Baru kemarin saya mengantarkan teman saya ke bengkel Honda karena spionnya patah. Teman saya ini memang baru beberapa bulan belajar menyetir, dan biasanya sih ngga pernah ada yang terjadi. Apesnya, kemarin itu antara dia sedang tidak fokus atau emang ada gangguan gaib karena tempatnya emang angker waktu dia mau parkir, spionnya kena tiang dan patah aja gitu *insert_deep_sigh*
Saya masih ingat dia menelfon dengan panik, "Cik! Spionku Patah!!!"
Dan saya yang sedang enak-enak ngerjain tugas mata kuliah kontrak kemudian meluncur ke TKP dalam hitungan menit. Pertanyaan pertama saya standar banget, "di asuransi gak?"
dia menggeleng. katanya karena harga mobilnya tidak terlalu mahal, makanya ia takut rugi mengasuransikan mobilnya. saya menghela nafas. yang begini ini nih yang kadang bikin pe-er.
Kenapa Asuransi?
Saya yakin, asuransi sudah bukan barang mewah lagi di Indonesia--apalagi pemerintah sekarang kan sudah memberikan kita asuransi wajib *ehmBPJSehm* but that's another topic for another day. Kalau ada yang saya bisa tekankan untuk teman-teman saya yang lagi curhat soal keuangan saya selalu menekankan untuk punya insurance, insurance dan insurance.
Sure, saya kelihatannya kayak paranoid banget karena apa-apa saya asuransikan. Persetan tabungan nempel di margin minimal, yang penting hati saya tenang. Di dunia ini apa sih yang bebas resiko? bernafas aja bisa jadi udara yang kita hirup mengandung zat berbahaya, kok bisa-bisanya kita menjamin rumah, mobil, aset dan bahkan kesehatan kita bebas resiko. Hellooooooo....
Ya, yang namanya hidup kan, kadang kitanya sudah hati-hati, eh tiba-tiba apes aja adalah mobil ketabrak, adalah gas elpiji ngglundung di jalan, adalah gejala leptospirosis gara-gara makan mie ayam. Pokoknya kalo di list satu-satu misfortune-nya saya, ini postingan blog bisa berubah jadi curhat dadakan. *lho bukannya emang iya?*
Dulu, dosen hukum asuransi saya pernah bilang, sebenarnya asuransi itu dasarnya adalah rasa keinginan untuk menghindari resiko. Kenapa orang ingin menghindari resiko? Karena kita takut akan masa depan yang tidak pasti. People feared about what they can't control, thus insurance was born out of those fears. Makanya, kenapa banyak orang di Indonesia yang belom akrab dengan asuransi, mungkin karena disini budayanya lebih santai, nrimo dan laid-back. Jadi, urusan mengatasi resiko gini-gini adalah nomer sekian ratus sekian puluh sembilan kayaknya.
Kalau saya pribadi sih, akan bilang asuransi itu penting. Ini asuransi beneran ya, bukan produk asuransi yang ada investasinya dan sebagainya--meskipun produk-produk semacam itu ada keuntungan lebihnya juga. Gini ya kasarnya (dan ini kasar banget), hari gini mau matipun nggak gratis. Ada biaya pemakaman, ada uang untuk pengurusan jenazah, belom utang-utang yang harus dilunasi *lirik tajam kartu kredit*, dan kalo apes ya ada biaya otopsi. Nah kalau emang kita hidup ada yang nanggung dan mampu nanggung hidup-mati kita mah enak, tapi kalau nggak ada? Disinilah pentingnya asuransi jiwa.
Contoh lain, seandainya nih, kita lagi nyetir-nyetir santai, tiba-tiba dari depan ada truk tronton yang bannya pecah dan ngguling, terus kita nabrak itu truk. Jujur aja, kalaupun kita minta ganti sama si supir truk, belum tentu dia bisa ganti kerugian kita (plus, kita yang nabrak juga, duh). Mau nuntut perusahaannya kok ya repot. Nah, kalau kita punya asuransi, nantinya kita melepaskan hak kita untuk menuntut ganti rugi dan memberikan hak itu ke si perusahaan asuransi. Jadi, yang ganti kerugian kita adalah si perusahaan asuransi--masalah mau nuntut ganti rugi atau nggak yaaaa itu nanti urusan antara si perusahaan ganti rugi dan perusahaan truk tronton.
