi ini dibuat oleh anak-anak usia belasan tahun... (terus malu sendiri kalo inget jaman SMP SMA kerjaannya cuma tidur dikelas *menghela nafas panjang*)
Di bagian Work Readiness, saya sempat terharu biru. I know I'm not supposed to have favorite, but I have! Ada seorang peserta bernama Rendy Ruspandy dari SMKN 5 Yogyakarta. Cita-citanya adalah menjadi seorang Graphic Designer. Saat ini, dia sudah mulai merintis pelan-pelan dengan mendesign brosur, stiker, dan hand lettering yang menurut saya hasilnya sudah setara dengan graphic designer beneran.
Terus inget diri sendiri jaman SMA. Terus sedih terharu. Terus mendoakan agar dik Rendy bisa sukses mencapai cita-citanya (karena saya enggak, huhuhu)
Nah tahu nggak apa yang bikin adik-adik SMA dan SMK ini bisa tahu persis apa yang mereka inginkan? Jadi, mereka mengikuti camp dari YCAB dan Microsoft Indonesia yang menjelaskan kepada mereka, apa itu dunia kerja, mau jadi karyawan atau wirausaha, gimana sikap karyawan dan wirausahawan yang baik, dan semacamnya.
Menurut saya ini bekal yang bagus banget sih untuk anak-anak di sekolah tingkat akhir. Bagaimanapun, alasan "saya salah pilih jalur kuliah/kerja" itu basi banget di jaman sekarang ini. Mau nggak mau, kita harus bisa survive with what we have, dan ngasi tau ke anak-anak pilihan seperti apa yang mereka bisa buat untuk masa depannya itu bijak banget.
*edisi masih terharu*
Nah, semua karya adik-adik ini kemudian dinilai oleh tim juri, tapi menurut saya everyone is a winner in their own rights! Ide-ide yang muncul dari adik-adik ini menurut saya priceless dan bermanfaat banget. Microsoft dan YCAB juga bisa mengemas acara sedemikian rupa hingga games seperti Minecraft pun bisa dimanfaatkan untuk belajar tata ruang kota, matematika, dan lain-lain.
Di hari kedua, tema acara bergeser sedikit menjadi seputar Realisasi Jogja Cyber Province. Apa sih Jogja Cyber Province itu?
Jadi, kedepannya Jogja akan menjadi sebuah provinsi yang terkoneksi seluruhnya dengan internet. Pembangunan daerah nggak lagi hanya berkutat seputar pembangunan jalan, gedung dan sebagainya tapi juga pembangunan teknologi. Nantinya, sekolah, kantor pemerintahan dan lain-lain akan terinterkoneksi sehingga bisa diakses masyarakat melalui perangkat internet, jadi selain lebih terbuka, juga akan lebih efisien.
Nah namanya pembangunan teknologi akan percuma kalau tidak didukung oleh infrastruktur dan sumber daya manusia yang kuat, sehingga pemerintah Jogja juga sadar kalau harus mendidik generasi mudanya untuk mampu menyokong Jogja. Salah satu masalah utamanya adalah, banyaknya generasi muda Jogja yang memilih untuk bekerja di luar wilayah Jogja. Oleh karena itu, pemerintah berencana untuk mendidik anak-anak mudanya dalam program pelatihan kerja berbasis TIK untuk membantu membangun Cyber Province ini.
Bapak M Farhan (iya Farhan yang dulu host super ngehits itu--ketauan deh eike kelahiran taun kapan) sebagai Sekretaris Jenderal YCAB juga berkata demikian, bahwa nantinya yang membangun Jogja adalah anak-anak mudanya. Jadi PR jogja sekarang adalah membantu membangkitkan semangat anak-anak mudanya untuk bekerja sama membangun provinsinya sendiri.
Selanjutnya dalam Press Conference dan Media Briefing, Bapak Ruben Hattari dari Microsoft juga menyatakan bahwa Microsoft mendukung upaya YCAB dan Pemerintah Jogja untuk membangun infrastruktur provinsi yang saling terinterkoneksi. Bahkan, Pemerintah Jogja juga akan mengujicobakan aplikasi e-Rapport atau raport elektronik ke 50 sekolah di Provinisi Jogjakarta. Aplikasi ini nantinya akan memudahkan guru-guru dalam hal isi-mengisi raport jadi guru bisa lebih fokus untuk mengajar, bukan untuk mengisi administrasi ini dan itu.
Jadi kesimpulan saya setelah hadir di acara ini adalah.... hmmm ya sebagai generasi (yang masih) muda kudunya sih emang kita berpartisipasi juga dalam pembangunan daerah. Pembangunan teknologi itu nggak akan ada artinya kalau nggak dibarengi juga dengan pembangunan sumber daya manusia alias membangun diri sendiri.
