Catatan: post ini dibuat oleh mahasiswa dan target audiensnya jelas mahasiswa. Tapi kalaupun dirimu sudah bukan lagi mahasiswa, anggap saja ini semacam nostalgia telenovela kehidupan perkampusan sekian tahun silam itu. Selamat Membaca!
Sebagai mahasiswa (nyaris) abadi yang sudah 6 tahun bercokol dikampus, saya jelas mengetahui seluk beluk dan lika-liku kehidupan anak kuliahan; dari ngantri fotokopian tiap mau UAS sampai patungan buat beli Dunkin Donuts' Promo Beli 6 Gratis 6 yang makannya pun rame-rame (ya teman-temanku yang tergabung dalam geng "Indonesia Darurat Nyinyir", I'm Talking About You Girls Here!) Pokoknya kehidupan anak kuliahan itu berkisar dari "gue mau berusaha hemat supaya ngga nyusahin orangtua" sampai "gue menyerah kehidupan ini begitu kejam, gue mau order pizza"
Jujur, kalau kita gak pandai mengelola uang dan terjebak dengan teman-teman yang salah, kita pasti bakal kehabisan uang sebelum akhir bulan. Siapa sih, mahasiswa yang ngga pernah merasakan bokek? Hmmm... kalaupun ada, mungkin keluarganya kaya tujuh turunan kuadrat kali ya, sampai ngga merasakan yang namanya bokek.
Saya serinnnggggg banget ngerasain yang namanya bokek. Bukan karena saya gak punya uang, tapi karena saya pelit. Terserah apa kata orang, pokoknya kalo nominal angka jumlah uang saya yang paling depan sudah turun 1 digit, saya bakal mengumumkan kalau saya bokek, gak bisa diajak jalan-jalan, dan hanya akan makan burjo atau angkringan sampai akhir bulan. Bodo amat, sesungguhnya bagi saya, pelit itu pangkal kaya *insert_helaan_nafas_panjang_disini*
Tapi ya, ternyata setelah melalui beberapa tahap kepelitan (iyes, pelit juga ada tahapnya, but this is another topic for another day), saya menemukan cara-cara ajaib untuk mengeksploitasi pergaulan anak kuliahan untuk mendapatkan pundi-pundi rupiah! Cara-cara ini saya temukan dengan tidak sengaja, baik ketika mengamati bisnis yang dijalani teman-teman kuliah saya maupun pengalaman pribadi yang saya kumpulkan selama menjadi mahasiswa (nyaris) abadi. Jadi, cara ini terbukti, setidaknya dalam hidup saya, hahaha.
Nah, apalah gunanya pengetahuan jikalau hanya kita yang mengetahui, ya kan? *angkat-angkat alis*
Jadi, inilah saatnya saya berbagi 5 cara yang menurut saya anti-mainstream untuk mengambil keuntungan finansial dari pergaulan anak kuliahan. Selamat mencoba!
1. Jadilah Stockist Catatan Disaat Musim Ujian
Ini adalah jobdesk saya semenjak semester 5 di kampus. Kenapa semester 5? karena dibawah semester itu, catatan saya amburadul *ngaku*.
Jadi, menjelang musim ujian, biasanya saya akan mencatat ulang apa yang sudah saya pelajari semester tersebut dengan rapi terus saya scan dan saya jadikan PDF. Kemudian saya dekati teman-teman saya sesama Paduka alias Pasukan Dua Koma, dan menawarkan catatan saya. Cara ini sangat efektif kalau kamu tahu mana teman kamu yang rajin mencatat dan mana yang nggak. Percatatan saya tarik antara 5 sampai 10 ribu rupiah tergantung tingkat ke-ngantukan saat mencatat dan jumlah halaman.
Nggak salah kaan? toh yang saya jual kan catatan dan bukan contekan. Lagipula anggaplah setiap rupiah yang teman-teman saya keluarkan adalah untuk mengganti ongkos lelah menulis dan memindai (yang meskipun modalnya adalah pulpen, scanner dan niat tulus untuk melek selama kelas)
Nilai positif dari usaha ini, mau gak mau kita jadi melek selama kelas untuk mencatat.