Kalau saya pribadi sih, akan bilang asuransi itu penting. Ini asuransi beneran ya, bukan produk asuransi yang ada investasinya dan sebagainya--meskipun produk-produk semacam itu ada keuntungan lebihnya juga. Gini ya kasarnya (dan ini kasar banget), hari gini mau matipun nggak gratis. Ada biaya pemakaman, ada uang untuk pengurusan jenazah, belom utang-utang yang harus dilunasi *lirik tajam kartu kredit*, dan kalo apes ya ada biaya otopsi. Nah kalau emang kita hidup ada yang nanggung dan mampu nanggung hidup-mati kita mah enak, tapi kalau nggak ada? Disinilah pentingnya asuransi jiwa.
Contoh lain, seandainya nih, kita lagi nyetir-nyetir santai, tiba-tiba dari depan ada truk tronton yang bannya pecah dan ngguling, terus kita nabrak itu truk. Jujur aja, kalaupun kita minta ganti sama si supir truk, belum tentu dia bisa ganti kerugian kita (plus, kita yang nabrak juga, duh). Mau nuntut perusahaannya kok ya repot. Nah, kalau kita punya asuransi, nantinya kita melepaskan hak kita untuk menuntut ganti rugi dan memberikan hak itu ke si perusahaan asuransi. Jadi, yang ganti kerugian kita adalah si perusahaan asuransi--masalah mau nuntut ganti rugi atau nggak yaaaa itu nanti urusan antara si perusahaan ganti rugi dan perusahaan truk tronton.
Tapi Mbak... Biaya Premi Asuransinya Mahal...
Hmmm... ntar dulu. Kata siapa biaya premi asuransi mahal?
Oke, oke, mungkin biaya premi asuransi kalo di tulis perbulan atau pertahun akan kedengaran mahal bin mencekik, tapi coba kalau kita hitung PER-HARI. iya PER-HARI. Lho kok perhari?
Karena, resiko itu bisa datang kapan aja, dimana aja, pada saat apa aja kaan? Kalau kita hitung si asuransi ini dalam jumlah per-hari maka itung aja hari ini kita membayar sekian untuk mencegah hal buruk terjadi pada kita HARI INI. Kalau kita memutuskan untuk teteup bayar bulanan atau tahunan di akhirnya, anggaplah si uang premi ini telah kita sisihkan tiap harinya untuk dibayar pada saat jatuh tempo bulan atau tahun itu.
Terus, sekarang perusahaan asuransi sudah banyak dan cara ngecek premi juga sudah lebih gampang dibanding dulu. Kalau dulu, saya kudu ngumpulin info sebanyak-banyaknya dari agen-agen asuransi yang entah gimana caranya bisa nelfon saya atau nyangsang di kantor. Kalau sekarang, hmmmm, kayanya udah banyak website dan aplikasi seputar cek premi, misalnya aja cekpremi.com, rajapremi.com dan masih banyak lagi--google aja deh.
Mbak... Pilihan Asuransi-nya Banyak Banget! Pusing Saya!
Nah, gini deh manusia. Ngga ada pilihan pusying, dikasi pilihan banyak malah tambah pusing. Tinggal milih yang premi dan programnya kita sukai aja kok susah banget, hehehe.
Begini, tiap perusahaan asuransi ada kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Kalau buat saya, yang paling penting itu perusahaannya transparan (gak cuma janji-janji indah tapi pas ditagih pret), agennya responsif dan responsifnya gak cuma pas kita mau daftar thok, dan yang paling penting: TERDAFTAR DI OJK.
Hari giniii buuuu, masa iya kita cari-cari asuransi abal-abal kan? Kalau mau tahu si perusahaan asuransi terdaftar atau nggak di OJK, sok atuh bisa langsung telfon help-desknya OJK atau cek di websitenya OJK. Nah untuk cara ngecek di website ini jujur saya belom paham, soalnya website OJK riweuh banget. Duh maafin ya teman-temanku yang kerja di OJK, tapi websitenya kurang intuitif buat newbie-newbie kaya saya ini. Menunya banyak bingits!