Last but not least, I want to give special thanks to great people from YCAB Foundation and Microsoft for having us around! Semoga acara-acara seperti ini bisa terus dilaksanakan di Yogyakarta dan terus menginspirasi generasi muda di Jogjakarta untuk selalu membangun kebaikan di daerahnya, amin!
Until next time!
Baiklah, mari kita mulai cerita kali ini dengan sebuah trivia ala-ala: Tahu nggak berapa lama waktu yang saya butuhkan untuk bisa menyusun template duckofyork sampai fully function seperti sekarang? Nggak tahu? 4 Minggu!
Jadi dalam 4 minggu itu, saya mengunduh template awalnya, kemudian baru menyusun kustomisasinya. Berhubung saya orang vintage alias orang jaman dulu, jadi saya pelan-pelan belajar ngutak-atik template pake metode trial and error (yang banyakan errornya daripada benernya, that's for sure!)
Dari situ saya yakin, coding adalah kerjaan orang-orang dengan kapasitas otak yang luar biasa mahadahsyat. Rakyat jelata kayak saya ngedit html aja bingung, apalagi coding-coding lainnya.
Makanya, ketika saya dan teman-teman blogger lainnya diundang oleh Yayasan Cinta Anak Bangsa (YCAB Foundation) dan Microsoft Indonesia untuk menyaksikan pameran aplikasi karya anak-anak sekolah setingkat SMP dan SMA dari Yogyakarta, saya cuma bisa melongo, bingung.
Anak SMP dan SMA bikin aplikasi Smart City? Emang bisa???
Acara #YouthSparkID ini dilaksanakan selama 2 hari, dari tanggal 15 sampai 16 Mei 2017. Bagi yang ngikutin instagram stories saya, pasti udah tahu, karena sepanjang acara saya banyak ngupload stories jalannya event ini. Bagi yang belum, jangan lupa follow instagram saya disini.
Nah, di hari pertama, acaranya adalah YOUTHSPARK LIVE: Be the Spark of Change. Acaranya diselenggarakan di Balai Sintha Kompleks Wanitatama, Yogyakarta. Acara ini merupakan semacam lomba sekaligus pameran bagi karya-karya aplikasi buatan anak SMP dan SMA di Yogyakarta.
Jadi ada dua kategori pameran disini yaitu #YouthSparkID Work Readiness Program dan #YouthSparkID Computer Science. Work Readiness Program merupakan kegiatan dari YCAB untuk mempersiapkan generasi muda yang siap kerja dengan memperkenalkan dunia kerja langsung kepada anak-anak SMA dan SMK, sedangkan Computer Science mengajarkan adik-adik di tingkat SMP dan SMA untuk coding, membuat aplikasi smart city, membuat game dengan nilai edukasi dan memanfaatkan minecraft untuk edukasi.
Selama berjalan-jalan dari satu booth ke booth lainnya, saya melihat banyak sekali aplikasi yang bermanfaat bagi masyarakat. Ada yang membuat game Action RPG dengan quest menyelesaikan logaritma matematika, ada yang membuat aplikasi turisme, bersih-bersih lingkungan, sampai aplikasi reservasi rumah sakit!
Semua aplikasi ini disusun oleh adik-adik dari tingkat SMP daaaan.... bukan dari sekolah favorit yang isinya orang-orang kaya. No, no, no. Adik-adik ini berasal dari seluruh penjuru Daerah Istimewa Yogyakarta dengan berbagai latar belakang ekonomi. YCAB dan Microsoft membuktikan bahwa sebenarnya potensi anak-anak berbakat tidak hanya ada di sekolah-sekolah favorit dengan segmen ekonomi menengah keatas, tapi juga di seluruh sekolah di Yogyakarta!
Memang sih, dari segi interface memang aplikasi ini belum tersusun dengan baik, tapi dari segi ide dan penyusunan konsep tatap muka sudah bagus banget. Apalagi kalau ingat bahwa aplikasi ini dibuat oleh anak-anak usia belasan tahun... (terus malu sendiri kalo inget jaman SMP SMA kerjaannya cuma tidur dikelas *menghela nafas panjang*)
Di bagian Work Readiness, saya sempat terharu biru. I know I'm not supposed to have favorite, but I have! Ada seorang peserta bernama Rendy Ruspandy dari SMKN 5 Yogyakarta. Cita-citanya adalah menjadi seorang Graphic Designer. Saat ini, dia sudah mulai merintis pelan-pelan dengan mendesign brosur, stiker, dan hand lettering yang menurut saya hasilnya sudah setara dengan graphic designer beneran.
Terus inget diri sendiri jaman SMA. Terus sedih terharu. Terus mendoakan agar dik Rendy bisa sukses mencapai cita-citanya (karena saya enggak, huhuhu)
Nah tahu nggak apa yang bikin adik-adik SMA dan SMK ini bisa tahu persis apa yang mereka inginkan? Jadi, mereka mengikuti camp dari YCAB dan Microsoft Indonesia yang menjelaskan kepada mereka, apa itu dunia kerja, mau jadi karyawan atau wirausaha, gimana sikap karyawan dan wirausahawan yang baik, dan semacamnya.