Nilai negatifnya, kalo temen-temen kita pinter semua dan catatannya rapi: punya kita gak laku.
2. Kalau Mau Beli Barang Online, belilah rame-rame. Bagi Ongkirnya dan Minta Handling Fee.
Saya suka belanja online, tapi saya juga gak mau tiap belanja kena ongkir ina inu yang jatohnya bikin belanjaan jadi mahal juga, jadi kalau nggak dapet promo free ongkir biasanya saya akan mengompori teman-teman yang punya minat dengan barang sejenis untuk ikutan beli. Kalau saya dan teman saya, biasanya kita share ongkir beli kosmetik di salah satu Online Shop langganan kami.
Belajar dari pengalaman itu, saya kemudian jadi sering buka pre-order barang-barang dari website tertentu yang nantinya dikirim atas nama saya daaaaan kemudian saya jual ke teman-teman saya. Harganya saya naikin sedikit untuk uang jasa bukain packaging, nyariin barang, transferin pesenan dan lain-lain. Belom lagi kalo ordernya dari website luar negeri dengan kartu kredit, saya harus ngitungin konversi dollarnya--dan kadang nungguin dollarnya rendah dulu baru beli. Lumayan lho, per sekali jalan saya bisa dapat keuntungan 10-15% dari harga orderan.
Kalau kata teman saya, kudunya sih ini dilanjutkan jadi online shop, tapi saya nggak mau. Kalau jadi online shop entar kerjaan saya cuma ngurusin orderan aja dong. Kadang kalau lagi banyak yang titip-titip aja saya masih keteteran nungguin mas-mas JNE hadir di depan pelaminan rumah, apalagi kalau saya buka jasa titip beneran?
3. Jadilah Joki Antrian Fotokopian/Tata Usaha dikala Ramai
Fotokopi kampus mana sih yang nggak rame? Saya jamin gak ada. Fotokopian is the bread and butter of any college life. Fotokopian kampus saya kecil dan super rame. Mesin fotokopinya cuma tiga dan kalo antri, Naudzubillahimindzalik, bisa bikin semaput. Mau yang lebih bikin bete lagi? Kalo antri dan orang didepan atau disebelah kita bau ketek. Bye, dunia!
Ini yang PALING SERING saya lakukan: jokiin antrian fotokopian. Let's say, kamu perlu fotokopi cepet dan saya sudah di antrian depan-depan. Kamu bisa titipin fotokopian kamu ke saya tapi jangan harap receh kembalian bakal balik ya! Dan percaya-gak-percaya ternyata jasa joki antrian fotokopi ini lumayan ngaruh lho kalo lagi rame banget. Per sekali antri saya bisa dapet 5 ribuan, lumayan buat beli es teh dikantin.
Yang kedua paling sering ngantri dikampus apa sih? Ambil kartu ujian di loket tata usaha kampus. Ambil surat ini itu di akademik yang ngantri. Nggak usah takut, nggak usah khawatir, titipkan saja sama saya, nanti saya ambilkan...asaaallll....habis itu saya ditraktir makan, hehehe. Cara ini efektif banget kalau kamu punya banyak teman dan antrian di kampus kamu lambreta kaya siput lagi bikin film slow motion.
Lumayan, makan siang gratis cuma bermodal sabar dan tawakal menghadapi antrian yang tiada akhirnya *sambil berdiri sabar menunggu mamas mamas fotokopian yang lagi hectic*
4. Suka Bersih-Bersih? Bersihkanlah Kos Temanmu Dengan Berbayar!
Punya teman kos yang jorok dan saking joroknya dia gak punya sapu di kosan? Saya punya. In fact, meskipun kamar saya juga berantakan, tapi nggak sedikit teman-teman yang pernah membayar saya untuk membersihkan kosnya karena mereka malas dan punya pembantu itu menyenangkan. Saya dapat ide ini ketika salah satu organisasi kampus di fakultas saya melakukan fundraising dengan buka jasa cleaning service untuk kos-kosan.
Seringnya nih, yang membayar saya adalah teman-teman yang mau pindah kosan. Kadang saya bantu sampai se-pindah-pindahnya deng, habis itu saya dibayar pake makan-makan. Tapi kalau bersih-bersih kosan saya sering bilang gini:
"eh X, lu modalin gue 25 ribu dah, ntar gue bersihin kosan lu sampe kinclong"
dan biasanya jawabannya antara "ah males mahal" dan "bener ya? bersihin bener lho!"