Jadi cara gampangnya, telfon aja helpdesk nya OJK atau tanya aja langsung ke asuransinya. FYI, kalau asuransi gak terdaftar di OJK mending kita melipir aja, karena kalau ada apa-apa, legalitasnya gak dijamin dan gak ada yang bisa pertanggungjawabin dana kita lari kemana. Hiii, seyem.
Kalau saya lebih suka asuransi-asuransi yang 'sudah punya nama'. Kenapa? Soalnya meskipun biasanya preminya lebih mihils tapi setidaknya saya jadi lebih tenang karena yakin perusahaannya gak akan kemana-mana selama saya jadi nasabah asuransi, hihihi. Kalau milih perusahaan asuransi yang bikin nggak tenang, terus apa gunanya saya cari asuransi, ya kaaaan?
oh ya, pastikan kita membaca semua terms & conditions yang ada di penawaran DAN di polis dengan jeli. Jangan sampai kita ngga baca dengan alasan polisnya njelimet, dan udah diterangin sama mas mas dan mbak-mbak agen asuransi. Ini penting, karena semua syarat dan ketentuan asuransi kita ada di polis kita. Itu yang jadi pegangan kita ke depannya.
Begini, tiap perusahaan asuransi ada kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Kalau buat saya, yang paling penting itu perusahaannya transparan (gak cuma janji-janji indah tapi pas ditagih pret), agennya responsif dan responsifnya gak cuma pas kita mau daftar thok, dan yang paling penting: TERDAFTAR DI OJK.
Hari giniii buuuu, masa iya kita cari-cari asuransi abal-abal kan? Kalau mau tahu si perusahaan asuransi terdaftar atau nggak di OJK, sok atuh bisa langsung telfon help-desknya OJK atau cek di websitenya OJK. Nah untuk cara ngecek di website ini jujur saya belom paham, soalnya website OJK riweuh banget. Duh maafin ya teman-temanku yang kerja di OJK, tapi websitenya kurang intuitif buat newbie-newbie kaya saya ini. Menunya banyak bingits!
Jadi cara gampangnya, telfon aja helpdesk nya OJK atau tanya aja langsung ke asuransinya. FYI, kalau asuransi gak terdaftar di OJK mending kita melipir aja, karena kalau ada apa-apa, legalitasnya gak dijamin dan gak ada yang bisa pertanggungjawabin dana kita lari kemana. Hiii, seyem.
Kalau saya lebih suka asuransi-asuransi yang 'sudah punya nama'. Kenapa? Soalnya meskipun biasanya preminya lebih mihils tapi setidaknya saya jadi lebih tenang karena yakin perusahaannya gak akan kemana-mana selama saya jadi nasabah asuransi, hihihi. Kalau milih perusahaan asuransi yang bikin nggak tenang, terus apa gunanya saya cari asuransi, ya kaaaan?
oh ya, pastikan kita membaca semua terms & conditions yang ada di penawaran DAN di polis dengan jeli. Jangan sampai kita ngga baca dengan alasan polisnya njelimet, dan udah diterangin sama mas mas dan mbak-mbak agen asuransi. Ini penting, karena semua syarat dan ketentuan asuransi kita ada di polis kita. Itu yang jadi pegangan kita ke depannya.
Kalau Mbak... Ikut Asuransi Apa Aja?
Hmmm... personally, aku ikut asuransi untuk kendaraan bermotor karena kalo lagi capek mobilku pasti gesrekan entah sama tembok, pager, keran *insert_deep_sigh_here* kalau mas anang gak tau yaaa... *garing*
selain asuransi untuk kendaraan bermotor, aku ikut asuransi kecil-kecil untuk laptop (yang ini dapet pas beli laptopnya) karena my laptop is my life dan data-data aku disitu semua. Kalau hilang atau rusak, bye-bye mata pencaharian!
aku juga ada asuransi kesehatan, yang meskipun aku daftar dengan suka-cita semangat 45 sorak sorak bergembira, prinsipku pokoknya amit-amit jangan sampai kepake. Kenapa bikin asuransi kesehatan? Karena aku kapok masuk rumah sakit tanpa uang dan dapat ruangan tanpa AC, makan dari piring logam dan lain-lain, pokoknya kapok. Eh, tapi sekarang udah ada BPJS kan ya?? hmmm *kontemplasi sek*
Coba deh yuk, kita sama-sama pikirkan lagi. Hidup ini susah. Lebih gampang kalau ada seseorang yang bisa menanggung beban bersama kita. Orang-orang bisa pergi kapan saja, tapi kalau perusahaan asuransi mau ujug-ujug pergi, pasti OJK udah heboh duluan (terimakasih OJK!)