Menurut saya ini bekal yang bagus banget sih untuk anak-anak di sekolah tingkat akhir. Bagaimanapun, alasan "saya salah pilih jalur kuliah/kerja" itu basi banget di jaman sekarang ini. Mau nggak mau, kita harus bisa survive with what we have, dan ngasi tau ke anak-anak pilihan seperti apa yang mereka bisa buat untuk masa depannya itu bijak banget.
*edisi masih terharu*
Nah, semua karya adik-adik ini kemudian dinilai oleh tim juri, tapi menurut saya everyone is a winner in their own rights! Ide-ide yang muncul dari adik-adik ini menurut saya priceless dan bermanfaat banget. Microsoft dan YCAB juga bisa mengemas acara sedemikian rupa hingga games seperti Minecraft pun bisa dimanfaatkan untuk belajar tata ruang kota, matematika, dan lain-lain.
Di hari kedua, tema acara bergeser sedikit menjadi seputar Realisasi Jogja Cyber Province. Apa sih Jogja Cyber Province itu?
Jadi, kedepannya Jogja akan menjadi sebuah provinsi yang terkoneksi seluruhnya dengan internet. Pembangunan daerah nggak lagi hanya berkutat seputar pembangunan jalan, gedung dan sebagainya tapi juga pembangunan teknologi. Nantinya, sekolah, kantor pemerintahan dan lain-lain akan terinterkoneksi sehingga bisa diakses masyarakat melalui perangkat internet, jadi selain lebih terbuka, juga akan lebih efisien.
Nah namanya pembangunan teknologi akan percuma kalau tidak didukung oleh infrastruktur dan sumber daya manusia yang kuat, sehingga pemerintah Jogja juga sadar kalau harus mendidik generasi mudanya untuk mampu menyokong Jogja. Salah satu masalah utamanya adalah, banyaknya generasi muda Jogja yang memilih untuk bekerja di luar wilayah Jogja. Oleh karena itu, pemerintah berencana untuk mendidik anak-anak mudanya dalam program pelatihan kerja berbasis TIK untuk membantu membangun Cyber Province ini.
Bapak M Farhan (iya Farhan yang dulu host super ngehits itu--ketauan deh eike kelahiran taun kapan) sebagai Sekretaris Jenderal YCAB juga berkata demikian, bahwa nantinya yang membangun Jogja adalah anak-anak mudanya. Jadi PR jogja sekarang adalah membantu membangkitkan semangat anak-anak mudanya untuk bekerja sama membangun provinsinya sendiri.
Selanjutnya dalam Press Conference dan Media Briefing, Bapak Ruben Hattari dari Microsoft juga menyatakan bahwa Microsoft mendukung upaya YCAB dan Pemerintah Jogja untuk membangun infrastruktur provinsi yang saling terinterkoneksi. Bahkan, Pemerintah Jogja juga akan mengujicobakan aplikasi e-Rapport atau raport elektronik ke 50 sekolah di Provinisi Jogjakarta. Aplikasi ini nantinya akan memudahkan guru-guru dalam hal isi-mengisi raport jadi guru bisa lebih fokus untuk mengajar, bukan untuk mengisi administrasi ini dan itu.
Jadi kesimpulan saya setelah hadir di acara ini adalah.... hmmm ya sebagai generasi (yang masih) muda kudunya sih emang kita berpartisipasi juga dalam pembangunan daerah. Pembangunan teknologi itu nggak akan ada artinya kalau nggak dibarengi juga dengan pembangunan sumber daya manusia alias membangun diri sendiri.
Last but not least, I want to give special thanks to great people from YCAB Foundation and Microsoft for having us around! Semoga acara-acara seperti ini bisa terus dilaksanakan di Yogyakarta dan terus menginspirasi generasi muda di Jogjakarta untuk selalu membangun kebaikan di daerahnya, amin!
Until next time!
Jumat, 19 Mei 2017
.
Event /
Philanthropic
.
Keren banget yah andaikan anak sekolah zaman sekarang energinya bisa diarahkan ke hal positif seperti ini. Bukan nggak mungkin dalam beberapa tahun ke depan Indonesia udah bisa jadi salah satu dari negara maju.
BalasHapusDan, membantu pembangunan di daaerah masing-masing sebenarnya bisa lewat banyak cara. Inspiring!
keren banget ih
BalasHapusdulu pas masih SD baca beritanya anak SMP keatas yang berprestasi pasti mikirnya nanti aku bakal kayak mereka
ended up di usia yang sekarang aku nggak tahu dulu udah ngapain aja ya? bahahaha kok nggak sekeren mereka gitu