Kemudian saya dapat uang yang jumlahnya lumayan buat beli pulsa untuk menelfon sang pujaan hati! Anda senang, saya senang!
5. Duitin Apapun Yang Bisa Diduitin, Termasuk Keahlian dan Space Lowong di Kos-Kosan!
Dari dulu saya paling suka fotografi. Walaupun kamera saya ngga cihuy, tapi kalo soal hasil boleh diadu. Makanya, ketika teman-teman saya mulai minta difotoin untuk acara-acara mereka, saya ikut ikut aja. Dari fotografi, berkembanglah desas desus bahwa saya bisa graphic design, dan seterusnya yang memang ngga umum dikalangan anak hukum. Dari situ mulailah berdatangan job-job untuk graphic design, yang kemudian berkembang menjadi job untuk mengedit video, bikin content untuk majalah dan portal ini itu, dan disinilah saya sekarang :)
Ini bisa kita praktekkan kalau kita punya keahlian di bidang apapun--bahkan tanpa keahlian sekalipun. Saya punya teman yang tampangnya gahar lengkap dengan tato disekujur badan walaupun waktu habis diputusin ybs nangis seminggu terus ngajakin keliling bekasi nyari kue pancong, dan dia punya sidejob jadi tukang tagih hutang untuk teman-teman kampusnya.
Waktu saya tanya kenapa dia jadi tukang tagih hutang, jawabannya dia simpel: "jaman sekarang anak kuliahan kalo ngemplang utang parah lho, tau-tau pindah kosanlah, ditagih malah ngamuk lah"
Kalau pak suami dulu menjadikan kontrakannya penitipan motor dan hewan peliharaan untuk teman-temannya yang pulang kampung dalam waktu lama. Ongkosnya? Lumayan lah bisa buat ngemil Indomie telor kornet di burjo tiap hari.
Yang terpenting, adalah paham dimana kelebihan kita dan dimana kita bisa mengeksploitasi itu hehehe. Salah satu sidejob saya yang lain adalah menjadi shop evaluator. Jadi nantinya saya pura-pura menjadi pelanggan toko dan menilai pelayanan di toko tersebut. Saya bisa jadi shop evaluator dengan sign-up di beberapa website yang memang memberikan peluang untuk menjadi mystery shopper atau evaluator, jadi ini tinggal masalah gimana kita rajin-rajin aja cari peluang.
Punya kontrakan yang lega? jadilah penitipan hewan. Punya garasi yang lega? jadilah penitipan motor. Punya hati yang lega? jadilah penitipan jodoh orang--oops.
Sebenarnya sih, topik ini cuma untuk inspirasi supaya teman-teman yang masih mahasiswa bisa mulai mencari peluang untuk menjadi seorang studentpreneur. Apalagi, hari gini, cari kerja makin susah dan saingan juga makin banyak. Saya beberapa kali bilang di beberapa kesempatan; "lebih baik kita memberi meskipun sedikit" dan saya rasa ini sih berlaku juga untuk teman-teman yang masih kuliah. Siapa tahu, kita malah bisa membuka lapangan kerja buat temen-temen kita, ya kan?
Memang sih, kalau dihitung-hitung ya, pendapatan dari acara printil-printil begini itu nggak besar, tapi ingat: Satu juta tanpa seratus rupiah hanya akan menjadi Sembilan Ratus Ribu Sembilan Ratus Rupiah! Jadi kalau kamu mau mengambil keuntungan dari teman-teman kamu: 100 rupiah pun sangat berarti.
Lagipula, jadi pengusaha muda disaat kuliah itu ngga berarti kamu terus bisa drop out kuliah seenaknya! Kan asik kalo misalnya kita bisa dapet gelarnya, dapet IPK nya dan dapet duitnya. Susah? Ya emang! Hellloooooo, kalau kamu maunya yang instan, didunia ini kan yang instan cuma PopMie dan itupun kudu nunggu tiga menit!
Jadi, kapan kamu mau memulai usahamu dan menginspirasi orang lain?