Jadi, masih ragu ikut asuransi?
Baru kemarin saya mengantarkan teman saya ke bengkel Honda karena spionnya patah. Teman saya ini memang baru beberapa bulan belajar menyetir, dan biasanya sih ngga pernah ada yang terjadi. Apesnya, kemarin itu antara dia sedang tidak fokus atau emang ada gangguan gaib karena tempatnya emang angker waktu dia mau parkir, spionnya kena tiang dan patah aja gitu *insert_deep_sigh*
Saya masih ingat dia menelfon dengan panik, "Cik! Spionku Patah!!!"
Dan saya yang sedang enak-enak ngerjain tugas mata kuliah kontrak kemudian meluncur ke TKP dalam hitungan menit. Pertanyaan pertama saya standar banget, "di asuransi gak?"
dia menggeleng. katanya karena harga mobilnya tidak terlalu mahal, makanya ia takut rugi mengasuransikan mobilnya. saya menghela nafas. yang begini ini nih yang kadang bikin pe-er.
Kenapa Asuransi?
Saya yakin, asuransi sudah bukan barang mewah lagi di Indonesia--apalagi pemerintah sekarang kan sudah memberikan kita asuransi wajib *ehmBPJSehm* but that's another topic for another day. Kalau ada yang saya bisa tekankan untuk teman-teman saya yang lagi curhat soal keuangan saya selalu menekankan untuk punya insurance, insurance dan insurance.
Sure, saya kelihatannya kayak paranoid banget karena apa-apa saya asuransikan. Persetan tabungan nempel di margin minimal, yang penting hati saya tenang. Di dunia ini apa sih yang bebas resiko? bernafas aja bisa jadi udara yang kita hirup mengandung zat berbahaya, kok bisa-bisanya kita menjamin rumah, mobil, aset dan bahkan kesehatan kita bebas resiko. Hellooooooo....
Ya, yang namanya hidup kan, kadang kitanya sudah hati-hati, eh tiba-tiba apes aja adalah mobil ketabrak, adalah gas elpiji ngglundung di jalan, adalah gejala leptospirosis gara-gara makan mie ayam. Pokoknya kalo di list satu-satu misfortune-nya saya, ini postingan blog bisa berubah jadi curhat dadakan. *lho bukannya emang iya?*
Dulu, dosen hukum asuransi saya pernah bilang, sebenarnya asuransi itu dasarnya adalah rasa keinginan untuk menghindari resiko. Kenapa orang ingin menghindari resiko? Karena kita takut akan masa depan yang tidak pasti. People feared about what they can't control, thus insurance was born out of those fears. Makanya, kenapa banyak orang di Indonesia yang belom akrab dengan asuransi, mungkin karena disini budayanya lebih santai, nrimo dan laid-back. Jadi, urusan mengatasi resiko gini-gini adalah nomer sekian ratus sekian puluh sembilan kayaknya.
Kalau saya pribadi sih, akan bilang asuransi itu penting. Ini asuransi beneran ya, bukan produk asuransi yang ada investasinya dan sebagainya--meskipun produk-produk semacam itu ada keuntungan lebihnya juga. Gini ya kasarnya (dan ini kasar banget), hari gini mau matipun nggak gratis. Ada biaya pemakaman, ada uang untuk pengurusan jenazah, belom utang-utang yang harus dilunasi *lirik tajam kartu kredit*, dan kalo apes ya ada biaya otopsi. Nah kalau emang kita hidup ada yang nanggung dan mampu nanggung hidup-mati kita mah enak, tapi kalau nggak ada? Disinilah pentingnya asuransi jiwa.
Contoh lain, seandainya nih, kita lagi nyetir-nyetir santai, tiba-tiba dari depan ada truk tronton yang bannya pecah dan ngguling, terus kita nabrak itu truk. Jujur aja, kalaupun kita minta ganti sama si supir truk, belum tentu dia bisa ganti kerugian kita (plus, kita yang nabrak juga, duh). Mau nuntut perusahaannya kok ya repot. Nah, kalau kita punya asuransi, nantinya kita melepaskan hak kita untuk menuntut ganti rugi dan memberikan hak itu ke si perusahaan asuransi. Jadi, yang ganti kerugian kita adalah si perusahaan asuransi--masalah mau nuntut ganti rugi atau nggak yaaaa itu nanti urusan antara si perusahaan ganti rugi dan perusahaan truk tronton.
.
Kalau saya pribadi sih, akan bilang asuransi itu penting. Ini asuransi beneran ya, bukan produk asuransi yang ada investasinya dan sebagainya--meskipun produk-produk semacam itu ada keuntungan lebihnya juga. Gini ya kasarnya (dan ini kasar banget), hari gini mau matipun nggak gratis. Ada biaya pemakaman, ada uang untuk pengurusan jenazah, belom utang-utang yang harus dilunasi *lirik tajam kartu kredit*, dan kalo apes ya ada biaya otopsi. Nah kalau emang kita hidup ada yang nanggung dan mampu nanggung hidup-mati kita mah enak, tapi kalau nggak ada? Disinilah pentingnya asuransi jiwa.
Contoh lain, seandainya nih, kita lagi nyetir-nyetir santai, tiba-tiba dari depan ada truk tronton yang bannya pecah dan ngguling, terus kita nabrak itu truk. Jujur aja, kalaupun kita minta ganti sama si supir truk, belum tentu dia bisa ganti kerugian kita (plus, kita yang nabrak juga, duh). Mau nuntut perusahaannya kok ya repot. Nah, kalau kita punya asuransi, nantinya kita melepaskan hak kita untuk menuntut ganti rugi dan memberikan hak itu ke si perusahaan asuransi. Jadi, yang ganti kerugian kita adalah si perusahaan asuransi--masalah mau nuntut ganti rugi atau nggak yaaaa itu nanti urusan antara si perusahaan ganti rugi dan perusahaan truk tronton.
Tapi Mbak... Biaya Premi Asuransinya Mahal...
Hmmm... ntar dulu. Kata siapa biaya premi asuransi mahal?
Oke, oke, mungkin biaya premi asuransi kalo di tulis perbulan atau pertahun akan kedengaran mahal bin mencekik, tapi coba kalau kita hitung PER-HARI. iya PER-HARI. Lho kok perhari?
Karena, resiko itu bisa datang kapan aja, dimana aja, pada saat apa aja kaan? Kalau kita hitung si asuransi ini dalam jumlah per-hari maka itung aja hari ini kita membayar sekian untuk mencegah hal buruk terjadi pada kita HARI INI. Kalau kita memutuskan untuk teteup bayar bulanan atau tahunan di akhirnya, anggaplah si uang premi ini telah kita sisihkan tiap harinya untuk dibayar pada saat jatuh tempo bulan atau tahun itu.
Terus, sekarang perusahaan asuransi sudah banyak dan cara ngecek premi juga sudah lebih gampang dibanding dulu. Kalau dulu, saya kudu ngumpulin info sebanyak-banyaknya dari agen-agen asuransi yang entah gimana caranya bisa nelfon saya atau nyangsang di kantor. Kalau sekarang, hmmmm, kayanya udah banyak website dan aplikasi seputar cek premi, misalnya aja cekpremi.com, rajapremi.com dan masih banyak lagi--google aja deh.
Mbak... Pilihan Asuransi-nya Banyak Banget! Pusing Saya!
Nah, gini deh manusia. Ngga ada pilihan pusying, dikasi pilihan banyak malah tambah pusing. Tinggal milih yang premi dan programnya kita sukai aja kok susah banget, hehehe.