Catatan: post ini dibuat oleh mahasiswa dan target audiensnya jelas mahasiswa. Tapi kalaupun dirimu sudah bukan lagi mahasiswa, anggap saja ini semacam nostalgia telenovela kehidupan perkampusan sekian tahun silam itu. Selamat Membaca!
Sebagai mahasiswa (nyaris) abadi yang sudah 6 tahun bercokol dikampus, saya jelas mengetahui seluk beluk dan lika-liku kehidupan anak kuliahan; dari ngantri fotokopian tiap mau UAS sampai patungan buat beli Dunkin Donuts' Promo Beli 6 Gratis 6 yang makannya pun rame-rame (ya teman-temanku yang tergabung dalam geng "Indonesia Darurat Nyinyir", I'm Talking About You Girls Here!) Pokoknya kehidupan anak kuliahan itu berkisar dari "gue mau berusaha hemat supaya ngga nyusahin orangtua" sampai "gue menyerah kehidupan ini begitu kejam, gue mau order pizza"
Jujur, kalau kita gak pandai mengelola uang dan terjebak dengan teman-teman yang salah, kita pasti bakal kehabisan uang sebelum akhir bulan. Siapa sih, mahasiswa yang ngga pernah merasakan bokek? Hmmm... kalaupun ada, mungkin keluarganya kaya tujuh turunan kuadrat kali ya, sampai ngga merasakan yang namanya bokek.
Saya serinnnggggg banget ngerasain yang namanya bokek. Bukan karena saya gak punya uang, tapi karena saya pelit. Terserah apa kata orang, pokoknya kalo nominal angka jumlah uang saya yang paling depan sudah turun 1 digit, saya bakal mengumumkan kalau saya bokek, gak bisa diajak jalan-jalan, dan hanya akan makan burjo atau angkringan sampai akhir bulan. Bodo amat, sesungguhnya bagi saya, pelit itu pangkal kaya *insert_helaan_nafas_panjang_disini*
Tapi ya, ternyata setelah melalui beberapa tahap kepelitan (iyes, pelit juga ada tahapnya, but this is another topic for another day), saya menemukan cara-cara ajaib untuk mengeksploitasi pergaulan anak kuliahan untuk mendapatkan pundi-pundi rupiah! Cara-cara ini saya temukan dengan tidak sengaja, baik ketika mengamati bisnis yang dijalani teman-teman kuliah saya maupun pengalaman pribadi yang saya kumpulkan selama menjadi mahasiswa (nyaris) abadi. Jadi, cara ini terbukti, setidaknya dalam hidup saya, hahaha.
Nah, apalah gunanya pengetahuan jikalau hanya kita yang mengetahui, ya kan? *angkat-angkat alis*
Jadi, inilah saatnya saya berbagi 5 cara yang menurut saya anti-mainstream untuk mengambil keuntungan finansial dari pergaulan anak kuliahan. Selamat mencoba!
1. Jadilah Stockist Catatan Disaat Musim Ujian
Ini adalah jobdesk saya semenjak semester 5 di kampus. Kenapa semester 5? karena dibawah semester itu, catatan saya amburadul *ngaku*.
Jadi, menjelang musim ujian, biasanya saya akan mencatat ulang apa yang sudah saya pelajari semester tersebut dengan rapi terus saya scan dan saya jadikan PDF. Kemudian saya dekati teman-teman saya sesama Paduka alias Pasukan Dua Koma, dan menawarkan catatan saya. Cara ini sangat efektif kalau kamu tahu mana teman kamu yang rajin mencatat dan mana yang nggak. Percatatan saya tarik antara 5 sampai 10 ribu rupiah tergantung tingkat ke-ngantukan saat mencatat dan jumlah halaman.
Nggak salah kaan? toh yang saya jual kan catatan dan bukan contekan. Lagipula anggaplah setiap rupiah yang teman-teman saya keluarkan adalah untuk mengganti ongkos lelah menulis dan memindai (yang meskipun modalnya adalah pulpen, scanner dan niat tulus untuk melek selama kelas)
Nilai positif dari usaha ini, mau gak mau kita jadi melek selama kelas untuk mencatat.