Begini, tiap perusahaan asuransi ada kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Kalau buat saya, yang paling penting itu perusahaannya transparan (gak cuma janji-janji indah tapi pas ditagih pret), agennya responsif dan responsifnya gak cuma pas kita mau daftar thok, dan yang paling penting: TERDAFTAR DI OJK.
Hari giniii buuuu, masa iya kita cari-cari asuransi abal-abal kan? Kalau mau tahu si perusahaan asuransi terdaftar atau nggak di OJK, sok atuh bisa langsung telfon help-desknya OJK atau cek di websitenya OJK. Nah untuk cara ngecek di website ini jujur saya belom paham, soalnya website OJK riweuh banget. Duh maafin ya teman-temanku yang kerja di OJK, tapi websitenya kurang intuitif buat newbie-newbie kaya saya ini. Menunya banyak bingits!
Jadi cara gampangnya, telfon aja helpdesk nya OJK atau tanya aja langsung ke asuransinya. FYI, kalau asuransi gak terdaftar di OJK mending kita melipir aja, karena kalau ada apa-apa, legalitasnya gak dijamin dan gak ada yang bisa pertanggungjawabin dana kita lari kemana. Hiii, seyem.
Kalau saya lebih suka asuransi-asuransi yang 'sudah punya nama'. Kenapa? Soalnya meskipun biasanya preminya lebih mihils tapi setidaknya saya jadi lebih tenang karena yakin perusahaannya gak akan kemana-mana selama saya jadi nasabah asuransi, hihihi. Kalau milih perusahaan asuransi yang bikin nggak tenang, terus apa gunanya saya cari asuransi, ya kaaaan?
oh ya, pastikan kita membaca semua terms & conditions yang ada di penawaran DAN di polis dengan jeli. Jangan sampai kita ngga baca dengan alasan polisnya njelimet, dan udah diterangin sama mas mas dan mbak-mbak agen asuransi. Ini penting, karena semua syarat dan ketentuan asuransi kita ada di polis kita. Itu yang jadi pegangan kita ke depannya.
Begini, tiap perusahaan asuransi ada kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Kalau buat saya, yang paling penting itu perusahaannya transparan (gak cuma janji-janji indah tapi pas ditagih pret), agennya responsif dan responsifnya gak cuma pas kita mau daftar thok, dan yang paling penting: TERDAFTAR DI OJK.
Hari giniii buuuu, masa iya kita cari-cari asuransi abal-abal kan? Kalau mau tahu si perusahaan asuransi terdaftar atau nggak di OJK, sok atuh bisa langsung telfon help-desknya OJK atau cek di websitenya OJK. Nah untuk cara ngecek di website ini jujur saya belom paham, soalnya website OJK riweuh banget. Duh maafin ya teman-temanku yang kerja di OJK, tapi websitenya kurang intuitif buat newbie-newbie kaya saya ini. Menunya banyak bingits!
Jadi cara gampangnya, telfon aja helpdesk nya OJK atau tanya aja langsung ke asuransinya. FYI, kalau asuransi gak terdaftar di OJK mending kita melipir aja, karena kalau ada apa-apa, legalitasnya gak dijamin dan gak ada yang bisa pertanggungjawabin dana kita lari kemana. Hiii, seyem.
Kalau saya lebih suka asuransi-asuransi yang 'sudah punya nama'. Kenapa? Soalnya meskipun biasanya preminya lebih mihils tapi setidaknya saya jadi lebih tenang karena yakin perusahaannya gak akan kemana-mana selama saya jadi nasabah asuransi, hihihi. Kalau milih perusahaan asuransi yang bikin nggak tenang, terus apa gunanya saya cari asuransi, ya kaaaan?
oh ya, pastikan kita membaca semua terms & conditions yang ada di penawaran DAN di polis dengan jeli. Jangan sampai kita ngga baca dengan alasan polisnya njelimet, dan udah diterangin sama mas mas dan mbak-mbak agen asuransi. Ini penting, karena semua syarat dan ketentuan asuransi kita ada di polis kita. Itu yang jadi pegangan kita ke depannya.
Kalau Mbak... Ikut Asuransi Apa Aja?