Nilai negatifnya, kalo temen-temen kita pinter semua dan catatannya rapi: punya kita gak laku.
2. Kalau Mau Beli Barang Online, belilah rame-rame. Bagi Ongkirnya dan Minta Handling Fee.
Saya suka belanja online, tapi saya juga gak mau tiap belanja kena ongkir ina inu yang jatohnya bikin belanjaan jadi mahal juga, jadi kalau nggak dapet promo free ongkir biasanya saya akan mengompori teman-teman yang punya minat dengan barang sejenis untuk ikutan beli. Kalau saya dan teman saya, biasanya kita share ongkir beli kosmetik di salah satu Online Shop langganan kami.
Belajar dari pengalaman itu, saya kemudian jadi sering buka pre-order barang-barang dari website tertentu yang nantinya dikirim atas nama saya daaaaan kemudian saya jual ke teman-teman saya. Harganya saya naikin sedikit untuk uang jasa bukain packaging, nyariin barang, transferin pesenan dan lain-lain. Belom lagi kalo ordernya dari website luar negeri dengan kartu kredit, saya harus ngitungin konversi dollarnya--dan kadang nungguin dollarnya rendah dulu baru beli. Lumayan lho, per sekali jalan saya bisa dapat keuntungan 10-15% dari harga orderan.
Kalau kata teman saya, kudunya sih ini dilanjutkan jadi online shop, tapi saya nggak mau. Kalau jadi online shop entar kerjaan saya cuma ngurusin orderan aja dong. Kadang kalau lagi banyak yang titip-titip aja saya masih keteteran nungguin mas-mas JNE hadir di depan pelaminan rumah, apalagi kalau saya buka jasa titip beneran?
3. Jadilah Joki Antrian Fotokopian/Tata Usaha dikala Ramai
Fotokopi kampus mana sih yang nggak rame? Saya jamin gak ada. Fotokopian is the bread and butter of any college life. Fotokopian kampus saya kecil dan super rame. Mesin fotokopinya cuma tiga dan kalo antri, Naudzubillahimindzalik, bisa bikin semaput. Mau yang lebih bikin bete lagi? Kalo antri dan orang didepan atau disebelah kita bau ketek. Bye, dunia!
Ini yang PALING SERING saya lakukan: jokiin antrian fotokopian. Let's say, kamu perlu fotokopi cepet dan saya sudah di antrian depan-depan. Kamu bisa titipin fotokopian kamu ke saya tapi jangan harap receh kembalian bakal balik ya! Dan percaya-gak-percaya ternyata jasa joki antrian fotokopi ini lumayan ngaruh lho kalo lagi rame banget. Per sekali antri saya bisa dapet 5 ribuan, lumayan buat beli es teh dikantin.
Yang kedua paling sering ngantri dikampus apa sih? Ambil kartu ujian di loket tata usaha kampus. Ambil surat ini itu di akademik yang ngantri. Nggak usah takut, nggak usah khawatir, titipkan saja sama saya, nanti saya ambilkan...asaaallll....habis itu saya ditraktir makan, hehehe. Cara ini efektif banget kalau kamu punya banyak teman dan antrian di kampus kamu lambreta kaya siput lagi bikin film slow motion.
Lumayan, makan siang gratis cuma bermodal sabar dan tawakal menghadapi antrian yang tiada akhirnya *sambil berdiri sabar menunggu mamas mamas fotokopian yang lagi hectic*
4. Suka Bersih-Bersih? Bersihkanlah Kos Temanmu Dengan Berbayar!
Punya teman kos yang jorok dan saking joroknya dia gak punya sapu di kosan? Saya punya. In fact, meskipun kamar saya juga berantakan, tapi nggak sedikit teman-teman yang pernah membayar saya untuk membersihkan kosnya karena mereka malas dan punya pembantu itu menyenangkan. Saya dapat ide ini ketika salah satu organisasi kampus di fakultas saya melakukan fundraising dengan buka jasa cleaning service untuk kos-kosan.
Seringnya nih, yang membayar saya adalah teman-teman yang mau pindah kosan. Kadang saya bantu sampai se-pindah-pindahnya deng, habis itu saya dibayar pake makan-makan. Tapi kalau bersih-bersih kosan saya sering bilang gini:
"eh X, lu modalin gue 25 ribu dah, ntar gue bersihin kosan lu sampe kinclong"
dan biasanya jawabannya antara "ah males mahal" dan "bener ya? bersihin bener lho!"
Kemudian saya dapat uang yang jumlahnya lumayan buat beli pulsa untuk menelfon sang pujaan hati! Anda senang, saya senang!
5. Duitin Apapun Yang Bisa Diduitin, Termasuk Keahlian dan Space Lowong di Kos-Kosan!
Dari dulu saya paling suka fotografi. Walaupun kamera saya ngga cihuy, tapi kalo soal hasil boleh diadu. Makanya, ketika teman-teman saya mulai minta difotoin untuk acara-acara mereka, saya ikut ikut aja. Dari fotografi, berkembanglah desas desus bahwa saya bisa graphic design, dan seterusnya yang memang ngga umum dikalangan anak hukum. Dari situ mulailah berdatangan job-job untuk graphic design, yang kemudian berkembang menjadi job untuk mengedit video, bikin content untuk majalah dan portal ini itu, dan disinilah saya sekarang :)
Ini bisa kita praktekkan kalau kita punya keahlian di bidang apapun--bahkan tanpa keahlian sekalipun. Saya punya teman yang tampangnya gahar lengkap dengan tato disekujur badan walaupun waktu habis diputusin ybs nangis seminggu terus ngajakin keliling bekasi nyari kue pancong, dan dia punya sidejob jadi tukang tagih hutang untuk teman-teman kampusnya.
Waktu saya tanya kenapa dia jadi tukang tagih hutang, jawabannya dia simpel: "jaman sekarang anak kuliahan kalo ngemplang utang parah lho, tau-tau pindah kosanlah, ditagih malah ngamuk lah"
Kalau pak suami dulu menjadikan kontrakannya penitipan motor dan hewan peliharaan untuk teman-temannya yang pulang kampung dalam waktu lama. Ongkosnya? Lumayan lah bisa buat ngemil Indomie telor kornet di burjo tiap hari.
Yang terpenting, adalah paham dimana kelebihan kita dan dimana kita bisa mengeksploitasi itu hehehe. Salah satu sidejob saya yang lain adalah menjadi shop evaluator. Jadi nantinya saya pura-pura menjadi pelanggan toko dan menilai pelayanan di toko tersebut. Saya bisa jadi shop evaluator dengan sign-up di beberapa website yang memang memberikan peluang untuk menjadi mystery shopper atau evaluator, jadi ini tinggal masalah gimana kita rajin-rajin aja cari peluang.
Punya kontrakan yang lega? jadilah penitipan hewan. Punya garasi yang lega? jadilah penitipan motor. Punya hati yang lega? jadilah penitipan jodoh orang--oops.
Sebenarnya sih, topik ini cuma untuk inspirasi supaya teman-teman yang masih mahasiswa bisa mulai mencari peluang untuk menjadi seorang studentpreneur. Apalagi, hari gini, cari kerja makin susah dan saingan juga makin banyak. Saya beberapa kali bilang di beberapa kesempatan; "lebih baik kita memberi meskipun sedikit" dan saya rasa ini sih berlaku juga untuk teman-teman yang masih kuliah. Siapa tahu, kita malah bisa membuka lapangan kerja buat temen-temen kita, ya kan?
Memang sih, kalau dihitung-hitung ya, pendapatan dari acara printil-printil begini itu nggak besar, tapi ingat: Satu juta tanpa seratus rupiah hanya akan menjadi Sembilan Ratus Ribu Sembilan Ratus Rupiah! Jadi kalau kamu mau mengambil keuntungan dari teman-teman kamu: 100 rupiah pun sangat berarti.
Lagipula, jadi pengusaha muda disaat kuliah itu ngga berarti kamu terus bisa drop out kuliah seenaknya! Kan asik kalo misalnya kita bisa dapet gelarnya, dapet IPK nya dan dapet duitnya. Susah? Ya emang! Hellloooooo, kalau kamu maunya yang instan, didunia ini kan yang instan cuma PopMie dan itupun kudu nunggu tiga menit!
Jadi, kapan kamu mau memulai usahamu dan menginspirasi orang lain?