Hmmm... personally, aku ikut asuransi untuk kendaraan bermotor karena kalo lagi capek mobilku pasti gesrekan entah sama tembok, pager, keran *insert_deep_sigh_here* kalau mas anang gak tau yaaa... *garing*
selain asuransi untuk kendaraan bermotor, aku ikut asuransi kecil-kecil untuk laptop (yang ini dapet pas beli laptopnya) karena my laptop is my life dan data-data aku disitu semua. Kalau hilang atau rusak, bye-bye mata pencaharian!
aku juga ada asuransi kesehatan, yang meskipun aku daftar dengan suka-cita semangat 45 sorak sorak bergembira, prinsipku pokoknya amit-amit jangan sampai kepake. Kenapa bikin asuransi kesehatan? Karena aku kapok masuk rumah sakit tanpa uang dan dapat ruangan tanpa AC, makan dari piring logam dan lain-lain, pokoknya kapok. Eh, tapi sekarang udah ada BPJS kan ya?? hmmm *kontemplasi sek*
Coba deh yuk, kita sama-sama pikirkan lagi. Hidup ini susah. Lebih gampang kalau ada seseorang yang bisa menanggung beban bersama kita. Orang-orang bisa pergi kapan saja, tapi kalau perusahaan asuransi mau ujug-ujug pergi, pasti OJK udah heboh duluan (terimakasih OJK!)
Jadi, masih ragu ikut asuransi?
Saya belum nih ikutan asuransi.. jadi pengen setelah mendengar penjelasan di atas..
BalasHapusMakasih bnyak sharingnya tentang asuransi nih..
hehehe sama-samaaa,
Hapuscoba cari-cari dulu aja premi dan program yang sesuai dengan kebutuhan. kalo cucok daftar ajaaaa~
Wah...saya belum punya asuransi sama sekali nih... Kadang kalau belum sakit yang masuk rumah sakit, masih suka perhitungan ya. :D
BalasHapusiya mbak, saya dulu juga begitu. sekalinya masuk RS nyesellll banget gak punya asuransi. ternyata mencegah itu lebih baik dari mengobati lho~
HapusKlo tidak ada pengajuan klaim apa dananya tidak hangus
HapusDi Zaman yang serba ketidakpastian, sebuah proteksi sangat lah penting untuk menghindari hal2 yang tidak diinginkan
BalasHapusRegards
Budy | Travelling Addict
www.travellingaddict.com
iyaaaa apalagi yang traveller xixixi. harus sedia payung sebelum hujaaaan
HapusKalo asuransi barang kyk laptop aku blm pernah mba, info baru ini buatku ��
BalasHapussekarang udah banyak mbak, kalo beli laptop gitu suka ditawarin nambah bayar sekian untuk insurance tambahan kalo rusak dll. kalo pake macbook biasanya suka ditawarin extended warranty dari apple care. nambah sekian-sekian, garansi tambah panjang, hati senang.
HapusOrang Indonesia makin ke sini makin pinter Mbak, banyak yang udah tahu gunanya asuransi. Karena pihak asuransi pun mau gencar mensosialisasikannya. Salah satunya aku nih teracuni sama asuransi. Alhamdulillah sekarang punya asuransi untuk kesehatan dan pendidikan anakku, Mbak.
BalasHapusjangan salah mbak, masih banyak lho yang tau gunanya tapi ngegampangin. alasannya simpel, mulai dari jarang sakit, nyetir udah jago sampe takut dikibulin agen.
Hapusiya mbak, asuransi kesehatan dan pendidikan penting banget. lebih penting mencegah daripada mengobati
Dpt asuransi dari kantor suami..terbantu banget saat lahiran,cek hamil, imunisasi anak 2
BalasHapusButuh butuh banget
iya kaaaan? memang harusnya seperti itu sih hehehe, jadi kalo keluarga karyawan terjamin, karyawan juga jadi lebih bisa fokus kerja heheehe
HapusAdik saya juga agen asuransi dan banyak ngasih masukan juga sih. Iya mendingan asuransi yg udah ngetop dan punya catatan yg baik aja
BalasHapusWkwkwk..penting ga yak? Kalau lagi diperlukan sih penting ... #kabooorah
BalasHapushi mbk , perkenalkan saya jemi, saya liat blog mbak sangat padat pembahasanya .salam
BalasHapus