Kamis, 06 Oktober 2016
.
finance /
inspirasi /
tips from the duckter
.
Iya ketimbang ngalor-ngidul di sisa waktu, ya mending diisi waktunya buat nyari duit :D Saya pun gitu, ketimbang irit sampe melilit, mending pikirin trus jalanan yg bisa jadi another income. :D
BalasHapusiya, idenya sih pengen menyeimbangkan si segitiga kuliah-tidur-kehidupan sosial biar semuanya kena, hehehe. kalo menghasilkan ya sukur, kalo ngga ya pasrah. eh ternyata menghasilkan <3
HapusBanyak cara buat dapatin duit bagi anak kost ya. Pengalaman2 itu nanti jadi kenangan indah saat sudah enggak ngekost lagi :-)
BalasHapushihihi iya mbak. Dulu jaman-jaman masih jadi anak kos, saya bisa survive dengan petty cash dari beginian, tapi emang titel "ter-matre" itu nggak ilang sampe sekarang :))
HapusHai Aggy salam kenal yaaa...
BalasHapusUntuk dapetin uang memang harus kreatif yaaa, segala cara tentunya yang halal yes :)
Berbagi kecil aja udah luar biasa apalagi banyak... Jadi yg banyak aja mendingan hehe yakan gyy ^^
halo mbaaak, salam kenal jugaaaa *cipika cipiki lucu*
Hapusnah ini dia quotes of the month: berbagi kecil sudah luarbiasa, jadi berbagi banyak sekalian hahahahaha nanti kupajang di facebook ya mbak <3
Dooo ... kreatif tingking banget nih, calon bos dah, idenya banyak
BalasHapusAku dulu waktu kuliah paling nyambi ngasih les sama nulis cerpen ... hehe
amin amin semoga bisa jadi bos beneran <3
Hapuswah itu malah keren mbak, bisa kasi les & nulis cerpen. kalo aku ngasi les, bisa-bisa bocah-bocahnya nilainya makin ancur hehehe
Pokoke jadi duit ya Mbak dan halal jalan....
BalasHapusbaca sambil senyum-senyum sendiri hehehe....
terima kasih
hihihi iya mas, duit sedikit tapi halal akan lebih berkah ketimbang banyak uang tapi hasil mencuri *lirik-lirik tahanan KPK di rutan tipikor*
HapusSeru nih ide-idenyaaa, tapi tentunya dibutuhkan tekad dan niat yang kuat banget nih mbak untuk ngejalaninnyaaa. hihihihi
BalasHapushihihi iya, tekad dan tega mbak soalnya kadang-kadang ga tega juga sama sesama anak kosan buat pasang harga <3
HapusYaaach, sayang, soal note aku enggak ngejual, padahal waktu kuliah, noteku sering di fotokopi temen2 karena aku nulisnya di kampus acak2an, tapi di rumah aku ganti dengan lebih cantik dengan pen dan spidol warna-warni. Hiks... Kadang juga di foto aja sama mereka. :(
BalasHapusaaargh... tapi, semoga bisa bermanfaat buat temen-temen yang lain.
Kalo sekarang sih, berbagi kamar dengan temen meski udah kerja. Jadi temenku bayar uang kos ke aku setiap bulan. Hoho... :D
hihihi, nggak apa-apa masih ada kesempatan di lain hari. aku juga awalnya ngga kepikiran sampe temen-temen point out catatannya enak dibaca hehehe
Hapuslumayan ya kalo sharing room gitu, selain dapet roommate dan ga sendirian, apa-apa bisa dibagi berdua. good idea!
seru buanget wahahaha yg poin pertama tuh boleh juga. banyak yg minat kayak gitu boleh lah dicoba x))
BalasHapuscobain ya mbakkk kalo udah share disini hasilnya hihihi :D
HapusAnak kuliahan dlm keadaan apa pun bisa jadi bisnis ya hehehe. . Maklum saya juga anak kukiahan :D
BalasHapusbetulll anak kuliahan tidak hanya harus belajar mata kuliah tapi belajar untuk menyiapkan diri bersaing dengan masyarakat global *gaya* *padahal juga masih bingung sama masa depan*
Hapus